05 - NGAPEL?!

38 3 0
                                    

Semoga suka, yaaa!

###

Sore ini Sakha dan Kafa sedang berkumpul untuk mempersiapkam presentasi tugas kelompok mereka kemarin. Tugas tulisnya sudah selesai, dilanjut dengan presentasi. Harusnya mereka bertiga, tapi hari ini Hima memutuskan absen kuliah.

Kiranya sudah tiga hari ini Hima menahan diri dari lingkungannya. Baik Sakha maupun Kafa sudah memaklumi hal itu, karena mereka tahu kondisi Hima. Tapi biasanya hanya sehari tidak sampai, namun kali ini Hima menarik dirinya sampai tiga hari.

"Lo udah ngechat Hima, Kha?" tanya Kafa. Raut wajahnya khawatir sambil terus mempelajari power point yang mereka buat.

"Udah," balas Sakha. "Gue bilang juga dia dicariin Maza, terus katanya tadi udah enakan. Ntar malem kalian main aja ke rumah sekalian mabar."

Kafa hanya manggut-manggut mendengarnya. Dia cukup yakin semua akan baik-baik saja.

Keduanya berlatih presentasi sampai hari mulai gelap,

kemudian langsu

ng menuju rumah Sakha untuk kumpul mabar. Tinggal Hima, Raka, dan Nofan.

Sementara menunggu mereka, Sakha dan Kafa segera mandi dan berganti baju.

Maza sendiri sedari tadi di dalam kamar. Bahkan dia sama sekali tidak tahu kalau teman-teman kakaknya akan datang bermain. Biasanya, kalau disuruh Sakha dia baru membuatkan minuman dan menyiapkan camilan ringan.

Tiba-tiba handpone-nya bergetar.

Hima:
Kata Sakha kemarin nyariin. Maaf, yaaa? Kemarin kenapa, Za?

Maza:
No problem, Kak. Take ur time hehe. Cuman mau ngembaliin jaket kak Hima yang waktu ituuuu. Inget nggak?

Hima:
Yang waktu gue anterin pulang itu?

Maza:
Iyaaa bener, 100 buat kakak 😬

Hima:
Proud of myself 😌

Maza:
Gue kembaliin mingdep pas ngampus aja gimana?

Hima:
Ini gue lagi OTW ke rumah lo, loh. Diajak Sakha ngumpul sama yang laen. Masa ngga tau, Za?

Maza:
Loh, iya kah? Ya udah ntar gue kasih di sini aja yaa.

Hima:
Iya cantikk terserah haha.

Maza:
Kak 🙏🏻

Hima:
Kenapa kenapa?

Maza:
Nooo, nothing 😔 hati-hati yaa

Setelah mengirim pesan barusan Maza langsung ngereog. Sontak dia menelungkupkan wajahnya ke bantal menahan semburat merah yang muncul karena dibilang cantik oleh Hima.

Sejurus kemudian dia tersadar. Oh, c'mon, Girls! Of course you're pretty! Masa dibilang gitu aja langsung baper?!

Tapi ... ini Hima. FAAAGGGHH!

Maza bergegas ke bawah dan menemukan sosok Sakha bersama Kafa sedang menyiapkan karpet di ruang tengah. Kakaknya itu mendongak, mengerutkan alis melihat tingkah Maza yang sedikit... aneh. Wajah-wajah sisa salting dengan senyum tertahan masih erlihat.

"Ngapain lo?" tanya Sakha. "Habis dibikin baper siapa sampe senyum-senyum gitu? Payah banget."

Kafa yang mendengar penuturan Sakha akhirnya ikut mendongak. Ia terkekeh melihat wajah Maza. Cantik, tapi lucu karena lagi salting.

"Apaan, dah!" pekik Maza membuat euphoria yang tadi dia rasakan seketika lenyap. "Lo kalo mau ngumpul kasih tau gue, kek!"

"Biar apa? Biar bisa ngapel Hima?" balas Sakha telak.

RENJANA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang