14

4.2K 232 16
                                    

    Keesokan harinya di sekolah Anza, Eil, Geran, Caca, dan juga Arta berjalan menuju kantin dengan Geran yang menggendong Eil ala Koala.

Anza jujur sangat iri dengan kedekatan mereka. Mereka masih berpacaran saja sudah se sosweet ini, sedangkan ia yang sudah bertunagan dengan Alian malah seperti teman biasa, lebih tepat nya seperti orang yang baru kenal.

"Ca, gue juga pengen kek mereka" Ucap Anza mengkerut kan bibirnya.

"Udah ah jangan nangis, malu malu in, gue juga ga bisa bertindak apa apa za, selain ngelihat lo berjuang nge dapet in hati Alian" Ucap Caca mengelus kedua bahu temannya itu.

"Lo harus selalu support gue!" Pinta Anza.

"Selalu" Ucap Caca lalu mengacak acak rambut Anza karena terlihat sangat lucu.

"Tadi kenapa?" Tanya Arta tentang masalah di rooftop tadi.

"Oh masalah Eil sama Geran, terus ada masalah dikit si Anza ngerokok, dan gue kaget pas Anza nyium Alian karena Alian Cepu ke om Satria kalo Anza ngerokok" Jelas Caca. Arta tersenyum tipis sambil berjalan dan bersedekap dada.

"Sekarang tau kan kalo gue sama Alian gada hubungan?" Anza tersenyum malu mendengar ucapan Arta. Ia malu karena sudah berfikir negatif tentang Arta.

"Maaf, gue kira dulu lo mantan atau pacar LDR nya Alian" Ucap Anza.

"Gue cuma temennya, lagian sekarang Alian punya lo, tinggal nikah aja, Alian bakal jadi milik lo seutuhnya"

***

Di kantin saat Anza hendak memesan makanan tiba tiba Rio datang dan menepuk pundaknya dua kali.

"Di panggil ketos noh ke ruang OSIS" Ucap nya.

"Emang gue punya salah? Kayanya enggak deh" Ucap Anza menyritkan dahinya bingung. Pasalnya hari ini sepertinya ia tidak memiliki masalah apa apa.

"Masalah lo yang dulu kali, sama samperin aja"

"Yaudah guys gue pergi dulu" Ucap Anza lalu berjalan keluar kantin menuju ruang OSIS.

Sesampainya di ruang OSIS, Anza mendorong pintu kaca yang di desain blur agar mereka yang di luar tidak bisa melihat ke dalam begitupun sebaliknya.

Anza Melihat ada tiga orang di dalam ruangan tersebut dengan Alian yang duduk di kursi nya dan kedua anggota OSIS itu duduk di sofa yang berada di sana.

"Kenapa?" Tanya Anza saat mata mereka bertiga memandang ke arah nya.

"Kalian berdua pergi" Pinta Alian.

Kedua perempuan itu meninggalkan ruang OSIS membiarkan Alian dan Anza berbicara empat mata.

"Duduk" Pinta Alian. Anza pun duduk di sofa dengan tenang karena ia merasa tidak memiliki masalah.

"Kenapa?" Tanya Anza.

"Gina nanti mau ke apartemen" Ucap Alian.

"Terus?"

"Dia pulang bareng gue, lo bawa motor sendiri kan?" Anza menganggukkan kepalanya, ia memang membawa motor sendiri, Alian juga membawa motor nya sendiri, berarti Alian dan Gina akan berboncengan.

AlianzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang