Kejadian setahun yang lalu membuat Viola Raqilla berubah drastis. Ia yang dulunya ceria menjadikannya takut akan semua orang. Ia lebih banyak menutup diri dikarenakan semenjak kejadian itu mengharuskannya home schooling.
Viola yang sudah terbiasa de...
Semoga suka dengan cerita ini, jangan lupa kasih saran dan kritiknya agar novel ini berkembang menjadi lebih baik°-°
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
][][][][
P A R T 16
Suasana kamar yang senyap dengan penerangan lampu yang masih menyala meski sudah pagi. Seorang pria mengintip dengan membuka pintu sedikit pada kamar itu. Terlihat gadis cantik masih tertidur lelap tak terusik dengan suara suara yang berada di luar sana.
Rian sedari tadi berusaha untuk membangunkan Viola yang sepertinya sangat terlelap dalam tidurnya. Merasa tak tega, ia pun memilih kembali menghampiri Farah dan David yang sedang berada di ruang tamu.
"Gak bisa bangun paman, dari tadi Rian bangunin" tukas Rian setelah berada di hadapan David.
"Yasudah, biar Tante aja yang coba. Gak biasanya Viola bangun telat gini. Paling lama juga jam 8" jawab Farah berlalu dari sana.
Setelah tidak ada Farah. David lagi lagi memasang wajah yang menurut Rian sedikit menakutkan. David akan wibawa dan keseriusannya itu seakan akan ingin menerkam Rian yang berada di hadapannya.
"Kemarin om dapat telfon dari teman ayah kamu" David memulai pembicaraannya tanpa basa basi. Ia harus sesegera mungkin membincangkan langsung soal ini kepada Rian. Berunding dengan pria itu untuk dapatkan solusi yang baik.
Rian mulai mengerti kemana arah pembicaraannya. Ia mendengarkan dengan seksama agar mengerti dan bisa membantu pamannya itu yang ia rasa sedang kesusahan sekarang ini.
"Lalu ada berita yang tak terduga lagi yang om dapatkan Rian. Om semakin ragu untuk menyekolahkan Viola kembali seperti semula" terlihat raut wajah David yang seakan putus asa. Gurat kekhawatiran jelas sekali terlihat pada wajah rupawan David. Beberapa kali David mengusap wajahnya, mencoba untuk memikirkan apa yang akan dia lakukan setelah ini.
"Apa itu Paman?" Tanya Rian yang mulai penasaran dengan berita itu. Rian mencoba menerka nerka apa kemungkinan yang paling terburuk yang akan terjadi.
"Ada sepupu dari salah satu pembully Viola yang bersekolah disana, paman masih kurang tau siapa namanya dan kelas berapa dia. Yang jelas bisa saja dia akan lebih kelewatan dan bahkan bisa jadi dia akan membully Viola atas dasar balas dendam" terang David.
"Itu belum tentu paman, bisa saja sifat sepupunya berbeda" ucap Rian mencoba menenangkan pamannya.
"Tapi nak Rian, kita harus mempersiapkan sesuatu sebelum hal itu terjadi. Bisa saja ucapan Paman benar kan kita tidak tau"