13- She is comeback

726 41 16
                                    

Mohon memberikan dukungannya....







Mahesa

Bangun tidur tidak melihat Ivanka sebenarnya aku merasa sedikit sedih, bahkan dia tidak berpamitan dan pergi begitu saja. Tapi aku tidak mau terus berdiam diri seperti orang bodoh dan mulai mencari makan karena perut ini sudah keroncongan. Ngomong-ngomong Selena bilang akan pulang ke Indonesia karena perkuliahan pascasarjananya sedang libur. Aku tentu sama sekali tidak keberatan jika dia pulang ke Indonesia karena Selena masih istriku sendiri. Namun antusiasku dengan berita ini sama sekali tidak ada, bahkan aku merasa Selena seperti istri di atas kertas saja. Semenjak hadirnya Ivanka di hidupku tampaknya dunia pernikahan ini semakin terasa hambar.

Saat malam tiba harusnya aku berkutat dengan pekerjaan lagi karena dua hari kemudian ada pertemuan dengan perusahan Hadiwijaya dan membicarakan soal bisnis properti. Proyek ini benar-benar sangat menguntungkan meski kerja sama dengan Indira Grup masih berjalan baik namun tak ada salahnya aku melebarkan sayap dan bekerja sama juga dengan Hadiwijaya Grup. Dengan begitu perusahaan yang aku kelola bisa semakin kuat dan terus berkembang. Namun pikiranku saat ini sedang jenuh dan buntu sehingga aku tidak mau melirik pekerjaan dulu.

Ah... sudah lama sekali aku tidak ke klub malam yang tentu ini semua berkat Ivanka. Ya, semua kekosonganku rasanya sudah terisi sehingga aku tidak perlu lagi menghabiskan waktu di tempat bising itu. Namun teman-teman bilang aku sudah banyak berubah padahal aku masih Mahesa Arjuna Irawan. Hanya karena aku tidak bertemu mereka bukan berarti aku sudah berubah kan?.

Tapi sudahlah daripada aku sibuk membela diri ada baiknya untuk malam ini aku pergi bertemu mereka. Yang mana suasana masih sama saja beberapa temanku seperti Beni dan Jonatan masih suka sibuk dengan jalangnya. Rasanya jengah sekali dengan mereka berdua yang hanya menghambur-hamburkan uang disaat orang lain untuk makan pun susah.

"Gimana kabar lo Sa? Wajah lo seger banget pasti gak pernah kurang jatah nih?" Beni menyeringai sambil terkikik, ucapan dia memang benar karena urusan seksku memang sangat lancar selancar jalan tol.

"Yoi gue lagi bahagia nih dan nemu cewek yang tepat!" sambil memesan minuman dengan kadar alkohol sedikit aku merespon perkataan Beni. Cukup minum alkohol yang ringan saja aku tidak mau terkapar disini.

"Jalang yang mana nih maksud lo?" Dengan penasaran sambil meminum bir dia bertanya padaku. Beni si spesialis bir dan herannya meski sudah meminum banyak bir dia tak pernah mabuk

"Gue gak maen sama jalang ya bangsat!!!" aku tidak terima Ivanka disebut jalang dan aku memang selalu main bersih yang mana tidak semua wanita bisa aku ajak senang-senang.

"Terus lo maen ama siapa? Secara bini lo aja ada lagi di luar negeri" Beni bertanya keheranan dan sikap keponya lama-lama bikin kesal.

"Yang jelas gue gak modelan kayak lo yang coblos jalang sana sini" jawabanku memang kasar tapi pada kenyataannya Beni dan Jonatan memang sinting dan setiap harinya gonta ganti jalang. Apa tidak menyebar tuh lama lama penyakit? Memikirkannya saja membuatku merinding.

"Ah munafik lo Sa, lo yang paling demen lobang cewe juga ah!" entah datang darimana Kaisar tiba-tiba nimbrung dan memesan cocktail sambil menghisap rokok.

"Sial lo! Kayak lo gak demen aja anjir" entah bagaimana pemikiran si Kaisar padahal dia yang paling mesum diantara kita.

"Gue sih justru udah terjadwal banget sama Krystal" wajah Kaisar tampak sangat menyebalkan belum lagi dia menaik turunkan alisnya yang membuatku ingin menampolnya.

"Eh anjir lo rusakin mulu si Krystal kapan mo nikahin??" tumben omongan Beni bener biasanya dia yang paling edan diantara kita dan aku hanya tersenyum malas dengan pembicaraan tidak berguna ini

SituationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang