Part 4

24 9 0
                                    

Assalamualaikum semuanya

Semoga suka dengan cerita ini, jangan lupa kasih saran dan kritiknya agar novel ini berkembang menjadi lebih baik°-°

Semoga suka dengan cerita ini, jangan lupa kasih saran dan kritiknya agar novel ini berkembang menjadi lebih baik°-°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

][][][][

P A R T 4

Satu. . Dua. . Tiga. .

Viola berlari dengan secepatnya. Namun belum sempat ia meraih gagang pintu. Dia kembali berbalik, menatap sepatu Dockmartnya yang hampir saja ditinggalkan.

"Sepatu kesayangan gua" batin Viola kemudian menatap Rian yang sudah mulai tersadar dari lamunannya.

"Ngapain lu?" Tanya Rian yang mulai mengernyitkan alis. Dia menaik turun kan alisnya tanda tidak mengerti.

"Tuh kan nada bicaranya kayak marah sama gua" batin Viola kembali ketakutan. Dia memilih menunduk tak berani untuk melihat Rian.

"Oi gua nanya, yaelah malah diem doang" lanjut Rian yang tak mendapat respon dari Viola.

Viola mencari ucapan yang pas agar dia tak terjebak disini. Diapun mengambil nafas banyak-banyak sebelum dia bersuara.

"Sepatu gua" lirih Viola. Dia memberanikan diri menatap Rian kemudian menunjuk dimana letak sepatunya berada. Rian mengernyit tidak mengerti sebelum akhirnya dia tersadar saat melihat sepatu yang di maksud.

"Ini?" Tanya Rian mengangkat sepatu itu.
Viola hanya mengangguk-anggukan kepala tak berniat membalas. Dia memberanikan diri berjalan kearah Rian, mengambil sepatunya pergi begitu saja. Dia tak ingin berlama-lama bersama Rian disana. Viola merasa atmosfer di ruangan itu tidak baik untuk kesehatannya. Sementara Rian hanya menatap punggung Viola tak berniat mengejar gadis itu.

Viola menuju keruang tamu tempat terakhir orang tuanya berada. Saat dia melihat sisi ruang tamu yang kosong tak ada manusia pun disana. Dia mulai gelisah. Pikiran buruk muncul begitu saja di benaknya. Dia mulai memikirkan kemungkinan-kemungkinan terburuk.

"Apa Mama sama Papa ninggalin gua disini" batin Viola.

Dia berjalan gelisah menuju keluar rumah mencari keberadaan mobil orang tuanya. Setelah melihat mobil yang ternyata masih terparkir rapi dia pun menghela nafas tenang. Kembali menuju ruang tamu menunggu kedua orang tuanya kembali.

"Kayaknya lagi pergi deh" ucapan pria itu menyadarkan Viola dari lamunannya. Pria yang ternyata Rian itu berjalan menuju dimana Viola berada.

Viola hanya mendongakkan kepala tanpa berniat menjawab.

"Nama lu siapa?" Tanya Rian mengganti topik. Ia tersadar saat mengingat kejadian yang dialami Viola setahun yang lalu. Dan dialah yang membantu mencari bukti rekaman cctv hingga sekolah tersebut di tutup.

Don't Disturb Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang