10. My Bad

34 2 0
                                    

Warning: Only For 18+

Happy Reading

.

Kami sampai di rumah sekitar subuh dan aku tidak bisa tidur sampai matahari terbit. Mataku hanya terpejam tapi kantuk tidak kunjung datang, hanya bisa berbaring dengan posisi miring akibat luka di punggungku. rasanya tentu tidak nyaman karena gerakanku terbatas. Alhasil kepalaku rasanya sakit dan baru mulai merasakan kantuk saat Ditto justru sudah terjaga dan menangis meminta susu. Memangnya bagaimana bisa aku tertidur ketika sampai di rumah, Hans dan Jo malah berdebat hebat karena masalah Jodi.

Tidak lama setelah aku dan Jo sampai di rumah, Hans juga tiba di rumah. Kutebak Jo memang sengaja menunggu Hans datang dengan duduk lama di sofa ruang tengah dengan wajah yang tidak sabaran. Ia beberapa kali mengecek ke luar memastikan sendiri barangkali Hans akan muncul. Hans memang pada akhirnya muncul dan tanpa aba-aba Jo hampir saja melayangkan pukulan kepada Hans jika saja tidak ditahan oleh Wisnu. Aku menyaksikan langsung kejadian ini di depan mataku karena sedang menggendong Ditto yang baru saja kugantikan popoknya.

"Ello sudah tahu Jodi itu kayak gimana dan ello malah ngirim perempuan itu! Ello gila atau emang gak punya otak buat mikir?" Bentak Jo dengan suara besar. Jika biasanya yang kutahu adalah Jo tidak pernah meninggikan suaranya bahkan ketika marah atau sesuatu tidak berjalan dengan baik. Kali ini justru Hans-lah yang bukan seperti Hans yang biasa. Ia membiarkan Jo murka dihadapannya bahkan tidak menghindar saat Jo mau memukul wajahnya. Hans pasrah dan siap menerima apapun yang akan Jo lakukan padanya tanpa niat melawan.

"Kalau Wisnu bisa ngantar malam ini, gak mungkin lah gue ngirim perempuan itu, Jo. Tapi memang tidak ada cara lain yang bisa gue pakai selain itu." Bela Hans yang sebenarnya kutahu ia pun serba salah. Ia hanya melakukan pekerjaannya. Dan akan ada konsekuensi yang lain jika saja pesanan Jodi tidak sampai maka bisa jadi itu pun akan jadi masalah besar namun akibatnya aku malah hampir menjadi korban kejahatan seksual Jodi.

"Kan bisa ello yang ngantar barangnya Jodi dan perempuan itu bisa melakukan pekerjaan yang lain. Apa susahnya sih?" Kata Jo sambil berkacak pinggang.

"Jo! Gue juga habis ngantar paket punya gang Marco. Kalau disuruh memilih diantara keduanya, Jodi gak ada apa-apanya dibanding geng Marco. Ello masih ingat, kan 3 bulan yang lalu kita mergokin mereka pas lagi pesta sabu sampai berujung ke kasus pembunuhan?" Tambah Hans lagi. Entah seburuk apa reputasi gang Marco namun mendengar pembelaan Hans maka sudah kuduga akan jauh lebih berbahaya jika memang aku dan Hans bertukar klien tadi malam.

Namun otakku malah berpikir, yang mana yang lebih baik. Diperkosa atau dibunuh? Aku menggeleng membuang pikiran bodoh itu. Sebenarnya tidak ada yang lebih baik. yang penting adalah aku masih hidup dan masih diberi kesempatan untuk menjaga Ditto.

"Kan bisa ditunda dulu salah satunya. Itu gak akan bikin kita rugi besar. Dan lihat apa yang sekarang terjadi? Kejadian tadi bisa saja terdeteksi sama polisi dan kita semua bisa saja bakal ketangkap, Hans."

Sedikit frustrasi Hans masih mempertahankan argumennya, "Mereka gak ada yang mau ngalah, Jo! Gue sudah memikirkan semua cara lain yang bahkan belum ello temukan tapi memang mereka kekeh minta di waktu yang sama dan menurut gue cara itu memang yang paling bagus. Keputusan yang gue ambil gak semerta-merta tanpa pertimbangan seperti kata ello tapi gue sudah memikirkan matang-matang."

Wisnu akhirnya tidak tinggal diam. Sudah sejak tadi ia mau nimbrung namun tidak punya kesempatan, "It's my bad, okay. Seharusnya gue gak makan seblak itu." Wisnu yang merasa jadi biang kerok berusaha melerai dan menghentikan keributan dengan menyalahkan diri sendiri namun aku pun sebenarnya tidak luput dari salah.

Young Mama (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang