Part 8

18 9 0
                                    

Assalamualaikum semuanya

Semoga suka dengan cerita ini, jangan lupa kasih saran dan kritiknya agar novel ini berkembang menjadi lebih baik°-°

Semoga suka dengan cerita ini, jangan lupa kasih saran dan kritiknya agar novel ini berkembang menjadi lebih baik°-°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

][][][][

P A R T 8

Sudah seminggu semenjak Viola kembali dari rumah Rian. Sudah seminggu juga sejak kejadian saat ia melihat anaknya menangis untuk pertama kalinya setelah kejadian satu tahun yang lalu. Ia tak menyangka jika Viola masih takut akan hal tersebut, meski dia tak menunjukkannya secara langsung.

"Nak, boleh gak kamu kesini main kerumah Tante, sekalian bantuin Viola buat persiapan sekolahnya 2 Minggu lagi" ucap seseorang yang berbicara kepada sang pria di seberang telfon.

"Oh, boleh kok Tan, tapi tunggu aku pulang sekolah" jawab pria itu menimbang-nimbang. Ia kembali melanjutkan ucapannya.

"Berhubung besok minggu dan seninnya juga tanggal merah, aku boleh nginap gak di sana Tan" saran pria itu tak lupa senyum tulusnya di seberang sana.

"Boleh, boleh banget malahan, Tante senang jika kamu mau kesini, rumah jadi makin rame. Apa lagi om kamu, Papanya Viola lagi dinas luar. Tante sama Viola gk ada yang nemenin" antusias Farah. Dia mulai menceritakan semua hal yang terjadi beberapa hari yang lalu saat ia melihat anaknya menangis dengan suara lirih hingga gumaman Viola yang bisa Farah dengar walaupun samar-samar.

Orang yang di seberang sana tak menyangka akan apa yang di ucapkan Farah. Mereka pun memutuskan telfonnya setelah berbincang singkat.

][][][][

Sementara Rian masih di sekolah sedang berkumpul bersama teman-temannya di sebuah kantin. Ia pamit ketika mendengar bel pulang berbunyi. Melangkahkan kaki menuju parkiran tempat dimana motornya terparkir. Motor melaju membelah jalanan.

Tak berselang lama motor berhenti di kediaman rumah Bagas. Tanpa pikir panjang Rian memasukkan beberapa bajunya kedalam tas sandang.

Dia berjalan menuju ruang kerja sang Papanya, mengetuk pintunya beberapa kali menunggu Bagas memperbolehkannya masuk.

"Pa, aku mau nginap di rumah Tante Farah ya" ucap Pria tersebut dengan terburu buru. Dia berjalan menuju sofa yang ada di kamar itu. Duduk disana dan memasangkan sepatunya sambil menunggu Papanya menyahut.

"Berapa hari kamu disana?" Tanya Bagas melihat kearah anaknya yang sedang sibuk dengan sepatunya.

"2 hari aja Pa, sampe Senin" jawab Rian tanpa melihat ke arah Papanya.

"Emang ada acara apa?" Tanya Bagas lagi yang belum mengerti dengan ucapan Rian.

"Papa tau kan Viola bakalan sekolah lagi, jadi aku bantuin Viola buat persiapan dia sekolah" Rian menjeda ucapannya. Setelah selesai memasang sepatunya. Ia pun menatap Papanya yang sedang menatapnya.

Don't Disturb Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang