8. Kenyataan Menyakitkan

87 17 1
                                    


Setelah menyelesaikan kemah yang sangat menyenangkan kemarin selama 3 hari, hari ini Zeenara mulai beraktivitas seperti biasanya di rumah sakit.

Di ruangannya, ia sedikit merenggangkan tubuhnya setelah sedikit beristirahat hari ini sebelum jam makan siang.

Setelahnya, ia mengambil sisir dan melihat pantulan dirinya di cermin yang ada di ruangannya, menyisir dulu rambut panjangnya sebelum mengikatnya.

Ia mengambil dan memakai blazernya yang menggantung di kursinya, ia mengambil kacamata beningnya sebelum pergerakannya terhenti.

Tin tin

Panggilan IGD, kecelakaan beruntun 8 kendaraan, pasien tiba dalam 5 menit.

Setelah membaca pesan itu dari ponselnya, Zeenara langsung cepat-cepat bersiap dan keluar dari ruangannya berlari menuju IGD.

Tak menunggu lama, ia bisa mendengar beberapa ambulance sudah memasuki area rumah sakit membawa korban yang terluka parah.

Zeenara melihat para korban yang langsung sigap di tangani oleh dokter-dokter IGD, ia melihat satu brankar lagi yang membawa seorang perempuan dengan darah di keningnya.

"Ini ibu hamil!!"

Teriakan petugas ambulance itu membuat Zeenara langsung berlari dan melihat seorang wanita dengan perut besarnya dengan darah yang sudah merembes keluar dari kakinya.

"Yang ini tolong bawa ke ruang khusus" Perintahnya.

Petugas itu mengangguk dan Zeenara langsung memakai masker dan sarung tangan medisnya.

Zeenara mengecek nadi si perempuan itu, "Gimana vitalnya."

"Denyut keduanya masih ada tapi lemah dokter"

Zeenara menekan perut si pasien menggunakan transducer dan melihatnya lewat monitor yang sudah tersambung.

"Panggil dokter Feyre dan tolong bersiap buat operasi darurat"

Satu perawat mengangguk dan langsung berlari, Zeenara menoleh kearah petugas ambulance yang masih berdiri disana.

"Sudah telpon wali nya?"

"Sudah dokter, suaminya sudah di perjalanan ke sini"

"Kira-kira berapa lama dia sampai?"

"Saya kurang tau dokter."

"Tolong telpon lagi dan minta persetujuan wali untuk operasi darurat kalau masih lama lewat telpon."

Petugas itu mengangguk dan melaksanakan perintah dokter wanita itu dan tak lama Feyre datang sudah lengkap dengan peralatannya.

"Gimana Zee?"

"Kayanya masih 8 bulan tapi kita harus keluarin karna ada pendarahan internal di perut gara-gara benturan."

Feyre mengangguk dan melakukan apa yang harus dilakukan dengan cepat.

"Dokter, wali pasien sudah menyetujuinya."

Zeenara dan Feyre saling menatap dan kemudian mereka mengangguk tanda operasi darurat akan dilakukan.

"Bisa dimulai."

••

Sekitar satu jam akhirnya operasi itu berjalan dengan baik, bayi terlahir prematur dan harus berada dalam inkubator ruang NICU sedangkan sang ibu juga kritis setelah mengalami pendarahan hebat dan sudah dipindahkan ke ruang ICU.

Zeenara berjalan untuk menemui wali sang pasien untuk mengatakan kondisi istri dan anaknya, ia diarahkan oleh suster wanita pada wali pasien itu yang terlihat sedang duduk menundukkan kepalanya dan meremas rambutnya, terlihat berantakan.

QUERENCIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang