Happy reading All 🥀Saat Liona berada di gerbang mansion nya dia mendengar keributan, Liona segera berlari ke dalam mansion dan dia melihat Alvarez sedang memarahi Ares dan Leon dengan keadaan masih menggunakan pakaian kantor Nya.
Liona segera berlari ke arah mereka dan berusaha memeluk tubuh tegap Alvarez supaya tidak memukul Ares dan Leon.
Alvarez yang mendapatkan pelukan yang tiba tiba membulatkan matanya dan melihat siapa yang berani memeluknya.
"Kak Al jangan marahin Ano dan kak Ares mereka nggak salah" Ucapan yang dikeluarkan Oleh Liona membuat ketiga pemuda itu langsung mengalihkan pandangannya ke arah liona.
"Kamu kemana aja sayang, kakak khawatir loh, kamu tidak apa apa kan?" Ucap Alvarez dengan nada khawatir sambil terus menerus mengecek kondisi tubuh Liona.
"Ona tidak apa apa kak Al, Ona hanya tersesat saat di taman" ucap Ona sambil tetap memeluk Alvarez.
"Maafin Ona ya kakak soalnya Ona bohong, Ona cuma tidak mau kak Al, kak Ares dan Ano khawatir sama Ona" batin Ona.
"Kak Al jangan marahin kak Ares dan Ano lagi ya mereka tidak salah" ucap liona dengan wajah garangnya. Mereka bukannya takut malah Semangkin gemes.
"Dipikir seram apa" Ucap Leon sambil tertawa kecil.
Liona yang mendengar ucapan Leon membulatkan matanya dan memukul lengan Leon membuat Leon meringis.
"Sakit ya, maafin Ona ya soalnya Ano nyebelin" ucap Liona sambil mengusap lengan Leon untuk menghilangkan rasa sakitnya.
"Aduh sakit banget" Ucap Leon dengan mata berkaca-kaca sehingga Liona semangkin meniup lengan Leon.
"Ayok Ano kita ke kamar saja supaya Ona tiup sampai sembuh" Ucap Liona sambil menarik tangan Leon menuju kamarnya.
Leon segera berjalan mengekori Liona menuju ke kamarnya, Leon melirik sekilas ke arah para abangnya dan tersenyum miring membuat para abang nya semangkin kesal.
Licik sekali. Batin mereka
Mereka yang tidak mau kalah mengikuti Liona ke dalam kamarnya supaya Leon tidak memonopoli Liona.
Ares yang memiliki ide licik mengambil cutter di saku celananya yang dia bawa kemana-mana tanda waspada, dia menggores jarinya sedikit sehingga mengeluarkan darah.
Sesampainya di dalam kamar Liona Ares dengan wajah pucat nya, darah yang bercucuran dari tangan nya membuat Ona khawatir bukan main.
Liona menarik tangan Ares supaya duduk di ranjangnya lalu Ana mengambil kotak obat untuk mengobati luka Ares.
"Kak Ares Kenapa kok tangannya sampe berdarah gini lain kali hati hati ya" ucap Liona dengan nada khawatir sambil fokus mengobati luka Ares.
Ares hanya diam saat mendengar Omelan lucu yang dikeluarkan oleh Liona bahkan Ares hanya tersenyum kecil.
"Nah sudah selesai, kak Ares harus hati hati ya lain kali , jangan sampai luka lagi" ucap Liona sambil meletakkan kotak obat itu ketempat Nya.
"Kalian disini dulu ya Ona mau masak makan malam dulu nanti kalau sudah selesai Ona panggil" ucap Liona dan berjalan menuju dapur untuk memasak makanan.
Setelah kepergian Liona Alvarez dan Leon memandang tajam ke arah Ares yang telah berhasil memonopoli Liona.
"Kau licik Ares" ucap Alvarez dengan nada datarnya.
"yes it's me, and it's because of Liona" Ucap Ares sambil tersenyum miring yang mana membuat Alvarez dan Leon semangkin terpancing emosi Nya.
Setelah mengatakan itu Ares pergi untuk menyusul Liona dan meninggalkan Alvarez dan Leon yang sedang menahan emosi Nya.
Ares melihat Liona yang sedang bergelut dengan peralatan dapur, wajah Liona tertutup oleh sebagian rambut nya membuat liona Susah untuk melihat.
Ares menghampiri Liona dan mengikat rambut liona menggunakan ikat rambut yang sengaja dia bawah dari kamar Liona.
Liona yang mendapat perlakuan mendadak itu seketika terkejut dan melihat Area yang sedang mengikat rambutnya dengan penuh hati hati.
"Terimakasih kak Ares, kakak bisa tolong panggil kak Al dan Ano tidak karena makan malam nya sudah siap" ucap Liona sambil membereskan makanan nya.
Ares tidak menjawab pertanyaan Liona dia segera mencium pipi Liona dan pergi untuk memanggil Alvarez dan Leon.
Setelah Liona selesai menata makanan di meja makan tidak lama kemudian Alvarez, Ares dan Leon datang sebelum duduk di tempat masing-masing mereka menyempatkan untuk mencium pipi Liona secara bergantian.
Mereka mengambil makanan mereka masing-masing tetapi Liona melihat Ares kesulitan untuk memakan makanannya.
"Tangan kak Ares masih sakit, ayok Liona suapin" Ucap Liona kemudian pindah ke samping tempat duduk Ares, Liona menyuapi Ares dengan telentan.
"Kamu juga harus makan" ucap Ares sambil menyuapkan Liona makanan dengan sendok yang sama, mereka makan dengan satu sendok berdua.
Alvarez dan Leon semangkin memandang Ares dengan tatapan permusuhan yang kentara, Ares hanya membalas mereka dengan senyum miring tanpa diketahui oleh Liona.
Setelah selesai makan malam Liona segera membereskan piring makan dan mencucinya di dapur sehingga meninggalkan ketiga pemuda itu yang saling melayangkan tatapan tajam Nya, ralat cuma dua pemuda yang satunya memandang mereka dengan tatapan kemenangan nya.
Di mansion ini memang tidak diperkerjakan asisten rumah tangga karena mereka tidak ingin kejadian masa lalu terulang kembali karena saat umur Liona 3 tahun ada asisten rumah tangga yang berkhianat dan meracuni Makanan Liona sehingga Liona koma untuk beberapa bulan, maka dari itulah Liona dipindahkan ke rumah kakak nya.
"Berhenti berpura-pura bodoh, bahkan luka ditangan mu itu tidak seberapa jadi jangan mencari kesempatan dalam kesempitan Ares" ucap Alvarez dengan nada datarnya.
"Jangan memonopoli Ona dengan alasan luka ditangan mu itu kak" ucap Leon berusaha untuk sabar saat Ares terus menerus memonopoli Liona.
"Kalian tidak berhak melarang ku" ucap Ares sambil tersenyum mengejek ke arah Alvarez dan Leon.
Ucapan Ares semangkin memancing emosi Alvarez, Alvarez siap untuk memberikan pukulan kepada Ares, tetapi sebelum mengenai wajah Ares teriakan yang berasal dari Liona mengejutkan mereka.
"KAK AL APA APAAN SIH" Ucap Liona dengan nada marahnya dan menjauhkan Ares dari Alvarez.
"Kak Ares tidak apa apa kan, ada yang sakit nggak" Ucap Liona sambil mengecek kondisi Ares.
"Kak Al apa apaan sih kenapa mau mukul kak Ares, kak Al tahu kan kak Ares baru aja terluka kenapa kakak mau mukul kak Ares, Ano juga kenapa tidak melarang kak Al untuk memukul kak Ares, kalian jahat banget sih" Ucap Liona dengan nada marah.
"Ona bukan begitu kamu salah paham" ucap Leon berusaha menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
"Kalian harus meminta maaf kepada kak Ares baru Ona maafin" Ucapan Liona membuat Ares Semangkin menggembang kan seringainya.
"Tapi-" sebelum Alvarez melanjutkan ucapannya Liona lebih dulu menyelanya.
"Ano dan kak Al harus meminta maaf kepada kak Ares kalau tidak Liona marah kepada kalian"ucap Liona dengan nada marah nya.
"Sorry" ucap Alvarez dan Leon dengan ogah-ogahan.
"Lain kali tidak boleh seperti itu lagi ya" ucap Liona menasehati.
Mereka hanya mengangguk kan kepalanya kemudian Leon dan Alvarez melangkahkan kakinya menuju kama masing-masing untuk tidur.
"Kak Ares juga tidur sana, Good night kak Ares" ucap Liona sambil mencium pipi Ares kemudian melanjukan langkahnya menuju kamarnya.
"Night too Ona" ucap Ares kemudian pergi ke kamar Nya.
1095 kata
Votmen nya jangan lupa ya 🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi to twins antagonis
Fiksi RemajaLavina Calista Dominic, anak perempuan satu satunya dari pasangan Berliana sintesa Dominic dan Edward Martin Dominic yang merupakan anak putri kesayangan dalam keluarga Dominic. Anak yang selalu dimanjakan dan tidak akan dibiarkan untuk keluar dari...