Sepulang dari pertandingan, para pemain dan official Pandawa berkumpul di rumah paman Arief untuk merayakan kemenangan. Tante Gita juga sudah menyiapkan semuanya yang tentu saja dibantu oleh kedua anaknya Dita dan Yeri. Makanan sudah tertata rapi di atas meja yang ada di ruang tengah dengan berbagai macam menu tersedia, mulai dari makanan berat, dessert, buah-buahan hingga beraneka macam minuman.
Satu demi satu orang mulai mengantre mengambil makanan sesuai selaranya masing-masing. Dan setelah itu mereka pun berpencar mencari tempat ternyaman untuk makan. Ada yang duduk di sofa ruang tamu, ada yang duduk di sofa ruang tengah, ada yang duduk ngemper beralaskan karpet bulu berwarna silver sambil menonton TV, dan ada juga yang memilih nongkrong di halaman belakang yang tak lain adalah tujuh sekawan.
Paman Arief sendiri sibuk meletakan piala baru Pandawa pada lemari kemenangan yang juga berada di ruang tengah. Tatapan bangganya tak bisa ia tutupi melihat bagaimana kerasnya usaha para pemain dan juga official untuk memenangkan pertandingan malam ini. Perlahan nayanikanya mulai melihat satu demi satu piala kemenangan yang hampir memenuhi lemari ukuran besar tersebut. Saat ia mulai beralih ke rak paling atas, pandangannya pun terhenti pada satu piala. Piala berukuran sedang tersebut adalah piala pertama Pandawa dan juga menjadi piala yang paling berkesan dan bersejarah karena bisa mengantarkan Pandawa menjadi seperti sekarang ini. Seperti sedang bernostalgia, paman Arief mulai mengenang masa-masa dulu tepatnya 10 tahun lalu.
November 2013 adalah awal mula paman Arief mendirikan Pandawa. Berbekal dari hobi menonton dan juga bermain voli, paman Arief pun mulai mengumpulkan beberapa orang pemain dan mencarikan pelatih terbaik yang kebetulan adalah Irwan, tetangganya yang merupakan mantan atlet voli.
Perlahan tapi pasti paman Arief pun mendapatkan anggota pertamanya yaitu Ekiq yang sekarang ini dikenal sebagai kapten tim Pandawa. Paman Arief bertemu Ekiq pertama kali saat ia tak sengaja menonton pertandingan voli antar dusun yang diadakan di lapangan dekat rumahnya.
Kala itu Ekiq turut andil mewakili dusunnya dalam memeriahkan hari kemerdekaan. Ekiq yang masih duduk dibangku kelas 3 SMA itu sangat mahir bermain voli, teknik bermainnya juga sangat luar biasa. Karena kepiawaiannya itulah membuat paman Arief tertarik dan akhirnya menawarkan Ekiq untuk bergabung ke dalam timnya.
Sebenarnya tak hanya Ekiq, karena ada 2 orang lainnya yang juga ditawarkan untuk bergabung menjadi tim Pandawa. Tetapi 2 orang itu menolak. Alasannya karena salah seorang tidak berniat menjadi atlet voli dan seorang lagi menolak karena belum adanya pemain dalam tim Pandawa. Sedangkan Ekiq membutuhkan waktu sekitar 3 hari untuk berpikir hingga akhirnya memutuskan bergabung dengan Pandawa.
Setelah berhasil merekrut seorang anggota, paman Arief kembali mencari anggota lainnya. Dan anggota selanjutnya adalah Nana dan Ray. Berbeda dari Ekiq, Nana dan Ray diajak bergabung ketika paman sedang berkunjung ke rumah adiknya yaitu ayah Nana.
Kala itu, Nana dan Ray tengah sibuk bermain game voli pantai di PlayStasion (PS). Mereka terlihat sangat mahir dalam memainkan game tersebut. Paman Arief yang sudah cukup lama memantau dari arah ruang tamu akhirnya mendatangi mereka dan menawarkan untuk bergabung ke dalam timnya. Walau sempat ragu-ragu karena keduanya merasa bahwa mereka hanya pandai bermain voli dalam PS saja akhirnya menyetujui untuk bergabung dengan Pandawa setelah disarankan oleh ayah Nana.
Walau hanya memiliki 3 orang anggota tapi semangat dari ketiganya tidak menurun sama sekali. Berkat bantuan sang pelatih Irwan, setiap hari sepulang sekolah ketiganya akan menjalani berbagai macam latihan untuk membentuk fisik dan mental mereka. Mulai dari lari, lompat tali, pemanasan, dan berbagai macam jenis latihan lainnya.
Sebulan berlalu setelah hari pertama latihan, kini kondisi fisik Ekiq, Nana dan Ray jauh lebih baik dari sebelumnya. Perlahan, otot-otot mereka mulai terbentuk. Seperti otot lengan dan juga otot perut. Ray adalah orang yang otot-ototnya paling menonjol diantara Ekiq dan juga Nana. Entah bagaimana, tapi itulah kenyataannya. Otot perutnya saja sudah hampir sempurna membentuk roti 6 kotak, begitu juga dengan otot lengannya yang sudah seperti bakso urat.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANDAWA VOLLEY BALL || Na Jaemin
FanfictionBerteman selama 10 tahun lebih adalah waktu yang sangat cukup untuk mengenal satu sama lain. Pertemanan mereka bermula dari hobi yang sama dan kemudian bergabung dalam satu tim bernama Pandawa Volley Ball. Keluarga, adalah kata yang pas untuk mereka...