Warning: Only For 18+
Happy Reading
.Hari ini hujan turun lagi mengguyur kota Jakarta. Tidak begitu deras namun cukup menambah kekuatiran dan kecemasanku. Aku pernah membaca bahwa hujan bisa membuat kita sedih. Perasaan sedih atau galau berkaitan dengan produksi hormon serotin yang berfungsi sebagai pengatur mood manusia. Salah satu penghasil hormon ini adalah sinar matahari. Ketika hujan turun, otomatis cahaya matahari berkurang, bahkan menghilang. Hal ini berdampak pada penurunan serotin yang menyebabkan perasaan sedih atau galau.
Penyebab kesedihan dan kegalauanku bukan hanya karena hujan semata tapi karena Jo, seseorang yang sudah mengorbankan nyawanya untukku. Meskipun dokter sudah mengatakan peluru tidak sampai mengenai organ vital Jo namun sudah dua hari Jo terbaring belum sadarkan diri setelah menerima tindakan operasi. Tubuhnya masih terbaring dengan infus yang terpasang di tangan sebelah kanannya.
Setelah Jo tertembak peluru di bagian perut, tidak butuh waktu lama baginya untuk jatuh tersungkur di lantai dan darah segar menyucur tiada henti hingga akhirnya Jo tidak sadarkan diri.
David dan tiga lainnya dengan cepat melarikan diri setelah memastikan Jo terkena tembakan dan membuatnya tidak bisa berbuat apa-apa selain terkapar tidak berdaya. Hans mencoba mengejar mereka namun Wisnu menghalangi karena menyelamatkan Jo jauh lebih penting daripada menangkap mereka, setidaknya untuk saat ini.
Siapapun yang berada di posisiku pasti ketakutan setengah mati. Bayangkan saja aku menyaksikan David dan Jo memperebutkan pistol sampai akhirnya Jo tertembak. Dengan wajah menahan kesakitan sampai terjatuh dan tidak sadarkan diri sementara darah terus keluar dari lubang yang dilewati peluru.
Aku yang tidak tahu apa-apa hanya bisa berteriak histeris melihat tubuh Jo tidak berdaya. Kucoba menutup lukanya dengan tanganku agar darah bisa tertahan namun itu tidak cukup membantu sebab darah yang sudah keluar sudah terlalu banyak sampai akhirnya wajah Jo mulai pucat, bibirnya bergetar hingga tidak sadarkan diri.
Hans langsung memberi perintah untuk membopong Jo kembali ke mobil. Kukira Jo akan dibawa ke rumah sakit namun ternyata mobil Hans berhenti di sebuah klinik hewan di salah satu kompleks perumahan yang tidak aku tahu tepat lokasinya. Aku sempat mempertanyakan kenapa mereka membawa Jo ke klinik hewan bukan di rumah sakit namun mereka berdua sama sekali tidak menanggapiku.
Rupanya mereka kenal pemilik klinik hewan itu. Belum juga kami sampai, sudah ada dua orang laki-laki yang menghampiri kami dan membantu membawa masuk tubuh Jo.
Yang aku heran adalah kedua orang tersebut langsung membaringkan Jo di sebuah tempat tidur berjendela kaca jadi aku dan yang lainnya bisa melihat mereka mengambil tindakan operasi tanpa APD dan menggunakan alat seadanya. Mereka hanya memasangkan infus dan menyuntikkan sesuatu ke dalam cairan lalu mengeluarkan peluru dengan cepat. Yang aku lihat adalah mereka benar-benar memperlakukan Jo seperti hewan.
Aku menduga Jo tidak sadarkan diri sampai sekarang itu karena mereka tidak merawat Jo dengan baik. Karena jika memang operasinya berhasil, harusnya Jo bisa membuka mata di hari yang sama apa lagi letak pelurunya tidak sampai melukai organ fital Jo seperti kata mereka.
"Harusnya kita bawa Jo ke rumah sakit bukan di klinik hewan. Jo bukan hewan yang bisa diobati oleh dokter hewan." Protesku sambil memegangi tangan Jo yang terasa dingin. Mereka tidak memberi respon apa-apa. Bahkan sejak kemarin Hans dan Wisnu tidak pernah meladeniku. Mungkin sudah lelah dengan semua masalah yang aku ciptakan dan lagi ujung-ujungnya hanya membuat Jo terluka.
"Dan membiarkan rumah sakit melaporkan polisi karena ada korban penembakan? Dan korbannya ternyata seorang bandar narkona?" Hans menjawabku dengan pertanyaan yang kukira tidak akan pernah ia gubris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Mama (Completed)
Misteri / ThrillerIrene, bukan terpaksa menjadi mama muda namun ia tulus menjaga dan merawat Ditto seperti anak kandungnya sendiri meski di umurnya yang masih belia. Ia rela meninggalkan keluarganya dan membawa pergi Ditto menjauh dari penolakan. Namun hidup sepaket...