CHAPTER 4

7 4 3
                                    

"KA JOLICIA!" teriak Gisel
"Tuh kan, apa gw bilang?" ucap Electra dan Aidan berbarengan
"Ciee" canda Afshen yang membuat Electra dan Aidan memutar bola matanya
"Ck, gila gila mereka kaya gini ke kalian" ucap Mario tak menyangka
"Parah sih mereka tuh, iri saingi dong" timpal Afshen
"Terus kita kemana in mereka?" tanya Aidan
"Tunggu situ aja, pake in masker mereka lagi. Biar mereka taunya kita belum tau siapa mereka" jawab Mario
"Oke siap, mengkeren kalii" ucap Aidan seraya mengacung kedua jempolnya

Saat sampai disekolah tentunya mereka sedikit telat, apalagi anak Vandama..
Mereka saat hampir istirahat baru dateng :D

"Kalian kemana saja? Kenapa saat hampir jam istirahat kalian baru datang? Kalian tidak malu?" tanya guru yang sedang mengajar
"M-maaf pak, tadi kita ada sedikit kendala" alasan Jolicia
"Kendala apa kendala?" tanya Aidan di kursinya
"Diem lo!" sewot Lesya
"Sudah! Kalian saya hukum! Berdiri di lapangan sampai jam istirahat dan lari mengitari lapangan 100×" hukum gurunya
"Ya ampun pak, lapangan luas banget pak.. 10× aja kita ga sanggup loh pak sumpah.." ucap Jolicia dengan muka memelasnya
"Tidak ada negosiasi! Cepat lakukan!"
"Yaudah iya"

Saat dilapangan mereka bertemu adik-adiknya mereka dan mereka tentunya dihukum bersama.

"Dihukum juga?" tanya Jolicia
"Iya lah, gila-gila" jawab Laviera

Mereka pun pasrah diam di lapangan menunggu istirahat dan melanjutkan mengitari lapangan.
Saat istirahat pin mereka langsung mengitari lapangan 100× dan mereka sangat amat malu dilihatin oleh adik-adik kelas mereka.

"Kasian ya mereka jadi dihukum gara-gara kita" ucap Mario menunjuk mereka
"Iya ya, kasian banget mereka" timpal Aidan

Tiba-tiba ada adik kelas tak sengaja menyenggol luka di lengan Mario.
Dan ya, Mario kesakitan lagi. Gisel yang melihatnya langsung peka.

"Eh kak, ya ampun.. Udah aku bilangin suruh ngobatin belum di obati juga?" tanya Gisel
"B-belum" jawab Mario
"Yaudah ayo ke UKS bentar" ajak Gisel
"I-iya deh" ucap Mario
"Eh guys, ikutin yuk diem-diem. Fotoin + vidioin juga kalo bisa" ajak Aidan
"Ayo-ayo, boleh juga nih" sahut Afshen

Saat diruang UKS, Mario langsung duduk dan menunggu Gisel mengambil kotak P3K. Saat Gisel datang, dia langsung mengambil Betadine dan mengoleskannya pelan-pelan pada luka Mario.

"Aishh.." rintih Mario
"E-eh, maaf kak.. Sakit banget?" tanya Gisel
"Ngga kok, cuma perih dikit." jawab Mario

Tiba-tiba, Gisel menatap mata Mario. Mario juga yang menatap mata Gisel langsung mengalihkan pandangannya.

"Sinii liat dulu mata aku" ujar Gisel saat melihat Mario mengalihkan pandangan
"Kenapa sih, ga ah" elak Mario
"Liat mataku kalau ini ga sakit" paksa Gisel
"Ngga, emang ga sakit kok" elaknya lagi
"Boong!" ucap Gisel sambil menekan sedikit luka di tangan Mario
"Eh aduhh.. Sakit Gis!" jerit Mario
"ihh, lucu. Kaya suara tikus kejepit" ucap Gisel sambil tertawa
"Apa sihh"
"Sakit kan? Yaudah sini tatap mata aku" paksa Gisel lagi
"I-iya, i-iyaa.."
"Gini, kalau kamu aku obati matamu ga kaya biasa. Berarti emang sakit banget, kalau biasa aja berarti mendingan ya." jelas Gisel
"Emang kalau mendingan kenapa?" tanya Mario
"Ya aku tinggal, udah kan kalo mendingan? Bisa obati sendiri" jawab Gisel
"Yaudah" ucap Mario cuek padahal dia ingin berpura-pura masih kesakitan

Aidan, Electra, Afshen, dan Reyga yang mengintip diluar dari tadi masih mem-video mereka diam-diam. Mereka masih penasaran apakah Mario akan modus atau tidak, dan ternyata.. Yaa, temannya Aidan dan Reyga itu terpampang jelas sedang modus masih kesakitan.
Lalu, Gisel yang melihat matanya langsung sudah jelas mengerti bahwa dia masih kesakitan. Tapi, Mario dan Gisel tak bisa mengalihkan pandangannya sampai..
Kriinggg ... Bel pun berbunyi.

𝗔𝗪𝗘𝗦𝗢𝗠𝗘 [HIATUS & SEDANG DALAM TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang