4

4.9K 259 11
                                    

    Sesampainya di rumah Anza langsung memarkiran motornya di garasi lalu berjalan memasuki rumah.

Saat sampai di dalam rumah, Anza melihat Satria dan Bara sedang duduk di rumah tamu sambil bercanda ria.

"Dad, pah" Panggil Anza.

Satria dan Bara langsung menengok ke arah anaknya itu. Satria tersenyum sedangkan Bara hanya menatap datar Anza.

"Kamu kemana aja? Tadi Alian nyariin kamu" Ucap Satria.

"Oh gitu ya pah? Yaudah deh aku ke kamar dulu" Ucap Anza lalu pergi ke kamarnya.

Sesampainya di kamarnya, ia langsung mengeluarkan kembali tugas yang tadi lalu kembali melanjutkannya. Sesekali Anza menggaruk kepalanya saat ia merasa kesusahan dan bingung, jujur ia tidak tau apa apa, apalagi otaknya yang pas pas an mepet pinter, tapi Alian itu jauh jauh lebih pintar dari Anza.

3 jam kemudian...

"Gue tau kenapa Alian bisa semarah itu tadi, tugas ini emang bener bener susah banget, lo emang bodoh banget sih Za" Ucap Anza sambil memukul kepalanya.

"Argghh! Gue ga bisa, tapi gue harus tetep ngelanjutin, gue ga mungkin minta bantuan Eil kan, Alian suruh gue ngerjain sendiri" Ucap Anza.

"Lian, Anca ga bisa, Anca minta maaf banget udah nyusahin Lian hiks... Anca emang beban buat Lian, maafin Anca ya Lian hiks..." Anza menangis sambil mengucapkan kata kata itu.

Anca, panggilan dari Alian saat mereka masih kecil, sama hal nya dengan Lian. Mereka sering menggunakan panggilan tersebut hingga akhirnya Alian memilih menghindar darinya.

"Gue ngantuk tapi harus tetep ngerjain, gue ga mau mereka semua kecewa termasuk Alian" Anza pun kembali mengerjakannya sampai saat kurang beberapa tugas lagi selesai, ia sudah sangat mengantuk hingga akhirnya ia tertidur di meja belajarnya.

***

Di kamar Alian selalu memikirkan Anza. Apakah Anza sanggup menyelesaikan semua, apa dia sekarang sedang mengerjakan tugas tersebut. Ia sungguh tidak tega dengan Anza, bahkan ia sangat merasa bersalah saat ia membentak Anza tadi. Alian hanya gengsi untuk mengutarakan bahwa ia menyesal sudah membentak Anza.

Jam 23.00 Alian nekat pergi ke kamar Anza dengan memanjat balkon. Tak butuh waktu lama Alian sudah berada di balkon kamar Anza. Tirai nya di tutup jadi Alian tidak bisa melihat apa yang Anza lakukan di dalam sana. Alian mencoba membuka pintu balkon tersebut dan ternyata terbuka, pintu nya tidak di kunci.

Alian  membuka sedikit tirai yang menutupi nya. Posisi meja belajar Anza itu berhadapan dengan balkon tepat berada di sebelah pintu masuk kekamar nya jadi jika Anza sedang berada di meja belajar lalu tiba tiba seseorang melihatnya dari arah balkon, Anza bisa saja tidak mengetahuinya karena Anza membelakangi balkon tersebut.

Alian mencari keberadaan Anza dan ternyata Anza berada di meja belajar tapi dirinya sedang menelungkupkan wajahnya di antara lipatan tangan.

Alian masuk ke dalam kamar tersebut lalu berjalan ke arah Anza.

"Za" Panggil Alian tadi tak ada balasan. Alian melihat tugas tugas tersebut yang benar benar di kerjakan oleh Anza hingga tersisa sedikit yang belum selesai.

Alian meneganggakan tubuh Anza lalu menggendong nya Ala bridal style menuju kasur. Alian merebahkan Anza di kasur tersebut lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh Anza.

Alian memanfangi wajah Anza dari dekat. Alian baru menyadari bahwa wajah Anza sangat manis, tenang, sedikit tampan dan sebagian besarnya adalah cantik, dia juga terlihat lucu, kulitnya putih mulus.

Alian memgelus rambut Anza sebentar lalu mencium kening Anza.

"I'm sorry Anca and Good night" Ucapnya lalu beranjang dari tempat tidur pergi ke meja belajar Alian. Ia mengelan nafas melihat meja tersebut sangat berserakan dengan kertas kerta dan buku.

Alian melanjutkan tugas yang hampir selesai itu lalu tak lupa membereskan nya menatanya dengan rapi agar keesokan harinya Anza bisa langsung membawanya.

Alian lalu pergi dari kamar Anza kembali ke kamarnya sendiri. Akhirnya Alian bisa tidur tenang meksipun rasa bersalah masih menyelimuti dirinya.

***

Keesokan harinya Anza membuka matanya. Ia meregangkan tubuhnya lalu ia baru tersadar kalau ia berada di kasur.

Anza mengingat bahwa ia kemarin tertidur di meja belajar, lalu kenapa ia bisa berada di kasur.

Anza lalu teringat dengan tugas yang belum selesai, ia belari ke arah meja belajar tapi terlihat meja belajar nya sudah bersih dan tugas tersebut sudah tersusun rapi.

Anza mengecek kembali tugas yang kemarin belum ia selesaikanm ternyata semuanya sudah lengkap tugas kmarin yang belum selesai juga sudah terisi. Ia mengerutkan dahinya bingung.

Anza sekarang berada di kamar mandi, ia masih bingung dan memikirkan apa yang terjadi kemarin.

Saat ini Anza sudah rapi dengan pakaiannya. Saat Anza turun ke bawah tiba tiba ia mengingat sesuatu.

"Jangan jangan Alian?, ah ga mungkin Alian kan marah sama gue, bodoh banget sih lo" Batin Anza sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

***

Di sekolah Anza berjalan menyurusi koridor hingga akhirnya ia sampai di kelasnya. Anza melihat sudah ada Geran, Eil, Caca dan yang pasti Alian.

"Hai guys" Sapa nya.

"Gimana tugasnya udah belum, kamu bisa kan?" Tanya Eil dan Anza hanya mengangguk.

"Wih hebat, mana aku lihat" Ucap Eil mengarahkan tangannya.

Anza pun memberikan nya lalu Eil mulai memeriksa kembali.

"Ini kok kaya tulisan Alian? Bukannya ini kamu yang ngerjain ya za?" Tanya Eil.

Anza pun mengkerutkan dahinya, ia melihat tulisan itu, benar saja itu mirip tulisan Alian dan yang membuatnya kaget, itu adalah tugas kemarin yang belum ia selesaikan.

"Di bantu pas di rumah kali" Ucap Geran.

"Ga mungkin anjing, orang mereka marahan" Bisik Caca.

"Ikut gue" Ucap Alian pada Anza lalu pergi dari kelas meninggalkan Anza.

"Ikut aja gih" Pinta Caca lalu di anggukkan oleh Anza. Anza mengikuti Alian dari belakang, ia tak tahu Alian akan membawanya kemana.

---

AlianzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang