26 - Don't leave me

586 39 17
                                    

Ayo yang belum ngevote sekarang juga vote ya!






Ivanka

Setelah paman dan Bima tahu aku sedang hamil mereka tidak mengizinkan aku untuk mengelola perusahaan lagi. Katanya mereka takut aku kelelahan dan membahayakan janin yang ada dalam kandungan ini. Terlebih kondisiku akhir-akhir ini memang kurang baik dan terus-terusan merasa mual.

Krystal bilang ini merupakan hal yang wajar di tri semester awal. Aku tidak tahu jika hamil ternyata seberat ini bahkan aku saat ini sangat membenci makanan laut padahal sebelumnya sangat menyukainya. Pada akhirnya aku hanya bisa minum susu saja karena semua makanan selalu dimuntahkan kembali. Tidak cuma sering merasa mual kondisi emosiku pun sering tak stabil kadang-kadang bad mood bahkan seringnya menangis jika merasa tersinggung untuk hal yang sepele sekalipun. Situasi ini jelas membuatku tidak bisa melakukan apapun hingga akhirnya hanya bisa berdiam diri di rumah saja.

Semua kondisiku saat ini memang melelahkan bahkan aku pun seringnya marah-marah pada Bima padahal dia tidak salah apa-apa. Sehingga aku kian merasa bersalah padanya tapi Bima sama sekali tidak keberatan dan memaklumi kondisiku yang kini sedang hamil. Dia sangat baik dan membuatku terharu padahal aku terus membuatnya kecewa.

Tampaknya di masa lalu aku pernah menyelamatkan suatu negara karena mendapatkan laki-laki sebaik dan setulus Bima. Namun kebaikannya membuatku sedikit merasa terbebani karena aku memang tidak layak untuk bersanding dengan dirinya. Dia terlalu baik bila disandingkan dengan aku yang seorang wanita jahat. Kenapa dia begitu mencintaiku padahal masih banyak wanita lain yang jauh lebih layak untuknya.

Bima benar-benar sosok malaikat.. dia tidak membenciku meski saat ini aku hamil anak orang lain. Bahkan dia bilang akan mengasuh anak ini seperti darah dagingnya sendiri yang membuatku sangat tersentuh. Sejujurnya aku sedikit menyesal karena terlambat mengenal Bima bahkan dulu aku berpikir dia hanyalah laki-laki congkak yang suka pamer.

Saat ini kami berdua sedang menikmati waktu bersama di vila keluarga Bima. Suasananya sangat asri dan sejuk, bahkan banyak sekali bunga berwarna warni yang membuat suasana hatiku membaik. Dengan datang ke vila ini mualku sedikit berkurang, entahlah mungkin janin yang ada dalam kandunganku butuh berlibur. Bima juga sangat mengetahui kesukaanku dan sangat perhatian tidak seperti diriku yang selalu saja membuatnya kecewa.

"Gimana Ivanka kamu suka kan suasana vila ini?" Bima bertanya sambil menggenggam tanganku erat.

"Aku sangat suka.. disini indah sekali" jawabku tersenyum lebar.

"Mari terus bersama dalam waktu yang lama Ivanka"

Bima memelukku dengan mesra hingga kami hanya terdiam sambil berpelukan. Tak terasa pelukan Bima yang hangat membuatku tertidur pulas.




..................................






Setelah menikmati keindahan suasana vila akhirnya kami memutuskan kembali. Aku bersantai di rumah dan Bima kembali dengan pekerjaannya yang kian sibuk karena aku memutuskan fokus dengan kehamilan saja dan tidak pergi ke kantor dulu.

Ada sedikit rasa bersalah pada Bima karena membuatnya makin sibuk bahkan pekerjaanku kini dilimpahkan padanya semua. Tapi aku benar-benar tidak bisa mengelola perusahaan karena kondisi tubuhku yang kurang bagus dan Krystal bilang kehamilanku ini tergolong rawan.

Saat bersantai di rumah aku mendapatkan panggilan dari nomer asing. Karena penasaran akhirnya aku mengangkat panggilan tersebut dan ternyata itu dari Mahesa. Padahal selama ini aku sudah menghindarinya entah dengan menghapus sosial medianya atau memblokir nomornya.

Mahesa memintaku bertemu dengannya, meski terus menghindar tentu semua tidak ada gunanya jika masalah diantara kami belum selesai. Oleh sebab itu aku memutuskan untuk bertemu meski kondisi tubuhku saat ini kurang prima.

SituationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang