Happy reading 🥀.
Malam hari telah tiba, matahari mulai terbenam dan bulan memunculkan diri dengan sinar yang bisa menerangi bumi.
Liona, Ares dan Alvarez sudah bersiap untuk pergi bersama menuju pasar malam untuk menghabiskan waktu bersama dan membuat kenangan Indah dan bahagia walaupun tidak bersama dengan orang tua Nya tetapi mereka masih merasa bahagia Karena masih mempunyai satu sama lain untuk menjadi rumah ternyaman untuk mereka pulang.
Tetapi harapan Alvarez hancur untuk menghabiskan waktu hanya bertiga dengan Ares dan Liona dipasar malam karena disaat mereka membuka pintu rumah menuju garasi mobil Alvarez melihat sekolompok pemuda yang sedang menunggu mereka di pagar rumah.
"Kalian jadi ikut, Ona kirain kalian cuma bercanda" ucap Liona saat melihat mereka yang sudah Stand bay di depan pagar rumah mereka.
"Jadi dong, mana mungkin kita menolak ajakan untuk ke pasar malam apalagi ada Liona yang cantik" goda Roni yang membuat pipi Liona Ngeblush seketika dan menutupi nya dengan menundukkan kepalanya.
"Mereka ikut, boleh kan kak?" Tanya Liona kepada Alvares dengan menunjukkan puppy eyes nya, mau tidak mau Alvares harus menuruti permintaan Liona karena tidak tega untuk menolak Nya, akhirnya Alvares mengangguk kan kepalanya tanda setuju.
"Thanks you my brother" ucap liona dengan nada Riang nya kemudian memeluk sang kakak yang membuat Alvarez tersenyum tipis dan beberapa dari mereka atau semuanya memandang Alvares dengan tatapan cemburu Nya.
Alvarez segera membawa Liona menuju mobilnya dan diikuti oleh Leon dan Ares.
"Ona duduk dibelakang aja sama Ano" Ucap Liona kepada Alvares dan melangkah menuju jok belakang yang disebelahnya ada Leon.
Alvarez mengendarai mobilnya dengan kecepatan rata rata supaya Liona tidak kedinginan di dalam perjalanan dan dibelakangnya diikuti oleh beberapa sepeda motor milik teman teman Ares.
Sesampainya di lokasi yang ingin dituju mereka memakirkan kendaraan masing-masing.
"Kak Al, Ona mau naik wahana dan mencoba semua jajanan disini boleh kan" ucap liona kepada Alvares tanpa mengalihkan pandangannya dari Area pasar malam.
"Anything for you darling" jawab Alvarez.
Mereka berjalan dengan santainya untuk menelusuri pasar malam yang berada di pusat kota dan didatangi oleh lumayan banyak orang-orang sehingga Alvares, Ares maupun Ano sangat waspada untuk menjaga Liona supaya mereka tidak kehilangan jejek Liona.
Mereka mulai menaiki beberapa wahana yang diiringi tawa kebahagiaan dari Liona yang membuat mereka tidak ingin melewatkan kesempatan itu.
Alvarez tubuh menyesali perbuatannya untuk menyetujui ajakan Liona untuk Datang ke pasar malam ini dan menunda acara meeting dengan klien dari luar negri Karena bisa melihat wajah bahagia Liona yang tertawa dengan bebas dan membuat nya selalu ingin melihatnya dan tidak akan pernah membuat kebahagiaan itu berakhir.
Liona sangat senang karena bisa menikmati malam ini dengan menaiki beberapa wahana yang belum pernah dia rasakan di kehidupan sebelumnya.
Aku jadi kangen mommy dan Daddy, andai saja aku bisa merasakan semua ini saat bersama keluarga ku sebelumnya pasti sangat menyenangkan. Batin Liona yang teringat kenangan Indah bersama keluarganya dulu.
"Hey, kamu Kenapa kok kelihatan nya sedih gitu" Tanya Gerald yang menyadari keterdiaman Liona.
"Ona tidak apa apa kok" jawab Liona memaksakan untuk tersenyum tetapi disadari oleh mereka.
"Kakak nggak suka Adek pembohong Liona" ucap Alvarez yang tidak mau Liona menyembunyikan masalah dari nya.
"O-ona kangen mommy dan Daddy, kapan mereka akan pulang, Ona juga pengen liburan bersama Daddy dan mommy seperti teman teman Ona yang lainnya" Ucap Liona memandang sang kakak dengan mata yang berkaca-kaca.
Alvares dan Ares yang mendengar ucapan yang dikeluarkan oleh Liona tidak bisa menahan kesedihannya disaat Adek yang pengen mereka bahagian seketika menjadi sedih disaat mengingat kedua orangtuanya yang telah meninggalkan mereka bertahun tahun hanya untuk pekerjaan mereka.
"Tapi Ona udah senang kok karena Ona punya kak Al, kak Ares, Ano dan kalian semua jadi Ona tidak kesepian" ucap liona yang memaksakan senyumannya supaya mereka tidak mengkhawatirkan.
"Kamu nggak usah mengingat mereka lagi Liona kalau tidak kakak akan marah kepada mu" Ucap Alvares yang tidak ingin Liona sedih hanya gara gara orang orangan yang telah meninggalkan mereka selama bertahun-tahun.
"Ta-tapi-"
"Kakak bilang tidak ya tidak Liona" ucap Alvarez yang terlanjur meninggikan suaranya kepada Liona yang membuat Liona seketika terdiam dan menundukkan kepalanya.
"Lo kenapa ngebentak Liona sih bang, emang dia salah kalau dia kangen sama mommy dan Daddy, emang Lo nggak kangen sama mereka, Lo keterlaluan tau nggak" ucap Leon yang tidak mengerti kenapa Abang tertuanya Sanga sensitif apabila membicarakan kedua orangtuanya.
"Kamu nggak tau apa apa Leon jadi nggak usah ikut campur" ucap Alvares masih berusaha menahan emosi Nya.
"Kalau Lo ada masalah sama mommy dan Daddy nggak usah kek gini juga dong, Liona cuma kangen sama mommy dan Daddy begitu pun gue emang ada yang salah ya kalau kami kangen sama mommy dan Daddy?" Ucap Leon yang tak habis pikir.
"SUDAH SAYA BILANG JANGAN BAHAS MEREKA LAGI LEON" Bentak Alvares yang sudah kepalang emosi membuat mereka menjadi pusat perhatian karena suara Alvares yang begitu keras.
"Kenapa sih bang saat gue atau Liona bahas mommy dan Daddy Lo selalu marah marah nggak jelas, Lo nggak liat Liona kangen sama mommy dan Daddy, emang Lo nggak kangen sama mereka" ucap Leon yang sudah mulai muak.
"SAYA BILANG DIAM LEON" bentak Alvares yang membuat Liona semangkin terkejut.
"LO YANG SEHARUSNYA DENGERIN GUE BANG" Bentak Leon kepada Alvares.
"Dimana sopan santun Lo Leon, kenapa Lo ngebentak bang Al seharunya Lo nggak usah bahas ini lagi dan Lo nggak akan pernah paham apa yang sebenarnya terjadi" Ucap Ares yang tidak terima Leon meninggikan suaranya kepada sang kakak.
"Lo berdua yang keterlaluan tau nggak" ucap Leon yang ingin melayangkan pukulan ke arah Ares yang terhenti disaat Liona Menarik ujung baju Leon membuat Leon mengalihkan pandangannya ke arah Liona yang sedang menggelengkan kepalanya dengan mata berkaca-kaca yang membuat Leon mengurung kan niatnya.
"O-ona ingin ke toilet dulu" ucap Liona kemudian melangkahkan kakinya untuk mencari dimana toilet berada.
Leon yang melihat Liona pergi sendirian mengikuti Liona dari belakang takut terjadi apa apa kepada-nya.
Roni, Dion, Zion, dan Gery yang melihat kejadian itu hanya terdiam dan merasa tidak tega melihat Liona dalam kondisi tersebut.
Sedangkan Gerald berusaha menahan emosinya karena melihat Liona menitihkan air mata karena dua orang Kakaknya itu yang membuat Gerald ingin membunuh mereka berdua yang berani membuat Liona sedih.
Gerald menyusul Leon yang akan mencari Liona dan diikuti oleh mereka meninggalkan Alvares dan Ares yang masih terdiam di tempat itu.
"Udah gue bilang kendalikan emosi Lo bang, gue yakin pasti Liona takut ngeliat Lo sekarang" Ucap Ares memperingati Alvares.
"Kamu susul Liona pastikan dia baik baik saja , saya akan menunggu kalian dia mobil" Ucap Alvares tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Ares dan melangkahkan kakinya menuju Area parkiran untuk menunggu Liona.
Ares hanya menghela nafas gusar dan melangkah mencari keberadaan Liona untuk mengajaknya pulang.
Votmen.
1100 kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi to twins antagonis
Fiksi RemajaLavina Calista Dominic, anak perempuan satu satunya dari pasangan Berliana sintesa Dominic dan Edward Martin Dominic yang merupakan anak putri kesayangan dalam keluarga Dominic. Anak yang selalu dimanjakan dan tidak akan dibiarkan untuk keluar dari...