Haaii, semuanya!
Semoga suka sama part kali ini, ya! 🌺RENJANA 08 - MANTAN CRUSH
###
"Mulai hari ini ada gramedia keliling di sebelah Taman Cempaka. Katanya, sekalian pasar malem buka. Kalian gak ada niat ke sana?"
Mata kuliah siang ini mendadak kosong. Sebenarnya, sudah sempat berjalan seperempat jam, namun entah karena urusan semendesak apa dosennya memilih undur diri dulu. Sebagian mahasiswa sudah ada yang pulang, namun sebagian masih bertahan dan bergosip. Terutama cewek-cewek.
Termasuk Maza, ia melingkar bersama Kara, Fani, Ahda, dan Saira. Sebagian dari kelimanya memang bertempat di kos-kosan, tapi ada juga yang di rumah orangtua.
"Biasanya isinya apaan, sih, gramedia keliling gitu?" tanya Saira. Ia anak mageran di kelas.
"Buku. Ada yang obral, ada yang normal. Kadang dibarengi pameran lukis juga. Itu lukisan biasa dipajang, dilelang juga. Bagus-bagus!"
"Mahal, dong?"
"Yang biasa juga ada kali," sahut Maza.
Ia pernah mengikuti lelang lukisan orangtuanya beberapa kali. Ada yang dengan cara lelang seperti biasa, juga ada yang memang langsung dijual.
"Ke sana, yok?" ajak Kara. "Gue lagi males sama Fayan. Doi sibuk mulu."
Fani terkekeh, "Makanya, cari pacar jangan kejauhan umurnya. Beda lima tahun woy, ya jelas dia lagi sibuk kejar karir."
"Gak papa kali, gue suka kok spek om-om begitu," bela Kara.
Setelah banyak perdebatan alot, akhirnya mereka menemukan jalan keluar: jalan ke mal. Namanya juga cewek.
Entah apa yang akan mereka lakukan, yang penting kini mereka sudah tiba. Sedikit-banyak melihat pakaian walaupun nggak beli, juga mengecek harga skincare barangkali sedang diskon.
"Parfum ZARA turun," celetuk Kara. Ia melihat pajangan parfumnya dari luar. "Lo gak pengen, Za?"
Maza meringis, "Masih ada. Kalo gue beli mulu dimarahin abang."
"Emang kak Sakha suka marah gitu?" tanya Saira.
"Dia marahnya bawel, cerewet, nyebelin," tambah Maza. Mood-nya memburuk mengingat belakangan ini kakaknya itu suka ngomel.
Agak merasa lelah, mereka putuskan untuk berhenti di sebuah restoran ramen. Ramai banget. Oh, pantas. Ini memang masih jam makan siang.
Sambil menunggu pesanan sambil kembali mengobrol. Untuk kali ini obrolan mereka lebih bermanfaat sedikit. Membahas prestasi-prestasi mahasiswa kampusnya yang bisa dijadikan motivasi.
"Loh, Maza," suara seseorang membuat Maza menoleh.
Wajahnya pias menatap laki-laki yang memanggilnya. Sementara orang itu tersenyum manis seakan tidak ada sesuatu yang aneh.
Kara menatap laki-laki itu tajam, siaga. Sementara Fani dan yang lain bertanya-tanya siapa dia. Bukan anak kampus yang sama. Sepertinya mereka juga tidak pernah bertemu, bahkan tidak tahu kalau Maza mengenalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RENJANA (On Going)
RomanceMazaya Sahila, mahasiswi semester awal prodi sastra inggris yang sibuk melakukan banyak kegiatan untuk menghilangkan patah hati masa lalunya. Sebenarnya, ini bukan salah mantan crushnya itu sepenuhnya. Namun lebih karena seorang Maza suka menjadikan...