Satria's
"Buset!"
Kedua alis gue bertaut sangking terkejut mendapati berapa banyak notifikasi yang masuk ke ponsel. Kemarin gue benar-benar nggak memeriksa ponsel. Gue hanya mengandalkan informasi dari Ruwi. Awalnya gue berniat memeriksa benda itu di perjalanan menuju Signatures, tapi batal karena gue pilih memejamkan mata dan malah berujung ketiduran. Kopi yang gue minum sebelum berangkat, rupanya tetap nggak bisa mengatasi rasa kantuk yang gue rasakan. Ruwi pun harus membangunkan gue saat tiba di tempat–dan menunggu sepuluh menit untuk memastikan bahwa nyawa gue benar-benar sudah terkumpul sebelum menemui Pak Bagastama.
Ruwi juga inisiatif menghubungi Raditya setelah pertemuan gue dengan Pak Bagastama selesai dan sedang menuju The Secred Coffee & Resto. Dia memastikan para sahabat gue masih ada di tempat yang sama karena bosnya akan datang dengan sangat terlambat. Ruwi pasti takut gue damprat lagi kalau nggak melakukan pekerjaan dengan teliti. Jangan sampai gue tiba di tempat janjian tetapi sahabat gue sudah nggak ada di sana. Iya, dulu Ruwi pernah membuat kesalahan seperti itu. Membuat gue mendampratnya habis-habisan. Padahal kesalahan nggak sepenuhnya ada padanya.
Diajeng Ruwintana:
Selamat pagi, Pak Satria!
Jam 8 nanti Bapak harus sudah otw ke Cirebon, ya Pak.
Berkas-berkas yang perlu dibawa sudah saya siapkan. Nanti saya dan Pak Didit langsung ke rumah Pak Satria, jadi Bapak nggak usah ke kantor lagi.
Oke.
Tsania Halim Lituhayu:
Mas Satria, aku udah mau on the way ke Cirebon.
Nanti kita ketemu di sana ya!
See you!
Papa:
Yesterday
Kamu kenapa 'lagi' sama dewan direksi, Mas?
Makin dewasa, makin sering ngamuk ya kamu.
Missed voice call at 17:30
Missed voice call at 17:31
Susah banget ya kamu nih buat dihubungi.
Telpon Papa kalau sudah lihat pesan ini!
Today
Sudahlah, nanti kita ketemu di pabrik saja.
Nggak usah telpon.
Ibu Rukmana-Dewan Direksi:
Yesterday
Nak, ini saya sengaja hubungi kamu secara personal. Kira-kira kamu kapan ada waktu untuk ketemu saya mengenai persoalan tadi?
Kamu tahu saya orangnya nggak sabaran. Minta asistenmu segera aturkan jadwal untuk ketemu saya.
Thanks!
Mama:
Yesterday
Missed voice call at 20:05
Tadi Mama telpon Ruwi, katanya kamu lagi ada makan malam sama Pak Bagastama.
Kenapa kok tiba-tiba ketemuan sama beliau?
Nanti aku mampir ke rumah, Ma. Nanti kita bahas di rumah aja ya.
Aku udah mau jalan ke Cirebon.
KAMU SEDANG MEMBACA
U N E X P E C T E D
General FictionPada dasarnya manusia memang tidak pernah merasa cukup.