5. BUTTERFLY EFFECT

97 31 9
                                    


Yang klik bintang di pojok kiri bawah terus ketik komen, bang author doa'in semoga rezeki nya selalu lancar aamiin.💫
-
-
-

Happy Reading.....

Hari ini di adalah hari Rabu, hari ke tiga Aily kuliah di Universitas Bintang Bangsa Kota Banjar. Alhamdulilah selama menjadi mahasiswa baru dan setiap hari-hari yang di laluinya, Aily mulai merasa nyaman di lingkungan barunya ini. Sampai saat ini setidaknya belum ada masalah yang menerpanya. Aily juga semakin akrab dengan teman barunya yaitu Abel, Ana juga Kristal.

"Eh lo mau pulang naik apa Ly?" tanya Ana dari arah belakang mengimbangi langkah Aily.

"Kayaknya Abi nggak jemput, jadi mau naik taxi aja deh," jawab Aily pelan.

"Nggak mau bareng kita aja?" lanjut Abel menawarkan tumpangan. Arabela kebetulan selalu membawa mobil ke sekolah biasanya ia pulang pergi ya dengan dua sahabatnya itu, Ana juga Kristal dan kebetulan memang jok mobilnya masih ada yang kosong dan Aily masih muat dan bisa jika pulang bersamanya.

"Makasih atas tawarannya, tapi kayaknya aku pulang sendiri aja. "

"Lo yakin, beneran nggak ikut." Ujar Kristal kali ini ia yang menawarkan dan meyakinkan Aily.

"Iya beneran nggak papa kalian duluan aja."

"Ya udah deh kalau gitu lo hati-hati ya."

"Iya kalian juga."

Aily melambaikan tangan kanannya ke arah teman-teman barunya itu, lalu tak sengaja pandangan matanya teralihkan dan terfokus pada sosok pria berkulit putih, bermata biru yang kini sedang berjalan dekat ke arahnya, membuat Aily seakan menjadi gugup dan malah berpikiran negatif.

"Aduh ada The Warrior's lagi, aku harus apa?" tanya nya dalam hati bingung.

Alextro juga kawan-kawannya melangkah melewati koridor sekolah. Mata biru laut Extro menyalang tajam menatap ke arah depan, sementara Januar yang ada di belakang Extro sedang memberikan siulan-siulan modus kepada siswi perempuan yang di lewatinnya.

"Extro!" teriak melengking seseorang dari arah sebrang jalan membuat kelima pria itu Extro, Janu, Arka, Raka dan juga Felix menoleh secara bersamaan ke arah suara tersebut.

Sosok laki-laki dengan tangan yang melambai serta cengiran memperlihatkan deretan giginya yang putih. Memakai seragam sekolah yang berbeda dengan beberapa kancingannya terbuka dan memperlihatkan kalung juga kaos polos berwarna hitam di dalamnya. Siapa? Entahlah. Mungkin teman Alextro dari sekolah lain.

"Eh lo duluan aja deh ke markas sama si Rafa, biar gue nanti nyusul. Sekalian gue mau mastiin adik gue pulang juga." Ucap Extro menyuruh ke empat temannya itu untuk pergi duluan ke markas bersama orang tadi yang memanggilnya. Ya pria itu bernama Rafa.

"Ya udah deh lo nanti nyusul ya."

"Iya santai."

"Eh ada Aily, pulang bareng siapa nih? pulang bareng abang Janu yuk." Kata Januar malah menggoda Aily disana.

"Eh elo gue suruh cabut malah masih di sini biruan balik sana!" Ketus Extro dengan kesal, di suruh pergi ke markas sempet-sempetnya Janu malah godain Aily yang lagi diem. Malu-maluin aja!

"Sorry bro gue bercanda. Gue duluan ya."

Tiga menit berlalu Extro juga Aily berdiam diri di sana. Aneh sekali padahal Alextro ini tipe pria yang pemberani tapi kenapa jika di dekat Aily ia seperti orang yang tidak bisa bicara.

"Kak Extro!" beberapa saat berdiam disana Extro kembali mendapat teriakan dari arah belakang dirinya. Kali ini suara perempuan. Suaranya begitu melengking dan cempreng, persis seperti suara ibunya ketika marah.

ALEXTROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang