CeklekPintu kantor khusus dokter itu terbuka membuat semua dokter muda yang berada di ruangan itu menoleh dan melebarkan matanya terkejut melihat siapa yang ada disana.
Pria dengan kemeja biru dongker, celana bahan dan dasi hitamnya, potongan rambut yang rapi, ditambah kacamata bening yang menambah kesan wibawanya.
"Halo."
"Pak Bima?!"
Pria yang menenteng banyak sekali kantong kresek putih di tangannya itu terkekeh dan berjalan kearah meja kerja besar yang berada ditengah kantor untuk menyimpan barang bawaannya.
Semua orang disana, sekitar 10 orang mendekat kearah kepala dokter bedah itu yang selalu dipanggil, pak Bima.
"Pak Bima, ini benar-benar kejutan." Ucap salah satu dokter disana dengan wajah sumringahnya.
"Pekerjaan saya sudah selesai, dan saya kembali lebih cepat dari perkiraan." Ucap Bima dengan senyuman yang tidak pernah luntur di wajahnya.
Tiga bulan yang lalu, Bima pergi ke rumah sakit nomor satu di tiongkok untuk melakukan sebuah penelitian disana beserta dokter-dokter yang lain juga.
Dan ternyata penelitiannya berakhir tiga hari yang lalu, itu alasannya Bima sudah kembali lagi ke indonesia.
"Oh iya, saya gak bawa apa-apa dari sana tapi waktu perjalanan kesini saya beli makanan cepat saji untuk makan siang kalian." Ucap Bima lagi dan langsung mendapat sorakan dari dokter-dokter muda disana.
"Terimakasih pak Bima, kami terima dengan senang hati." Seru mereka semangat.
Bima mengangguk dan mempersilahkan mereka untuk membuka barang bawaan yang ia bawa tadi dan tersenyum melihat wajah bahagia dari dokter-dokter muda ini.
"Pak Bima, silahkan." Ucap seorang dokter magang laki-laki memberikan kursi pada Bima.
Bima menolak dengan halus, "Ah gak usah, saya cuma sebentar disini."
Dokter magang itu mengerti, dia mengangguk dan kembali bergabung dengan yang lainnya.
Sebenarnya sejak ia menginjakkan kakinya di rumah sakit ini ia langsung mencari keberadaan seseorang, tapi ternyata di kantor ini juga tidak ada.
"Pak Bima gak makan?" Tanya seorang dokter muda wanita kepadanya.
"Saya udah makan, kalian aja. Saya mau ketemu pimpinan dulu." Balas Bima ramah.
"Baik pak Bima, terimakasih untuk makan siangnya." Bima tersenyum dan mengangguk kecil.
Walaupun Bima adalah seorang kepala dokter yang jabatannya sudah diatas dari dokter-dokter muda di ruangan ini, tapi tidak pernah sekalipun Bima menunjukkan rasa sombong dan kekuasaannya.
Itulah yang membuat kepala dokter ini begitu disukai juniornya, selain keahliannya di meja operasi dan ketampanannya, Bima selalu ramah dan sangat menghormati siapapun, bahkan tukang bersih-bersih sekalipun, dan itu yang membuat semua orang sangat mengaguminya.
Pria itu berbalik memasukkan kedua tangannya ke saku celana bahannya dan hendak keluar dari ruangan ini sebelum,
Ceklek
Kaki yang hendak melangkah itu ia tarik kembali ketika melihat siapa orang yang baru saja masuk, tubuhnya membeku dan rasanya ia tidak bisa berkutik seiring langkah wanita yang memakai blazer putih dokter itu semakin mendekat.
Ya Tuhan..
"Oh? Dokter Zee, ayo makan. Kita baru di traktir pak Bima." Ucap salah satu dokter magang pada wanita yang baru saja masuk kedalam ruangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUERENCIA
General Fiction(n.) a place from which one's strength is drawn, where one feels at home; the place where you are your most authentic self. _ "Karena tujuan paling menyenangkan adalah, tujuan saat pulang kepadamu." ...