11 - NGEDROP

38 2 1
                                        

Welcome back, Everyone!

Semoga suka part kali ini, yaa!

Jangan lupa supportnya hehehe terima kasih :)


== == ==

RENJANA 11 - NGEDROP

Playlist: 2002 – Anne Marie (Official Video)

== == ==

Rumah Maza | 16.35

Tok! Tok! Tok!

"Masuk aja," sahut Maza yang masih fokus pada tontonan di tabletnya. Kali ini sudah serial drama kedua, episode terakhir.

Begitu pintu terbuka, fokus Maza dari tablet teralihkan. Matanya membesar begitu melihat sosok Hima datang membawa beberapa paper bag, dan... satu buket bunga.

"Sore, Cantik," sapa Hima. "Gue bawain buah sama bunga. Nih."

"Makasih," Maza menyambut bunga itu dengan riang. Harum sekali. Bunga tulip putih dengan kartu ucapan agar cepat sembuh. "Gue suka banget, Kak."

Hima mengambil duduk di kursi dekat kasur, "Beneran kalo gitu. Ehm, gimana? Udah mendingan, kan?"

Tangan Hima terulur menyentuh kening Maza untuk mengecek suhunya. Seketika wajah Maza memerah panas, terkejut disentuh oleh Hima.

Alis Hima mengerut—sok serius, "Merah mukanya. Masih demam banget, ya? Apa gimana?"

"Ish," gerutu Maza kesal, menyembunyikan wajahnya yang memerah dengan selimut.

Hima terbahak puas dan mengusap kepala Maza lembut, "Yang penting cepet sembuh, ya. Mau makan apa? Gue beliin dulu."

"Nggak perlu, entar ngerepotin kakak," tolak Maza halus. "Gue udah baik-baik aja, kok. Ini lagi nonton drama dari tadi pagi."

Hima manggut-manggut, pamit ke dapur untuk mengupas buah sementara Maza melanjutkan drama yang tinggal setengah.

Meski tinggal ending, Maza tidak dapat fokusnya sama sekali. Semua direbut bersama Hima yang menghilang dari balik pintu. Ia masih kepikiran soal tadi. Apa lelaki itu ke sini hanya sebatas formalitas karena sedang dekat dengannya?

Karena kembali lagi, ia tak menerima satupun pesan dari Hima. Is she think too much? Hmm.

"Ngelamun," suara Sakha mengejutkan Maza. "Itu film lagi muter, otak lo mikir ke mana. Gak usah banyak pikiran, Za. Bagi ke gue, lo mikir apa."

Maza terkekeh, "I'm okay. Nothing matter, Kak."

"Kelihatan udah seger," gumam Sakha. Ia tersenyum menatap adiknya yang mulai sehat.

Tak lama, Hima kembali dari dapur dengan membawa piring berisi buah-buahan penuh. Banyak buah segar; pir, anggur, dan apel.

"Wih," Sakha antusias melihat piring buah itu. "Effort banget tumben."

"Anjing lo," umpat Hima.

Sakha terkekeh dan pamit keluar setelah mencomot buah anggur milik Maza. Kini tinggallah mereka berdua di kamar, merutuki sikap Sakha yang seenaknya.

Hima menemani Maza menonton drama di detik-detik terakhirnya sambil menyuapi gadis itu buah. Sesekali Hima mengomentari lakon drama itu karena berulang kali dipuji tampan oleh Maza.

"Gantengan juga gue," rutuk Hima kesal.

"Hahah, beda," balas Maza santai, tangannya teralih menarik lembut rambut Hima, memainkannya asal di sana.

RENJANA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang