Langit sudah hampir berganti menjadi gelap, itu artinya penerangan harus sudah dinyalakan.Tapi, yang mencari kayu bakar sedari tadi belum kembali lagi ke tenda, entah apa yang mereka lakukan hingga bisa se-lama ini di dalam hutan, dan hal itu yang membuat Bima merasa khawatir.
Ia terus melihat jam yang melingkar di tangannya dan sabar menunggu, dia dan tim-nya tadi sudah melewati berbagai kegiatan dari siang hingga hampir gelap seperti ini, tapi dua orang itu masih belum kembali juga.
"Pak Bima."
Bima menoleh pada asisten pertamanya yang mungkin sedari tadi melihat kekhawatirannya.
"Hm?"
"Kalau dalam satu jam mereka belum sampai, kita lapor saja ke bawah."
Bima mengangguk mendengar saran itu, "Iya, kamu bener."
Bahu nya terasa ditepuk beberapa kali, "Pak Bima gak perlu terlalu khawatir, dokter Zee sama laki-laki yang keliatannya baik kok."
Bima tersenyum menanggapi ucapan asistennya itu, yang dikatakannya memang benar, Abi tidak akan membuat Zeenara merasa tidak aman, ia tahu betul tentang Abi.
"Dan sekarang berhenti khawatir karna mereka sudah disini pak Bima."
Bima mengikuti arah pandang asistennya itu dan ia langsung bernafas lega karna dari kejauhan, Abi dan Zeenara sudah terlihat oleh matanya.
Terlihat, Zeenara berjalan di depan Abi yang membawa beberapa ikat kayu bakar di tangannya.
Semakin mendekat ke tenda mereka, Bima bisa melihat wajah Zeenara yang sedikit murung.
"Zee?"
Zeenara tidak merespon, ia hanya berhenti didepan Bima dan memberikan wajah bertanyanya.
"Kenapa? Kamu baik-baik aja?"
Zeenara menghembuskan nafasnya pelan, "Maaf kak, tapi aku cape banget dan mau istirahat dulu sebentar, gapapa kan?"
Mendengar itu Bima mengangguk cepat, "Iya iya kamu harus istirahat, kamu pasti cape udah cari kayu bakar."
Zeenara mengangguk pelan dan meninggalkan Bima yang bertanya-tanya ada apa dengan wanita itu? Kenapa terlihat badmood sekali.
Melihat Zeenara pergi dari hadapannya kemudian Abi sampai didepannya dan menyerahkan beberapa ikat kayu bakar di tangannya.
"Kenapa Zeenara? Kenapa dia keliatan kaya bete banget? Ada sesuatu di hutan tadi? Dan kenapa kalian lama banget disana?" Tanya Bima bertubi-tubi.
Abi sedikit terperangah mendengar pertanyaan beruntun Bima itu, "Yaampun satu-satu Bim.."
"Ya itu kalian lama banget dalem hutan dan kenapa juga Zeenara pulang-pulang langsung badmood kayak gitu."
Memikirkannya lagi ia malah tersenyum tidak jelas, "Cuma ada beberapa kejadian aja."
"Kejadian apa?"
"Ya Tuhan Bim, lebih baik lo nyalain api unggun daripada wawancara gue kayak gini. Gue mau ke tenda dulu, byee."
Dan setelahnya Bima hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan mulai mengurai api unggun yang masih terikat itu.
•~•
Hari sudah semakin gelap, api unggun sudah menyala di tengah-tengah tenda mereka dan anak-anak pun sudah mulai menyantap makan malam mereka mengelilingi api unggun.
Abi duduk di sebelah Bima dan memakan nasi kotaknya dengan tenang, begitu pun dengan anak-anak yang lain.
"Jalan semuanya udah beres, Bi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
QUERENCIA
General Fiction(n.) a place from which one's strength is drawn, where one feels at home; the place where you are your most authentic self. _ "Karena tujuan paling menyenangkan adalah, tujuan saat pulang kepadamu." ...