6. Hutan dan Segala Ceritanya

93 18 1
                                    

Satu rombongan minibus yang mengantar tim Bima berhenti tepat di tengah hutan terbuka khusus kemah ini, sekitar 8 orang turun dari sana membawa barang-barang mereka.

Bima melihat sekitar, hanya ada satu minibus saja yang baru sampai dan ia pun bertanya pada supir minibusnya.

"Rombongan minibus lain belum sampe ya pak?"

"Sepertinya belum, kata satpam baru ada satu minibus kita yang sampai." Jawab bapak berkumis itu.

Bima mengangguk dan melihat sekeliling, disana tim-nya sedang mengambil gambar, ada yang sedang duduk dan matanya berhenti pada satu orang wanita yang sedang duduk di bawah pohon sendirian.

"Terimakasih ya pak." Ucap Bima pada supir itu dan setelahnya ia berjalan kearah wanita itu.

"Zee?"

"Iya kak?"

"Dingin?"

"Enggak, sejuk malah."

Bima ikut mendudukkan dirinya di samping Zeenara, ia mengangkat kedua sudut bibirnya karna masih teringat semangatnya Zeenara untuk kemah ini.

Mereka membeli barang kemah bersama, mempersiapkan acara yang Bima buat bersama, dan tadi pagi bahkan Zeenara sudah siap berangkat.

"Kita ngediriin tenda disini kak?"

Bima mengangguk, "Iya, tuh disana udah ada aturan tertulisnya kalo ini tempat ngediriin tenda."

Bima menunjuk aturan tertulis yang tertempel di salah satu pohon disana, dan Zeenara pun langsung ber-oh ria karna ia baru melihatnya.

Menunggu cukup lama dengan obrolan ringan mereka, dua minibus itu akhirnya terlihat oleh penglihatan mereka, membuat keduanya langsung berdiri untuk menyambut kedatangan anak-anak.

Abi terlihat turun dari minibus pertama diikuti oleh anak-anak yang juga terlihat turun, katanya ada 20 orang anak totalnya, tak banyak bicara para pria yang sudah lebih dulu sampai pun ikut membantu menurunkan perlengkapan mereka.

"Selamat datang anak-anak!" Ucap Bima semangat.

Kemudian perhatiannya teralih pada seorang laki-laki yang lebih tinggi darinya berjalan disamping Abi, dan melihat itu Bima melebarkan matanya sedikit terkejut.

Abi yang menyadari tatapan itu kemudian membawa laki-laki itu untuk lebih mendekat pada Bima.

"Ini Haidar" Ucap Abi begitu sampai didepan Bima.

Baik Bima maupun Haidar sama-sama terkejut melihat satu sama lain. Kemarin Abi sudah memberitahu Haidar bahwa dia sudah bertemu dengan Bima dan sekarang sudah menjadi dokter.

Anak itu tentu terkejut dan melihatnya langsung seperti ini membuatnya makin terkejut lagi.

"Kak Bima?"

"Ini Haidar? Yang waktu dulu kita hukum karna suka pura-pura sakit gak mau sekolah?" Bima meraih bahu Haidar dengan tatapan luar biasa bangga nya.

Abi maupun Haidar tertawa mendengar itu. Iya, dulu Haidar adalah anak yang selalu menjadi langganan hukuman Bima dan juga Abi karna kenakalannya.

"Haidar baru masuk kuliah tahun ini, yang paling tua juga diantara anak-anak yang lain." Bima tidak bisa lagi untuk tidak bangga mendengar itu.

"Fakultas apa hm?"

"Kedokteran gigi kak."

Bima lagi-lagi merasa sangat bangga mendengar hal itu sampai ia membawa Haidar kedalam pelukannya dan menepuk-nepuk kepala laki-laki pelan.

"Belajar yang rajin, dan lakuin yang terbaik buat mimpi kamu. Kakak bakalan selalu bantu kamu. Oke?"

Bima melepaskan pelukannya dan Haidar menganggukan kepalanya dengan senyumannya. Dan hal itu tak terlepas dari pandangan orang dewasa disana yang melihat mereka dan ikut tersenyum haru.

QUERENCIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang