9. KINCIR ANGIN

79 24 2
                                    

Yang klik bintang di pojok kiri bawah plus ketik komen, bang author doa'in semoga cepet ketemu sama jodohnya, terus rezeki nya di lancarin aamiin.💫

Happy reading...

Di malam itu Alextro dan Kalana berjalan berdampingan dengan membawa banyak kantong kresek berwarna putih di kedua tangannya. Adiknya baru saja merampok dirinya dengan membeli banyak makanan di pasar malam tersebut. Dimulai dari roti bakar, telur gulung, permen kapas, seblak, tophoki makanan seafood dan banyak makanan lainya. Tempat ini seolah surga bagi Nana, dan neraka bagi Alextro.

Emang iya ya, cewek kalo lagi badmood bawaanya pengen makan terus? ah nggak tahu deh pusing.

"Udah yuk pulang, abis nih duit gue, lo beli makanan banyak banget." Keluh Alextro melirik sinis.

"Ya elah bang sama adik sendiri pelit amat lo."

Bukan apa-apa Alextro ini type abang yang kalo dia sayang ya dia bakalan lakuin apa aja demi kebahagiaan keluarganya, termasuk menyenangkan hati satu adiknya ini. Tapi masalahnya duit di dompet dia tinggal tipis, gimana dong?

"Duit gue abis, pulang yuk udah malem juga, gue takut mamah nanti marah, gara-gara gue bawa lo keluar malem."

"Iya deh ayok pulang." Ucap Kalana sedikit terpaksa kemudian memasang wajah kusut cemberut, padahal ia ingin sekali masih berada di tempat ini. Tapi tak apa untuk itu ia juga sangat senang karena bisa jalan-jalan bersama kakaknya, moment yang jarang banget bisa mereka lakuin.

"Kusut banget tuh muka udah kayak cucian basah aja. Ya udah deh gini, gue kasih lo satu lagi permintaan bebas, lo mau apa aja gue beliin atau lo mau naik wahana disini gue kabulin tapi sekali doang, soalnya ini udah malem."

"Nah gitu kek, ini baru abangnya Nana yang baik dan ganteng." Kata gadis itu sangat senang, saking senangnya ia sampai-sampai mencubit keras kedua pipi Alextro.

Lucu banget ya kakak beradik satu ini. Yang satu keliatannya aja kalem tapi aslinya liar, yang satunya lagi dingin banget kayak es batu tapi sekalinya perhatian bikin hati mendadak leleh.

Sesuai janji Alextro yang memberinya satu lagi permintaan, Kalana dengan teliti melirik setiap wahana juga jajanan yang ada di pasar malam itu. Ia berfikir untuk makanan sepertinya cukup karena tadi ia sudah membeli banyak makanan, perutnya juga sudah sangat kenyang jadi gadis itu memutuskan untuk menaiki wahana saja.

"Itu kincir kak, kita naik bareng yuk." Seru Kalana menunjuk wahana yang mirip kipas angin mengajak Alextro penuh dengan semangat.

"Lo aja deh gue tunggu sini."

"Udah ayok kak nggak usah takut." dengan cepat gadis itu menarik tangan kakaknya membawanya ke depan wahana itu.

"Sendiri aja ya, lo kan tahu gue takut ketinggian." Kata Alextro kembali menatap wahana itu dengan ragu. Ia melirik ke atas sambil menelan ludah. Takut.

"Buruan ah masa anak motor naik kincir doang takut, malu sama gelar. " Ajak Kalana lagi, kali ini sedikit mengejek.

"Please banget kak, seumur hidup gue belum pernah naik ginian bareng lo." Katanya lagi penuh harap, seperti biasa ia selalu menggunakan trik pasarannya yaitu dengan memasang wajah sedihnya. Tau kan maksudnya apa? Yap Alextro paling nggak bisa nolak permohonan orang. Ini salah satu kelemahan Alextro yang Kalana tahu.

"Kalo gue mati ketakutan, lo tanggung jawab ya." Jawab Alextro menyetujui dengan terpaksa.

"Iya iya tenang aja, nggak akan mati kok."

Tak mau membuat adiknya sedih dan kecewa, dengan sedikit rasa terpaksa Alextro memberanikan diri untuk menaiki wahana itu. Belum apa-apa wajah Alextro langsung memerah, sekujur tubuhnya mendadak mengeluarkan banyak keringat. Belum juga menyala wahananya tapi ia terlihat sudah sangat ketakutan.

ALEXTROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang