17#Expelled Again

5.2K 268 76
                                    

Drtt! Drttt!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Drtt! Drttt!

Algara merogoh saku celananya, mengambil benda pipih yang berdering itu, profil Angkasa muncul disana, tanpa pikir panjang Algara langsung menerima panggilan itu.

"Halo?"

"Gi, ada serangan lagi!"

"Gue kesana sekarang." Ujar Algara seraya mematikan panggilannya sepihak.

Algara memasukkan kembali ponsel tersebut ke dalam saku celananya, lantas berjalan menghampiri Azura yang kini tengah membersihkan badan Hendra dengan handuk basah.

"Ra, gue tinggal ya? Gue ada urusan," pamitnya.

Gadis yang masih berseragam sekolah itu lantas menoleh ke arah suara berasal, senyumnya mengembang kemudian mengangguk, "iya kak, makasih udah nganterin aku kesini."

Algara mencubit pipi gadis itu gemas, "sama-sama. Gue pergi dulu ya?"

"Hati-hati kak!" Gadis itu melambaikan tangan sebelum akhirnya punggung itu hilang dari balik pintu.

Zura kembali melanjutkan aktivitasnya, setelah selesai gadis itu membereskan semua hingga rapi seperti sebelumnya. Gadis itu duduk lagi di kursi sebelah blankar pasien, sudah tiga hari ini sang papa masih belum sadarkan diri. Kata dokter Jo, kondisi Hendra sudah membaik dua hari yang lalu, namun pria paruh baya itu tak kunjung membuka matanya.

"Pa, maafin Zura ya Pa, Zura gagal jagain papa. Zura janji setelah ini, Zura bakal jagain papa terus," monolognya, berharap sang papa mendengar dan segera sadar dari terlelapnya.

1 jam gadis itu duduk disana seraya membaca buku paket biologi, karena kantuk dan lelahnya tak bisa dibendung lagi, akhirnya gadis imut itupun ketiduran disana.

●●●

Hendra membuka matanya, pria paruh baya tersebut lantas mengedarkan pandangan ke sekitar, ruangan bernuansa putih yang langsung bisa ia simpulkan bahwa sekarang dirinya tengah berada di rumah sakit.

Merasakan sesuatu yang berat menimpa tangan kanannya, pria tersebut menunduk untuk melihat apa yang kini tengah menindih tangan kanannya, yang tidak lain adalah kepala Zura yang kini tengah tertidur pulas disana dengan posisi duduk disebuah kursi.

Hendra sontak langsung menarik tangan kanannya kasar, membuat Zura terkejut sehingga gadis itu terjaga paksa dari tidurnya. Gadis itu tersenyum lebar kala melihat papanya telah siuman, "syukurlah papa ud---"

"KELUAR!" Bentak Hendra pada gadis itu.

Zura mencekal tangan sang papa, "papa, ja--"

Pria itu langsung menarik tangannya dari cekalan Zura, "KELUAR! KAMU BUDEG YA?! SAYA BILANG KELUAR YA KELUAR!! SAYA MUAK LIAT MUKA KAMU!! KAMU ITU BUKAN ANAK SAYA!! JADI KAMU GAK USAH REPOT-REPOT BERBAKTI SAMA SAYA!!"

"Pa--"

"KELUAR ANAK BAJINGAN!!" Hendra mendorong Zura dengan kasar, membuat gadis itu terkapar diatas lantai diikuti dengan kursinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GIOVANO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang