Part 18

1.4K 127 12
                                    


-

"Aggggrrhhhhhhh anjingg...." teriak Zee memukul lembok hingga tangannya terluka dan berdarah

"KENAPA SIH DUNIA SELALU NGGAK ADIL, BERPIHAK PADA ORANG YANG GUE SAYANG AGRRRHHHH" teriak Zee memukul tembok terus menerus
Tiba tiba datang seseorang memberhentikan pukulan Zee pada pada orang

"Zee stop Zee jangan lukain tangan lo lagi, cukup!" ucap seseorang tersebut

"Apaan sih lo" ucap Zee mendorang orang tersebut

"Zee plisss udah, jangan pukul lagi" ucap Orang tersebut

"Mau lo apa sih hah?" tanya Zee

"Gue mau lo stop pukul tembok, dan stop sakitin badan lo" ucap orang tersebut

"Lo siapa ngatur ngatur gue?" tanya Zee sudah menangis

"Gue kakak lo Zee, kakak lo" ucap Gito
Ya Gito melihat Zee melewati kelasnya karna penasaran Gitopun mengikutinya hingga rooftop dan yang dilihat Gito adalah Zee yang terus menerus memukul tembok

"Kalo kakak nggak mungkin ambil semuanya punya gue" ucap Zee frustasi

"Sorry Zee gue minta maaf, plisss Zee jangan kaya gini" ucap Gito berusaha memeluk Zee

"Gue maafin lo, tapi tinggalin tempat ini gue lagi mau sendiri" ucap Zee mulai tenang

"Tapi lo jangan pukul tembok lagi ya, lihat tangan lo" ucap Gito, Zee hanya mengangguk sebagai jawaban

"Yaudah deh " ucap Gito berlalu pergi keluar rooftop, jujur Gito sangat sakit melihat Zee seperti ini, makin lama ia makin cuek dan berantakan.

Darah di tangan Zee terus menetes tanpa henti, ia tak menyadari rasa sakitnya tapi hancurnya ia rasakan begitu dalam, setelah kehilangan kasih sayang orang tuanya, Chika yang menjadi semangatnya pun hilang membuat Zee makin hancur dan tak karuan.
Zee yang malas masuk kelaspun, dari pada ia pergi tak jelas ia berpikir untuk pulang kerumah menemui bundanya, sesampainya Zee di rumah ia pun masuk kedalam rumahnya

"Zee kok udah pulang?" tanya Naomi sang bunda

"Iya bunda Zee merasa meriang" ucap Zee

"Sebentar, tangan kmu kok banyak darah kenapa?" tanya Naomi melihat tangan Zee bercucuran darah

"Tadi aku.....

"Kmu kenapa lagi Zee?" ucap Naomi

"Enggak papa bunda ini biasa kok" ucap Zee meyakinkan bundanya

"Bunda obatin dulu ya, lihat darahnya nggak berhenti loh Zee

" hmmm gak....

"Nggak, pokoknya di obatin dulu" ucap Naomi memotong ucapan Zee

Zee pun menyerah dan menuruti apa kata bundanya, Naomi mengobati luka Zee lukanya sangat parah, Zee tak merasakan sakit tapi ia tahan agar bundanya tak banyak bicara

"Nggak sakit Zee?" tanya Naomi

"Enggak kok bunda, cuma nyeri aja heheh" ucap Zee cengengesan

"Bunda Zee mau tanya boleh?" ucap Zee

"Boleh dong kenapa?" tanya Naomi

"Ayah marah ya, soal Zee merokok?" tanya Zee

"Kmu tau nggak alasan ayah nggak merokok?" tanya balik Naomi

"Enggak tau bunda" ucap Zee

"Dulu kakek kmu perokok berat, ia suka banget merokok eyang kmu paling gak duka kalo ada yang merokok, tapi kakek mu tak mau berhenti hingga eyang meninggal karna terkena sesek nafas dan tak tertolong, dari situ ayah dan kakek paling gak suka sama perokok, tapi bunda juga gaj suka kalo anak kesayangan bunda jadi perokok sayang apa lagi masa muda kaya kmu masa organnya udah jeles bunda gak mau sayang" ucap Naomi

CINTA YANG DULU TEMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang