Pada Peluk Terhangat...

577 69 15
                                    

"Nanti kita seperti ini. Di peluk hangat semesta, di genggam erat mimpi, di bahagiakan kenyataan..."

"Nanti kita seperti ini, ya ?"

________________________________

________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Pasirnya kena mata gue, asu."

"Iye maap, Rend."

"Bagus banget nggak si sunsetnya, Sand ?"

"Mau gue fotoin, Zic ?" Zico menatap sinis ke arah Sandy-laki-laki dengan kaos Distro hitam bergambar tengkorak-itu tengah sigap menjepret setiap inci dari sunset pantai, "Nggak sopan manggil nama doang." Lanjutnya.

Lalu Sandy menurunkan kameranya, "Mas Zico." Dengan senyum terpaksa ia berkata demikian, entah mengapa pria China itu gemar sekali mengagungkan perbedaan umur di antara mereka. Bahkan saat Riki tak memanggilnya dengan embel-embel 'Mas' pun Zico akan biasa-biasa saja.

"MAS WAHYU AWAS KE GULUNG OMBAK."

"BANGSAT ISTANA PASIR GUE."

"HAHA, MAMPUS."

"Lo ngapain, Dan ?" yang di tanya menoleh menghentikan aktivitasnya, "Mancing lele, udah tau gue lagi sunblock-an Mas Rendra gimana sih ?! Ini siapa sih yang milih tempat liburan ke pantai ?? Mana kita dari pagi jemuran disini sampe sore. Duh malu sama Maba kalo masuk kuliah gue item." Daniel berdecak sinis, mengutuki acara liburan mendadak dengan dalih merayakan kelulusan Mas Zico dari S2 nya. Laki-laki itu memang sejak beberapa bulan lalu sudah merengek mengajak anak kos Kencana Putra liburan dengan iming-iming bahwa ia akan membiayai biaya pulang pergi plus makan mereka.

Daniel kira mereka akan pergi berlibur naik pesawat, musim dingin Eropa sepertinya bagus untuk di rasakan atau mungkin mereka akan melihat hujan salju pertama di Korea. Berjalan-jalan menyusuri sungai Seine di Paris juga bukan pilihan yang buruk dan berfoto di bawah Nyonya Agung Menara Eiffel juga impian Daniel. Tapi ekspektasi Daniel terlalu tinggi karena laki-laki itu tidak berakhir di Eropa, Korea ataupun Perancis melainkan di pantai Indonesia yang tak ingin ia sebutkan letak pastinya.

Yang jelas, ini bukan liburan kesukaannya.

"Itu sunblock kaya kenal."

"Hehe. Kan tadi Daniel ngambil di kamar Mas Zico. Eh-eh nggak boleh ngamuk soalnya Daniel udah ijin tadi, siapa suruh nggak denger ?"

"ANJING YA LO!" Zico berdecak, itu sunblock termahal yang pernah ia beli, ia bahkan menyimpannya baik-baik dan menggunakannya di saat benar-benar butuh tapi dengan semena-mena Daniel mengambilnya tanpa ijin, "Awas kalo habis." Ancamnya.

Daniel mendesis, "Pelit amat."

Sedang di sini lain Mas Juna sedang menikmati es jeruk nipis bersama Riki.

Hanya Akra yang duduk termenung, ini tidak asik menurutnya, hanya sesaat ia tersenyum lebar saat siluet seseorang memenuhi matanya dan ia berlari menaiki karang di dekat pantai.

8 Pintu Untuk Arkana | Zerobaseone ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang