...
Yang klik bintang di pojok kiri bawah plus ketik komen, bang author doa'in semoga cepet ketemu jodohnya, terus rezeki nya selalu Tuhan lancarin aamiin.💫
-
-Happy Reading...
-Di markas The Warrior's, kini Alextro dan anggota lainnya masih duduk termenung memikirkan bagaimana cara memberikan pelajaran keras untuk The Black Hunter atas apa yang mereka lakukan pada Rafa salah satu anggota mereka yang sekarang sedang terluka parah.
"Udah Lex gue mohon sama lo nggak usah di perpanjang ya," pinta Rafa sangat lembut berfikir tidak terlalu di ambil pusing tentang apa yang terjadi padanya.
"Nggak bisa bro, mereka itu udah keterlaluan lagian bukan cuma sekali mereka lakuin ini ke kita!" Jawab Alextro begitu tegas.
Memang benar ini bukan kali pertama The Black Hunter cari masalah sama The Warrior's. Udah nggak tahu lagi ini yang ke berapa kali. Sebelumnya Alextro masih bisa memaklumi dan memaafkan perlakuan mereka tapi kalau untuk urusan keselamatan dan nyawa seseorang sepertinya kali ini tidak bisa di maafkan begitu saja! Iya nggak?!
"Ini udah keterlaluan. Nggak bisa di diemin!"
"Bener kata Extro ini nggak bisa di biarin gitu aja, mereka tuh di diemin malah makin ngelunjak. Pokonya lo tenang aja kita semua bakalan kelarin ini semua." Lanjut Janu mendukung perkataan ketuanya.
Ditengah perundingan dan obrolan mereka yang sangat serius mendadak hp Alextro berdering lumayan keras. Mengetahui itu pasti adalah panggilan dari ibunya ia dengan cepat menjauh dari keramaian kemudian langsung mengangkatnya.
"Eh gue kesana dulu ya. Nyokap gue nelpon."
"Assalamualaikum mah," ucap Extro memulai obrolan terlebih dahulu.
"Walaikumsalam nak. Kamu dimana, kok jam segini belum pulang?" tanya mamanya terdengar dengan nada khawatir. Sebenarnya salah Extro juga sih ia lupa tidak memberi tahu kalau ia mampir ke markas dulu. Dan ia juga baru inget kalau ini memang sudah sangat sore.
"Lagi di Markas mah, ini Extro juga udah mau pulang kok."
"Beneran langsung pulang ya ini mamah udah masak soalnya."
"Iya mah ini Extro langsung otw."
"Ya udah kalo gitu hati hati ya."
"Iya mah see you, Assalamualaikum."
"Walaikumsalam."
Beberapa menit setelah mengobrol dengan ibunya lewat telfon, Alextro kembali ke ruang tengah dimana tempat kawan-kawannya tadi sedang berkumpul. Dengan sedikit malu Alextro harus izin untuk pulang terlebih dahulu meninggalkan Rafa juga teman lainnya disana. Alextro ini tipe pria yang jika di suruh orang tua pasti langsung ia turuti. Biasa anak sholeh guys.
"Siapa Lex nyokap lo ya?" tanya Felix, ia tahu jika ketuanya itu sudah terlihat gelisah pasti benar itu telfon dari orang tuanya.
"Iya nih hehe, aduh mohon maaf banget ya gue nggak bisa lama. Gue harus pulang duluan." Ujar Extro dengan sedikit malu karena harus meninggalkan mereka begitu saja. "Terutama sama lo Raf maaf banget ya."
"Iya Lex nggak papa santai aja."
"Oke kalau gitu Nu, Felix lo berdua nanti anter dan kawal Rafa sampe rumahnya ya. Kalaupun misalnya nggak sempet buat pulang atau karena udah keburu magrib suruh nginep di markas biar ditemenin sama anak-anak lain."
"Siap boss laksanakan."
Disela perbincangan yang sangat serius kembali lagi dan lagi handphone dirinya bersuara kali ini seperti bukan telfon melainkan notif yang entah berapa kali notif itu muncul. Siapa sih, nggak mungkin kalo mamahnya lagi kan tadi baru aia nelpon pasti ini orang lain. "Argkhh ganggu aja!" katanya dalam hati begitu kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXTRO
Teen FictionMenyoroti kehidupan Alextro Pradipta Samudra, Laki-laki bengis keturunan arab spanyol, bertubuh tinggi berbadan tegap, berwajah oval dengan garis rahang yang tajam serta si pemilik mata biru yang indah. Pemimpin dari ketua club motor paling terkena...