22 - A bad news

531 39 20
                                    

Ayo ramaikan dengan klik tanda bintang!






Ivanka

Bisa-bisanya Mahesa menyentuhku dengan agresif di hari pertunangan ini. Bahkan dia tidak mau melepaskanku padahal ini bukan hal yang benar untuk kami. Bodohnya lagi aku selalu saja terbuai dengan sentuhannya karena Mahesa tahu betul dimana letak titik sensitifku. Kalau begini terus bagaimana bisa aku melepaskan diri darinya dan mulai membuka hati pada Bima. Bagaimana bisa aku sebodoh ini dan tidak bisa menggunakan akal sehat....

Setelah Mahesa menyentuhku lagi aku tidak mau membuang banyak waktu dan buru-buru kembali ke pesta pertunangan. Kulihat Bima tersenyum saat aku datang dan dia memelukku. Semoga saja Bima tidak tahu apa yang sudah terjadi tadi...

"Lama sekali Ivanka... dari tadi aku nungguin kamu!!"

"Maafin aku Bima.. tadi aku masih dandan" bohongku padanya dan berharap kebohonganku sama sekali tidak ketahuan olehnya.

"It's okay gak apa apa" sambil mengelus rambutku lembut.

Bima memeluk pinggangku lembut dan kami mulai lagi menyapa para tamu undangan. Setelah itu Bima menyapa Mahesa dengan sengaja yang tampaknya ingin membuat Mahesa cemburu. Terbukti Mahesa terlihat menahan emosinya meskipun ia tetap berusaha ramah namun aura mencekamnya sama sekali tidak hilang. Sungguh tidak bisa ku mengerti bagaimana isi otaknya selama ini....

Meskipun Mahesa bilang jika dirinya mencintaiku namun bukan berarti kami bisa bersatu begitu saja. Dia punya istri dan aku sudah punya tunangan, sehingga saling mencintai pun tidak memberikan perbedaan yang signifikan. Di tengah-tengah acara aku hanya mampu menghela nafas panjang karena kondisi kami yang rumit. Tapi aku tidak mau goyah lagi dan akan berusaha sekuat tenaga untuk melupakan Mahesa.

Setelah acara selesai aku hanya duduk terdiam di sofa sedangkan Bima masih membicarakan soal bisnis di telepon. Aku sejujurnya masih belum memiliki bayangan masa depan bersama Bima. Meski kami memang sudah saling mengenal sejak lama namun perasaanku tentu saja masih jauh. Namun kesungguhan Bima membuatku sedikit luluh dan ingin memberinya kesempatan. Mungkin saja aku bisa jatuh cinta padanya di kemudian hari....

"Bima aku lelah ingin istirahat" ucapku padanya.

"Yaudah istirahatlah.." Bima mencium dahiku lembut dan memelukku erat sebelum aku pergi ke kamar.

Setelah membersihkan diri dan berbaring di kasur aku hanya berharap esok hari tidak ada masalah dan Mahesa berhenti melakukan hal yang lebih gila. Sudah yang paling benar kami menjalani hidup masing-masing saja.....




..................................





"Seharusnya kamu istirahat saja Ivanka, tidak perlu masuk kerja hari ini" ujar paman yang duduk di sebelahku.

Hari ini memang rencananya kami akan membahas mengenai saham perusahaan. Aku memutuskan membeli saham dari nyonya Sinaga yang mempunyai saham di Indira sebesar 20 persen. Dengan begitu aku memiliki saham sebesar 60 persen dan kondisi ini membuatku tentu tidak terkalahkan dan menjadi penguasa tertinggi di Indira.

"Urusan saham ini lebih penting terlebih aku sudah tidak sabar mendepak bibi ah salah maksudku nyonya Meriska" ujarku sambil menyugarkan rambut dan Bima yang duduk di depan ini tampak sangat terpesona melihatku.

"Setelah posisimu makin kuat aku yakin nyonya Meriska tidak akan lagi berani melawanmu Ivanka..." balas Bima yakin.

"Jangan lupa kita harus mengadakan rapat pukul 10 siang dan memberi tahu kabar gembira ini!!" ucap paman.

"Jangan lupa juga untuk melaporkan bibi ke polisi dan menceraikannya" balasku sengit sambil menaikan alis.

"Kamu benar benar bersemangat untuk menyingkirkan Meriska ya!!"

SituationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang