Happy reading 🥀
Liona sekarang berada di sebuah taman bermain disebelah pasar malam lebih tepatnya Liona berada di tepi danau yang sepi untuk menikmati indahnya pemandangan di danau pada saat malam hari karena di kehidupan sebelumnya dia tidak pernah merasakan Nya.
"Kak Al kenapa ya kok Ona nggak boleh kangen sama mommy dan Daddy" ucap Liona berbicara dengan dirinya sendiri.
"Atau mungkin kak Al lagi capek ya sama kerjaan nya dan nggak bisa menahan emosinya jadi kak Al marah marah" ucap liona yang masih berusaha berpikir positif terhadap sang kakak.
"Pasti kak Al lagi capek makanya marah marah, tapi kak Al marah nya serem kaya monster, Ona kan jadi takut" ucap Liona.
Sedangkan di sisi lain Leon dan yang lainya kecuali Alvarez sedang kelimpungan mencari keberadaan Liona di sekitar pasar malam dan mereka masih terus berusaha mencarinya dan sekarang berada di taman bermain di dekat pasar malam.
"Kamu kemana sih sayang, Jangan bikin kakak khawatir" ucap Ares dengan nada khawatir Nya.
"Kalau Liona Kenapa-kenapa gue nggak akan pernah maafin Lo bang" bentak Leon kepada Ares.
"Itu Liona nggak sih" Tanya Dion saat melihat ke arah tepi danau.
Mereka mengalihkan pandangannya ke arah tepi danau dimana mereka melihat siluet gadis mungil yang sedang duduk dengan memeluk kedua lututnya sambil melihat ke arah air danau.
Mereka segera menyusul Liona takut terjadi apa apa kepadanya dan melakukan hal hal nekat yang membuat mereka menyesalinya.
Disaat mereka tiba di tepi danau ternyata dugaan mereka benar bahwa itu adalah Liona yang masih tidak menyadari kehadiran mereka.
"Hey sayang, Are you okay?" Tanya Ares dengan nada khawatir nya sambil memeluk tubuh Liona dari belakang Membuat nya tersentak akibat pelukan yang tiba tiba dari Ares.
"I'm okay" jawab Liona mengalihkan pandangannya ke arah Ares.
"Kak Al mana kok nggak ada, atau kak Al marah ya sama Ona" Tanya Liona mencari keberadaan Alvares.
"Kak Al nya lagi nungguin Ona di mobil, makanya Ayo kita susul kak Al ke mobil" jawab Ares kepada Liona.
"Kak Al nya marah ya sama Ona" Tanya Liona dengan mata berkaca-kaca.
"Mana mungkin kak Al Nya marah sama adek kesayangan nya ini, mungkin kak Al Nya lagi capek makanya nggak nyusul Liona" hibur Ares menyakinkan Liona.
"Ano, kak Al marah ya sama Ona" Tanya Liona kepada Leon.
"Ona nggak usah sedih nanti Ano juga sedih" Ucap Leon yang tidak tahan melihat Liona bersedih.
"Ano jangan sedih, Ona nggak sedih kok buktinya Ona senyum" ucap liona menunjukkan senyuman Nya.
"Ayok kita pulang nanti kak Al lama nunggunya" Ucap Liona kepada Leon.
Leon mengangguk kan kepalanya tanda setuju terhadap perkataan Liona dan menggendongnya supaya Liona tidak kecapekan.
"Kenapa di gendong ih, Ona kan udah gede bisa jalan sendiri" Tanya Liona kepada Leon.
Leon mengabaikan perkataan Liona dan segera melangkahkan kakinya dengan Liona yang berada dalam gendongan Nya dan membawanya menuju parkiran dan diikuti oleh yang lainya.
Sesampainya diparkiran Leon melihat Alvarez yang sedang menunggu mereka.
Leon hanya meliriknya sekilas dan melanjutkan jalannya lalu masuk ke dalam mobil Alvarez dan melihat keadaan Liona yang sedang tertidur pulas di pundaknya.
Leon merapikan kondisi Liona sehingga Liona merasa nyaman dipelukannya dan tidak kesusahan dalam tidurnya.
Tidak lama kemudian Ares dan yang lainya datang untuk menyusul dan melihat Alvarez yang masih berdiri di samping mobilnya.
Alvarez yang melihat kedatangan Ares segera memasuki mobilnya dan siap untuk mengendarai mobil Nya.
Ares segera memasuki mobil dan berpamitan dengan teman temannya, Alvares segera mengendarai mobil nya dan meninggalkan area pasar malam yang sudah dalam keadaan sepi.
🥀
Mobil Alvares memasuki perkarangan mansion Nya dan segera memakirkan kendaraan nya di garasi khusus untuk mobil.
Mereka keluar dari mobil dengan Liona yang berada dalam gendongan Leon dan melangkahkan kakinya menuju kamar Liona untuk menidurkan nya.
Tetapi pergerakan Leon terhalang oleh suara bariton gan dikeluarkan oleh Alvares.
"Berhenti Leon, berikan Liona kepada saya dan kamu segera kembali ke kamar mu untuk beristirahat" ucap Alvares kepada Leon yang tidak dihiraukan oleh nya dan melanjutkan langkahnya menuju kamar Liona membuat Alvares berusaha untuk menahan emosinya.
"Udah bang biarkan dia bersama Liona untuk sekarang" Ucap Ares kepada Alvares.
"Gue udah bilang kan kendalikan emosi Lo bang kalau nggak Liona bisa takut dan menjauh dari Lo dan saat itu tiba gue nggak akan pernah biarin Liona untuk dekat dengan Lo ataupun Leon" Ucap Ares memperingati Alvares dan mengalihkan pandangannya dari punggung Leon yang sedang membawa Liona sampai menghilang.
Setelah mengucapkan perkataan itu Ares menyusul untuk pergi ke kamar nya dan meninggalkan Alvares yang terdiam di tempatnya.
Sedangkan di kamar Liona, Leon sedang menidurkan Liona di kasur empuk milikinya.
Disaat Leon ingin meninggalkan kamar Liona, tangan mungil Liona menggenggam tangan Leon dengan mata yang masih terpejam.
"Ona kangen mommy dan Daddy hiks" ucap liona dengan keadaan setengah sadar.
Mendengar apa yang diucapkan oleh Liona membuat Leon menghentikan langkahnya dan berbalik ke arah Liona.
"Kamu akan baik baik saja selama aku ada disini dan nggak akan membiarkan mereka mengambil kamu dari aku Ona" Ucap Leon tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah Liona.
"Ona Langen mommy dan Daddy hiks, pengen ketemu mereka" ucap Liona mengigau dalam tidurnya.
Leon mengambil posisi di samping Liona dan berniat untuk tidur bersama nya supaya Leon bisa berada disisi Liona disaat Liona kengen dengan sosok sang mommy.
"Aku akan selalu berada disisi mu dan nggak akan membiarkan mereka merebut kamu dari aku" Ucap Leon dengan mata berkilat emosi.
Leon segera tidur dengan tangan masih memeluk pinggang ramping Liona lalu memejamkan matanya dan tertidur pulas.
Sedangkan di depan kamar Liona ada seorang pria yang memperhatikan apa yang dilakukan oleh Leon dengan tatapan yang tidak bisa dimengerti.
Pria itu menggembangkan senyum miring nya dengan gaya yang tetap terarah ke arah Liona dan melangkahkan kakinya meninggalkan tempat itu.
"Bermimpi lah sekarang dan gue akan menghancurkan mimpi Lo itu berkeping-keping dan gk akan bisa disatukan lagi" gumam pria itu sebelum meninggalkan tempat itu.
Votmen.
Sorry pendek soalnya kehilangan ide dan sorry juga nggak jelas bikin cerita Nya
962 kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi to twins antagonis
Fiksi RemajaLavina Calista Dominic, anak perempuan satu satunya dari pasangan Berliana sintesa Dominic dan Edward Martin Dominic yang merupakan anak putri kesayangan dalam keluarga Dominic. Anak yang selalu dimanjakan dan tidak akan dibiarkan untuk keluar dari...