Cw: Bahasa kasarMalam ini tak seperti biasanya, hujan deras beserta angin kencang belum mereda dari pukul 10 malam tadi, membuat cuaca malam ini terasa lebih dingin.
Dan hal itu juga membuat seorang pria yang sedang tertidur pulas dalam posisi duduk itu membuka matanya lebar saat kulitnya terasa kedinginan.
Pria itu melihat sekelilingnya dan menyadari ia masih berada di ruangan baru milik Sera dan tak sengaja tidur disini.
Matanya melihat jam dinding disana sudah menunjukkan pukul 2 pagi, ia sedikit tidak percaya ketiduran cukup lama disini, Mungkin ini karna faktor tubuhnya yang terasa lebih lelah dari biasanya.
Ia menggerakkan kepala dan merenggangkan tubuhnya yang terasa kaku efek tertidur dalam posisi duduk cukup lama sebelum berdiri dari duduknya dan mengambil hoodie hitamnya yang tersampir di kursi dan langsung memakainya.
Sekali lagi netranya melihat wanita yang masih setia menutup matanya dan tangannya terangkat mengusap kepala itu lembut dan mencium keningnya cukup lama.
"Aku pulang dulu, Ra." Monolognya, sangat pelan sekali.
Setelahnya, ia keluar dari ruangan Sera hingga matanya bisa langsung melihat lorong lantai ini sangat sepi sekali dan tidak ada orang satu pun, bahkan yang terdengar hanya suara hujan saja diluar.
Hujan deras diluar beserta anginnya bahkan sekali-kali terdengar sambaran kilat itu membuat suasananya cukup mencekam apalagi sekarang sudah lewat tengah malam.
Tapi ia tidak merasa takut sedikitpun dan hanya berjalan dengan wajah lurusnya, kedua tangannya yang ia masukkan kedalam saku hoodienya.
Langkah kakinya terdengar menggema saking sepinya lorong ini, sekali-kali ia menguap di tengah langkahnya.
"ZEENARA!"
Langkahnya memelan mendengar teriakan samar itu dan mengeluarkan kedua tangannya dari saku hoodienya, ia mengerutkan keningnya mendengar nama yang diteriaki itu.
Zeenara?
Lantas kemudian ia menyipitkan matanya, menajamkan penglihatannya saat jauh dari ujung lorong sana, ia bisa melihat seseorang sedang berlari tertatih-tatih.
Langkah pelan itu terhenti saat orang itu semakin mendekat berlari kearahnya, wajahnya membeku melihat seorang wanita sudah sangat berantakan itu langsung meremas kedua lengannya.
"T-tolong saya.."
•~•
"Abi! Tolong berhenti Abi! Abi!"
Suara teriakan penuh nada putus asa itu membuat Abi mengepalkan tangannya didalam saku hoodienya.
"Diem!! Bahkan orang itu gak bisa nolong kamu sekarang! Kamu memang sudah ditakdirkan jadi milik saya Zeenara!!"
Abi tidak ingin menoleh ke belakang, ia bahkan sedang menulikkan pendengarannya sekarang, ia hanya terus berjalan menatap lurus ke depan berusaha tidak peduli pada apa yang terjadi di belakang.
Enggak, dia gak butuh lo sama sekali, Abi.
Berhenti perduli, bahkan dia sendiri yang minta itu.
Dia bahkan bukan siapa-siapa yang udah hina Sera.
Ucapan dalam hati itu terus ia keluarkan untuk meyakinkan dirinya sendiri seiring langkahnya terus menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUERENCIA
General Fiction(n.) a place from which one's strength is drawn, where one feels at home; the place where you are your most authentic self. _ "Karena tujuan paling menyenangkan adalah, tujuan saat pulang kepadamu." ...