5. Rencana Kemah

83 19 0
                                    


Pukul 10 malam, Zeenara sudah berganti pakaian ke setelan baju hangatnya setelah mandi air hangat.

Setelah pekerjaan panjangnya yang baru selesai jam setengah 10 malam tadi, ia langsung pulang ke asrama.

Sebenarnya, niatnya setelah mandi adalah tidur karna tubuhnya terasa lelah. Tapi matanya belum mau beristirahat dan tetap terjaga hingga ia memutuskan untuk keluar mencari angin segar.

Dengan berbekal dompet dan ponsel saja ia keluar seorang diri, karna Anin dan dua orang teman satu asramanya sudah tidur dan ada yang belum pulang.

Semakin malam, ibukota semakin ramai apalagi mengingat hari ini adalah malam minggu.

Ia belum tahu tujuannya kemana, jadi ia hanya berjalan saja di pinggir jalan dan gedung-gedung besar.

Banyak sekali anak muda yang sedang menghabiskan malam minggunya dengan pasangan atau teman-teman mereka di angkringan kecil.

Zeenara sedari tadi hanya berjalan sambil melihat-lihat hingga,

Tin tin

Langkahnya terhenti saat sebuah vespa putih berhenti didepannya dan matanya seketika berbinar melihat siapa orang yang membawa vespa itu.

"Abi?"

Iya, Abi berhenti di depannya memakai jaket kulit hitam dan celana jeans-nya, ia membuka kaca helm-nya dan tersenyum,

"Zee? Mau kemana malem-malem gini?"

"Aku bosen di asrama jadi keluar bentar."

"Iya mau kemana semalem ini?" Tanya Abi lagi.

"Gak tau, cuma jalan-jalan aja daritadi. Kamu sendiri darimana?"

"Aku? Aku baru selesai nganter pesenan terakhir ke hotel itu." Jawab Abi, menunjuk salah satu gedung bertingkat.

Zeenara ber-oh ria, dan Abi tampak berpikir sebentar, "Mau ke cafe aja gak? Katanya kamu belum pernah kesana kan?"

"Hm? Emang gapapa?"

"Ya gapapa, itu juga kalo kamu mau."

Zeenara tampak berpikir sebentar sebelum akhirnya meng-iyakan ajakan itu.

"Kalo gak keberatan boleh."

Mendengar jawaban itu Abi tersenyum, "Gak keberatan kok."

Dan setelahnya, ia memberikan helm lainnya yang selalu ia bawa setiap hari mengantisipasi terjadi hal seperti ini.

"Oh? Kamu bawa dua helm?" Tanya Zeenara cukup terkesan.

Abi mengangguk, "Persiapan buat kejadian kayak gini, helm kan penting buat keselamatan naik motor gini."

Zeenara tersenyum mendengar penuturan itu, Abi adalah orang yang sangat patuh aturan ternyata.

Setelah selesai memakai helm-nya, Abi membantu Zeenara mengunci helm-nya dulu supaya tidak lepas karna wanita itu hanya memakainya tanpa menguncinya.

Zeenara tersenyum tipis, "Makasih"

"Hm, ayo naik."

Dan setelahnya mereka pergi dari sana, Abi membawa vespa itu seperti biasanya dan Zeenara yang melihat jalanan ibukota dengan tatapan berbinarnya.

Sebenarnya ia jarang naik motor seperti ini, ia lebih sering naik mobil, jalan kaki atau naik sepeda daripada naik motor.

Dan hari ini ia baru merasakan lagi menaiki sepeda motor dan rasanya sangat menyenangkan melihat pemandangan malam kota seperti ini.

Bibirnya tidak berhenti tersenyum menikmati angin malam yang menimpa wajahnya hingga,

Kriet.. Dug

QUERENCIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang