14- Annoying man

653 35 22
                                    


Mohon memberikan dukungannya......






Ivanka

Setelah mengunjungi kantor dan bertemu dengan Bima sekarang kami bertiga sedang berada di ruang rapat lantai 20. Aku menatap sinis Bima karena bisa-bisanya harus bertemu lagi disini padahal aku baru bertemu dengannya kemarin. Bima membalas dengan tatapan datarnya yang tampak tak peduli aku mau bersikap bagaimana. Lalu keheningan kami akhirnya mereda karena paman membuka suaranya dengan nada serius.

"Baguslah kamu datang ke kantor, sekarang paman mau membicarakan hal penting antara kamu dan Bima" wajah paman tampak sangat tegang dan aku yakin ini urusan yang sangat penting.

"Memangnya paman mau bicarakan apa?" Aku mengganti posisi dudukku dengan menyilangkan kaki dan alisku menukik serius.

"Paman rencananya mau minta bantuan Bima biar bisa bantu-bantu di perusahaan karena cepat atau lambat kalian akan menikah..."

Aku membulatkan mata terkejut dengan ucapan paman. Rasanya bak disambar petir di siang bolong, bagaimana bisa Paman mempercayakan perusahaan pada orang lain dan orang itu Bima. Sungguh membuatku tak habis pikir apalagi belum tentu aku dan Bima betulan menikah.

"Paman aku gak salah denger kan? Kenapa paman percaya sama dia? Aku sama sekali gak setuju dengan ide gila ini!!" tensiku mulai naik dan emosi ini tidak bisa ku atasi lagi, bisa-bisanya paman percaya dengan orang lain untuk mengelola perusahaan.

"Karena kamu sendiri masih suka bermain-main dan sudah berusia 25 tahun masih belum mau masuk perusahaan!!" tidak mau kalah paman pun mulai mendebatku.

"Tapi gak harus sama dia juga kan! Dia itu orang luar!!"

"Dia sebentar lagi akan menjadi suami kamu dan Hadiwijaya serta Indira bisa saja bersatu" ujar paman sok tahu, ha mana mungkin aku dan Bima menikah! Mimpi kali.

"Aku gak rela dia bantu perusahaan kita lebih baik aku yang terjun langsung mengelola perusahaan" akhirnya mau tidak mau aku harus turun gunung kalau tidak bisa-bisa Bima menguasai segalanya.

"Bagus sekali! Kalau begitu kamu dan Bima bisa banyak membantu paman. Kamu bisa langsung menempati posisi direktur keuangan dan Bima sebagai direktur sumber daya" paman malah tertawa bahagia saat aku memutuskan turun mengelola perusahaan, tampaknya aku sudah tidak memiliki waktu senggang lagi di esok hari.

"Aku sama sekali gak butuh dia!!" aku melirik malas ke Bima tampaknya dia kini menjabat 2 posisi sekaligus di Hadiwijaya Grup dan Indira Grup apa dia robot?

"No.. Bima bakal mendampingi kamu yang belum punya pengalaman and remember Ivanka turuti semua yang Bima bilang karena itu semua demi kebaikan perusahaan" setelah berkata seperti itu paman pergi begitu saja dengan alasan mengunjungi perdana menteri Singapura yang penasaran dengan perusahaan kami.

Setelah paman pergi kini tersisa aku dan Bima saja. Tampaknya Bima memang ingin menguasai perusahaanku dan oleh sebab itulah dia bersedia untuk tunangan. Apa dia memang sehaus itu pada harta dan jabatan? Gila sekali...

"Well kalau gitu kamu bisa mulai kerja besok" ucap Bima bersikap sok.

"Kamu lupa? Ini perusahaanku kenapa juga kamu yang ngatur??"

"Tapi disini aku yang bertanggung jawab mengenai kamu!!"Bima mulai menaikkan alisnya dan aku berdecak sebal.

"Oke kalau gitu...."


..............................




Tampaknya hari-hari bagai di penjara sudah datang. Kini aku bukan lagi Ivanka si wanita bebas karena mulai saat ini aku mulai menjadi wanita karir. Agar semangat ini bertambah, aku memakai setelan blazer pink dan heels setinggi 10 cm yang nampak sempurna. Lagipula memakai pakaian bagus bisa membuat suasana hati kian membaik bukan?

SituationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang