27. Missing

21 1 0
                                    

Warning: Only For 18+

Happy Reading
.

Kristin sempat kuatir karena aku sudah beberapa hari tidak masuk kerja dan tidak memberitahunya. Ia bahkan sempat datang ke kontrakanku untuk mencari tahu keberadaanku namun tidak menemukan hasil. Akhirnya dia bisa lega setelah tahu bahwa aku berada di tempat yang aman sekarang meskipun dia agak sedih juga karena harus mencari karyawan untuk menggantikan pekerjaanku juga tidak punya banyak teman lagi untuk ia temani bergosip di saat restoran tidak ramai.

Pagi ini aku menghubungi Kristin karena ternyata tadi malam ia menghubungiku namun tidak sempat aku angkat dan baru melihat riwayat panggilannya ketika pagi.

"Ello sama Ditto baik-baik aja, kan?" Tanyanya lagi memastikan padahal sudah kujawab sedari tadi.

"Iya. kan tadi udah gue jawab."

"Jadi kapan ello balik lagi ke sini?"

Aku menghela napas. Belum juga seminggu, Kristin sudah menanyakan itu padahal aku belum ada rencana untuk kembali. Sebenarnya aku juga tidak mau bersembunyi dan berlari terus-menerus seperti ini, seperti yang pernah dikatakan Jo namun mau bagimana lagi. Keadaan yang memaksaku harus menjalani hidup seperti karena rasa sayangku kepada Ditto.

Bagi Kristin, mungkin akan lebih baik jika aku menyerahkan Ditto kepada ayah kandungnya lagian ayah kandungnya juga pada akhirnya menginginkan dia meskipun di awal ia tidak mau bertanggung jawab atas kehamilan kakakku. Dengan begitu aku bisa melanjutkan kehidupan lamaku, bisa melanjutkan kuliah yang terputus, bisa bekerja, menemukan cinta dan menjalani kehidupanku layaknya orang lain.

Kata Kristin, sebenarnya ayahnya jauh lebih punya hak dan kewajiban untuk menjaga dan merawat Ditto dibandingkan aku yang hanya tantenya saja. Dan jika Ditto dibesarkan ayahnya, aku tidak perlu hidup bersembunyi dan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidup kami apa lagi tidak ada lagi orang yang akan mencemohku dengan status ibu tanpa suami.

Tapi kutegaskan lagi bahwa keputusanku tidak akan berubah. Ditto anaknya kak Nida, kakak yang aku hormati dan aku sayangi jadi aku akan mengambil alih tugas dan tanggung jawabnya membesarkan Ditto meskipun beban itu tidak ringan apa lagi bagi anak seusiaku yang tiba-tiba harus berubah menjadi seorang ibu. Tidak punya keahlian khusus atau pengetahuan banyak tentang merawat bayi namun semua itu bisa didapatkan dengan usaha dan kerja keras selama ada niat yang tulus.

"Jadi kapan kamu akan kasih tahu Jo?"

Aku belum yakin. Sepertinya bukan waktu yang tepat memberitahu Jo sekarang tentang aku yang bukan ibu kandung Ditto. Jo juga saat ini tidak pernah menghubungiku dan tidak pernah datang ke rumah Oma sejak mengantarku malam itu padahal sudah janji akan datang sebelum meninggalkanku di sini.

Jo, kan memang tidak bisa ditebak. Ia bisa datang dan pergi sesukanya. Setelah bilang padaku akan menyelesaikan masalahnya, dia sesuka hati datang dan muncul tiba-tiba dan pergi lagi dengan alasan yang sama. Dia bisa datang dan pergi sesuai keinginannya sementara aku tidak bisa apa-apa selain menunggunya datang.

"Aku ragu. Bagaimana jika Jo tahu kebenaran itu, Jo akan memintaku mengembalikan Ditto kepada ayah kandungnya? Aku nggak mau itu terjadi."

"Kamu itu terlalu menggantungkan harapan sama Jo. Kamu sadar nggak sih? Nggak sulit buat kasih tahu semua hal yang kamu kasih tahu. Kalau pun memang dia nggak seprinsip dengan kamu. Berarti memang udah jalannya gitu. Kalau gue pikir pakai logika, Jo minta kamu nunggu aja itu nggak ada yang bisa disimpulkan selain ketidakjelasan. Memangnya setelah kamu nunggu terus Jo kembali, what happen then?"

Aku tidak berkutik dengan pemikiran masuk akal Kristin. Kristin memang sangat mampu menggunakan otaknya untuk berpikir rasional, sangat berkebalikan dengan aku yang hanya mementingkan perasaan dan emosi dan ujung-ujungnya malah menyesatkan aku saja.

Young Mama (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang