Mereka semua tampak tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Ina, Begitu pula Amelia juga tampak tidak mengerti.
"Kebalikan, apa yang sedang kau bicarakan?"
"Em... bagaimana cara ku menjelaskannya, mungkin singkatnya itu sesuatu yang terlahir dari suatu kebalikan Mahluk"
"Maksud mu seperti kepribadian lain?"
"Mungkin bisa dibilang seperti itu tapi sesuatu itu tercipta dan terlepas dari apa kebalikan lainnya, maksud ku adalah sesuatu itu memiliki kehendak sendiri"
"Apakah yang kau maksud seperti Gura yang kemarin kami temui?"
"Huh apa kemarin? siapa yang kau maksud"
"Oh benar juga kami lupa memberitahu mu kalau kami bertemu dengan Sosok yang em.. aku tidak bisa bilang kalau itu mirip Karena mereka benar-benar hampir sama persis, hanya saja perasaan yang dia berikan itu sangat tidak enak untuk dirasakan"
"Apakah perasaan itu Seperti yang dikeluarkan oleh batu ini?"
Ina menunjuk kearah batu itu kepada Amelia dengan wajah yang penasaran namun yakin.
"Benar meskipun samar tapi aku yakin karena yang ku rasakan saat itu juga mirip dengan batu ini"
Ina mengambil sebuah Kesimpulan dengan memegang dagunya.
"Aku harus menyebutnya apa? Bagaimana jika aku memanggilnya Dark Gura"
"Ya aku setuju akan hal itu karena akan merepotkan untuk membedakan dia dan Gura yang asli"
"Lalu ada apa kalian menemui ku? kalian tidak menemui ku hanya untuk hal yang tidak berguna bukan?"
"Tentu saja tapi Tujuan kami kemari juga ada hubungannya dengan hal ini karena it-"
*tang tang-
Sebuah Suara yang berasal dari Lonceng yang sedang di bunyikan sampai ketempat itu, wajah Amelia dan Gura menjadi bingung dengan itu.
"Gura bukankah ini aneh?"
Gura membuka jendela dan terlihat Bulan telah muncul ditempatnya dan Langit telah menjadi gelap membuat mereka yakin ada yang tidak beres.
"Hei Ame bukankah Lonceng itu hanya akan berbunyi dan hanya dua hal yang membuatnya berbunyi, lagi pula seingat bunyi dari lonceng itu tidak harus sampai ke tempat ini"
"Benar hanya dua hal yang membuat Kota Arkadia membunyikannya, Pertama ada ketika tengah hari sebagai pengingat akan waktu"
"Lalu yang kedua"
Mereka berdua saling menatap satu sama lain mengetahui sesuatu yang sedang terjadi.
"Kota sedang dalam bahaya"
"Apa yang kalian bicarakan, Kota sedang dalam bahaya?"
"Itu benar"
"Bukankah kota harusnya memilih Penjaga dan banyak petualang jika diserang Monster atau semacamnya, lagi pula sebuah kota juga tidak selemah itu"
"Memang benar mereka tidak akan membunyikan jika bahaya itu masih dapat di tangani atau dapat dikendalikan"
"Gura kita harus kembali"
"Benar"
Ketika mereka berdua ingin beranjak pergi Kiara menghentikan Langkah mereka.
"Tunggu apakah kalian ingin kembali ke kota itu?"
"Benar"
"Apa alasannya? Aku tidak bermaksud menghentikan kalian tapi kalian harusnya tidak memiliki Ikatan apapun dengan Kota itu dan kalian juga bukan berasal dari sana"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hololive Another Life Fantasy
FantasyGenre ' Adventure, Fantasy, Drama, Magic, Action Ini adalah Fanfic dan cerita original dari sang penulis sendiri. Menceritakan tentang Kisah para Anggota Sebuah Agensi Bernama Hololive kehidupan mereka di dunia Fantasy, akan melalui perjalanan yang...