25 - Divorce

605 37 19
                                    

Ayo ramaikan lapak ini dengan memberi vote dan komen!






Mahesa

Saat aku mengatakan ingin mengejar cinta Ivanka raut wajah Kaisar tampak tidak setuju. Namun ini hidupku dan tentu saja aku tidak peduli jika orang lain tidak setuju dengan jalan yang aku pilih karena aku tidak butuh pendapat orang lain dalam menjalaninya. Pertemuanku dengan Ivanka memang bukan di jalan yang benar tapi aku tulus mencintainya, aku pun yakin dia memiliki perasaan yang sama denganku. Tidak ada dalam kamus jika aku menyerah begitu saja karena aku akan terus berjuang walaupun sulit.

Pada akhirnya aku menyewa pengacara untuk mengurus perceraian dengan Selena namun kabar ini tentunya sudah sampai mertuaku dan ayah mertua tentu saja langsung mendatangiku ke kantor. Diantara aku dan Selena sudah tidak ada lagi yang harus dipertahankan tentu saja jalan terbaik menurut kami adalah dengan bercerai. Toh kami satu sama lain selingkuh dan tidak ada anak maka tidak ada yang memberatkanku untuk terus mempertahankannya.

"Mahesa bagaimana bisa kamu tiba tiba mau cerai sama Selena? Ayah bilang kan untuk menjaganya bukan untuk menceraikannya!!!" setibanya di kantor ayah mertuaku langsung membicarakan masalah ini.

"Aku minta maaf ayah tapi kami sudah tidak cocok lagi satu sama lain" jawabku dengan tenang.

"Kamu merasa gak cocok dengan Selena atau kamu ternyata selingkuh??" Balas ayah mertua berapi-api.

"Kalau begitu tanya juga pada Selena, siapa laki-laki yang saat ini sedang berselingkuh dengannya karena dia pun sudah mendua!!" sambil menaikkan alis aku bilang padanya jika anaknya sendiri pun selingkuh.

"Tidak mungkin Selena berselingkuh! Jangan membual Mahesa, dia itu gadis yang baik!!!" Ucap ayah mertua masih belum bisa menerimanya juga.

"Itu fakta yang sebenarnya ayah... aku minta maaf...." jawabku tenang dan tidak termakan emosi sama sekali.

"Ayah sangat kecewa padamu!!!"





..............................







Saat malam tiba aku bertemu dengan Selena di rumah kami dan tampaknya dia sedang bersiap-siap untuk pergi dari rumah. Bahkan aku sudah melihat ia membawa kopernya yang berisi pakaian dan barang-barang penting lainnya. Aku hanya memandangnya datar tanpa mengatakan apapun karena memang kami sepakat akan berpisah apalagi rumah tangga kami kacau balau. Bahkan berkas-berkas perceraian kami sudah sampai di pengadilan dan kami akan segera melaksanakan sidang. Entah mengapa aku merasa lega saat Selena memiliki kekasih saat ini karena dengan begitu perasaan bersalahku tak begitu besar.

Ku lihat wajah Selena tidak sedih sama sekali dengan perpisahan kami. Tentu saja karena sekarang ia sedang memadu kasih bersama Chandra yang sudah menyukainya dalam waktu yang lama. Bahkan Chandra menyukai selena dari SMA namun aku yang berhasil mendapatkan hatinya dan menikahinya. Chandra sangat setia tak sepertiku dan semoga saja kisah mereka langgeng.

"Mahesa aku pamit... terimakasih atas 9 tahunnya yang berharga..." ucapnya sebelum pergi.

"Terimakasih juga Selena karena kamu sudah mendampingiku selama ini" balasku sambil memeluk untuk yang terakhir kalinya.

Setelah mengucapkan salam perpisahan ku lihat di luar Chandra sudah menunggunya. Yah aku sih tidak heran dengan situasi ini dan hanya berharap mereka bisa bahagia. Ku lihat juga Candra menatapku tanpa berkata apa- apa terlebih kami sendiri memang tidak akrab satu sama lain. Bahkan boro-boro akrab yang ada kami menjadi musuh abadi.

Setelah Selena pergi aku kini tinggal sendirian di rumah. Ayahku sudah meninggal 3 tahun silam dan ibuku tidak tahu kemana karena sejak kecil yang ku tahu ibu telah bercerai dengan ayah. Meski sekarang aku hidup sendirian aku sama sekali tidak peduli. Aku lebih baik mengakhiri semuanya daripada tidak bahagia terlebih hatiku sudah bukan lagi milik Selena. Tentu saja suasana yang sepi tidak selalu buruk untuk dijalani.

SituationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang