Part 3

31 9 0
                                    

Assalamualaikum semuanya

Semoga suka dengan cerita ini, jangan lupa kasih saran dan kritiknya agar novel ini berkembang menjadi lebih baik°-°

Semoga suka dengan cerita ini, jangan lupa kasih saran dan kritiknya agar novel ini berkembang menjadi lebih baik°-°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

][][][][

P A R T 3

"Saya sudah melakukan semuanya sesuai rencana" ucap Bagas memulai pembicaraan. Setelah kepergian Viola. Farah, David dan Bagas mulai membicarakan apa yang mereka rencanakan.

Mereka membicarakan semua hal. Mulai dari teman Bagas yang mempunyai sekolah di Jakarta, yang kemudian Farah dan David yang berencana untuk menyekolahkan Viola ke sekolah tersebut. Hingga keinginan Rian, putra Bagas yang berinisiatif untuk mengintai Viola saat berada di sekolah melalui kamera CCTV.

Keinginan Rian di sambut baik oleh kedua orang tua Viola. Dengan hal itu, makin banyak orang yang mengawasi Viola jika sewaktu waktu David dan Farah tidak sempat mencek di sekolah.

Bagas yang tau dengan yang terjadi pada Viola satu tahun lalu pun tidak tinggal diam. Dia tak akan membiarkan Viola terluka sedikit pun. Dia sudah menganggap Viola sebagai anaknya sendiri.

"Lalu bagaimana dengan Rian, apakah dia sudah punya rencana sendiri" tanya Farah memastikan sekali lagi agar tidak terjadi kesalahan.

"Sepertinya sudah, untuk memastikan langsung tanya kepada dia saat pulang sekolah nanti" jawab Bagas menatap keluar rumah yang pintunya terbuka lebar.

"Saya berterimakasih sekali atas semua bantuanmu, dengan ini setidaknya jika Viola ada masalah saya bisa tau lebih dulu. Karna saya yakin Viola tidak akan mau memberitahukan apapun kesulitannya nanti" terang David. Dia menutup matanya sebentar dan kembali membuka matanya. Memikirkan kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi.

"Jangan sungkan meminta bantuan Saya, Saya sudah menganggap Vio sebagai anak saya sendiri" ungkap Bagas.

"Sekali lagi terimakasih Gas, terimakasih atas bantuan nya" sekarang Farah yang mulai berbicara. Dia bersyukur mempunyai adik yang dapat membantu dalam kesulitannya saat ini.

"Yasudah bagaimana kalau saya ajak berkeliling, berhubung Vio masih tidur" saran Bagas. Kemudian berdiri dari duduknya. Diikuti oleh Farah dan David. Merekapun beranjak keluar dari rumah. Berjalan beriringan.

][][][][

"Assalamualaikum yah, Ian pulang" sambut seorang pria yang mulai melangkahkan kakinya memasuki rumah.

Baju acak-acakan dengan dasi yang sudah tak lagi rapi. Ia melangkah lebih dalam menuju rumah mencari keberadaan Ayahnya.

Tak ada tanda-tanda keberadaan sang Ayah. Dia melenggang pergi menuju tangga tempat dimana kamarnya berada.

 Dia melenggang pergi menuju tangga tempat dimana kamarnya berada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Riandi Mahendra Leouis

Memutar knop pintu dan membukanya. Hal yang pertama dia lihat adalah seorang gadis cantik tertidur pulas di atas kasurnya. Dia pun enggan untuk masuk, kembali menutup pintu, berdiri mematung didepan sana.

"Astaghfirullah, sejak kapan Papa punya Anak lagi" gumam Pria itu. Ia mengacak rambutnya menatap ruangan lantai satu yang masih saja kosong. Memikirkan kemungkinan- kemungkinan yang terjadi. Memutar pikiran mengenai apa yang akan ia lakukan sekarang.

"Kalau gua masuk dosa gak sih, tapi kan ini kamar gua" gumam Pria tersebut kembali menatap pintu kamarnya yang sudah tertutup rapat.

"Gimana ya, gua telfon pun Ayah palingan hp nya mati, Ayah kan jarang megang hp" pria itu memutar otaknya untuk mencari solusi yang bagus.

"Atau. . . Gua coba bangunin dia, biar mastiin dugaan gua salah" gumaman pria tersebut terhenti. Setelah ia mendapat kan solusi yang bagus.

Dia membuka pintu perlahan agar tidak menimbulkan suara. Memastikan situasi aman. Melangkahkan kakinya memasuki kamar itu.
Menghampiri seorang gadis yang masih tertidur pulas. Melihat-lihat gadis cantik tersebut dari rambut hingga kaki.

Baju pinknya sangat cocok untuk si gadis, kaki jenjang putih dengan cat kuku berwarna putih mengkilap. Tidak lupa juga muka polosnya saat tertidur. Memberikan kesan yang sempurna saat pertama kali melihatnya.

"Gak tega gua banguninnya" batin pria itu kembali mencuri pandang ke gadis tersebut.

"Mukanya kayak gak asing dah, apa gua pernah ketemu sama dia" gumam pria tersebut seraya mengernyitkan kening. Setelah melihat-lihat lebih lama akhirnya dia dapat memastikan dugaan tidak salah.

"Anjir dia kan sepupu gua, apa gua di jodohin sama dia" teriak pria tersebut yang tidak lagi bisa mengontrol suaranya.

Hingga orang yang di bicarakan nya dari tadi terbangun dengan keadaan langsung terduduk.

][][][][

Viola mengumpulkan nyawanya akibat teriakan keras sang Pria yang berdiri didepannya. Dia mengerjab-ngerjabkan matanya beberapa kali lalu menatap Pria yang berdiri di depannya yang sama-sama menatapnya. Beberapa saat tatapan mereka berdua bertemu yang langsung di putuskan oleh Viola dengan menundukkan kepala.

Ketakutannya kembali muncul. Akan dugaannya mengenai reaksi apa yang akan Viola dapatkan dari sang Pria yang dia duga sebagai sepupunya. Putra semata wayang dari Bagas.

"Mati gua, pasti dia bakalan ngamuk terus ngusir gua dari sini" batin Viola dalam hati. Tangannya mulai bergerak dengan asal. Keringat dingin mulai muncul pada telapak tangannya. Dia bahkan tidak berani untuk menatap manik mata Rian.

"Apa gua kabur aja, terus langsung nyari Mama" batin Viola mulai mengambil ancang-ancang.

Sementara Rian tetap menatap Viola tanpa berkedip. Tak ada keinginan untuk dia membuka pembicaraan terlebih dahulu.

Satu. . Dua. . Tiga. .

][][][][

Gimana dengan part kali ini??

Menurut kamu, Rian jahat atau baik?

Lalu apa rencana Viola berhasil untuk kabur dari sana?

Penasaran?

Tetap nantikan novel ini ya, jangan pernah bosan sama tokoh tokohnya

Bye bye semua👋😴
Jangan sampe kangen sama author ya😍

Don't Disturb Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang