11- i'll always with you

998 114 21
                                    

Jangan lupa voment juseyo 🥰❤️✨
——————————————————————

Jeno mendengar sebuah langkah menggema di aula kerajaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jeno mendengar sebuah langkah menggema di aula kerajaan. Dari atas tahta, ia melihat Renjun berjalan ke arahnya bersama Mark. Wajah geram sang raja terlihat jelas menyadari kehadiran laki-laki tersebut. Namum Jeno tetap diam sampai Renjun dan Mark membungkuk hormat di hadapannya.


"Yang mulia, ijinkan saya untuk meminta sesuatu"


"Apa ?" Jawab Jeno dengan dingin.


Renjun menoleh sejenak ke belakang, dimana Mark berdiri. Kemudian ia kembali melihat ke arah Jeno. Dengan tetap menundukkan kepala, Renjun mengatakan keinginannya.


"Ijinkan Mark untuk menjadi pengawalku."


Jeno mengerutkan keningnya. Ia tak mengerti mengapa kini Renjun malah menginginkan Mark untuk menjadi pengawalnya. Tak terfikir alasan apapun yang bisa Jeno tebak.



"Apa yang sedang kamu rencanakan ?"


Renjun menurunkan matanya sejenak untuk melihat ke arah lantai. Helaan nafas berat keluar darinya. Tak butuh waktu lama, ia mendongak kembali dan menatap Jeno dengan yakin.


"Kamu mencintai Jaeminkan sekarang ? Kamu bencikan saat Mark bersama Jaemin ? Biar aku bantu kamu untuk menjauhkan mereka."


Deg!


Raut wajah Jeno berubah. Ia tampak terkejut dengan apa yang barusan Renjun katakan. Darimana selirnya tahu perasaan itu ?. Bagaimana bisa sang selir menyadari hal tersebut disaat Jeno berusaha menyembunyikannya ?. Jeno tampak seperti tertangkap basah telah mencintai Jaemin yang seharusnya tak ia cintai.


Renjunlah yang harusnya ia cintai...


Sang selir mempertahankan wajah tegasnya. Meskipun dalam hatinya mulai retak tanpa siapapun tahu. Tak dapat dipungkiri, hati Renjun sakit. Cintanya pada Jeno masih ada. Namun Jeno malah mencintai orang lain. Bukan dirinya lagi. Entah siapa yang salah. Keadaan menggiring mereka hingga sejauh ini.


"Akan aku pastikan Mark tidak bertemu dengan Jaemin." Ucap Renjun.


"Lakukan apa maumu. Aku tidak ingin melihat wajahnya."


Jeno kemudian berdiri dan pergi dari kursi agung kerajaan. Ia turun, berjalan menuju pintu aula, melewati Renjun dan Mark yang masih berdiri. Sama sekali tidak ia lirik keduanya. Jeno pergi seolah acuh dan enggan berurusan dengan Renjun maupun Mark.


Your Majesty : MarkminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang