Part 16 [Perkumpulan]

82 12 4
                                    

Cheryl menyiapkan kue-kue hari ini dengan begitu semangat, hari ini temannya akan datang. Dia senang sekali hari ini.

“Senang banget kayanya kamu hari ini?” tanya sang ayah yang melihat anaknya begitu gembira hari ini.

“Iya, soalnya temen Cheryl mau dateng ke sini,” jawabnya menoleh sebentar pada ayahnya dan kembali fokus  pada kue yang berada di hadapannya ini.

“Rynata?”

Cheryl terdiam sesaat lalu menoleh pada ayahnya. “Ya ampun ayah!”

“Kenapa?” sang ayah menatapnya dengan wajah yang bingung.

“Cheryl lupa ngabarin Ryn,” katanya segera bergegas membuka sarung tangan dan mengambil ponsel miliknya yang tidak jauh dari dirinya berada.

Ayah Cheryl yang tengah memanggang kue itu masih bingung. “Terus siapa emang yang kamu hubungin?”

“Yeva,” jawabnya.

“Oh kamu lupa kalo Ryn juga temen kamu.” Dia menertawakan anak ini. Dia tau kalau belakangan ini dia memiliki banyak teman baru, karena semenjak SMA tidak ada satupun temannya yang datang ke sini, Cheryl selalu mengatakan kalau sibuk, tidak bisa dan berbagai alasan. Tapi orang tua mana yang tidak peka akan apa yang anaknya alami.

Cheryl menganggukkan kepalanya. “Iya Cheyrl lupa, Ryn akan marah gak ya kalo tau Cheryl lupa kabarin dia?” tanyanya meminta pendapat dari ayahnya itu, dia takut kalau Rynata kana marah dan tidak mau menemuinya lagi nanti.

“Enggak, kata kamu Ryn baik banget kan pernah nolongin kamu. Pasti dia gak marah kok,” ujar sang ayah menenangkan anaknya itu.

Cheryl menyunggingkan senyuman diwajahnya. “Semoga.”

“Cheryl, itu ada temen kau yang dateng.” Sang bu datang ke dalam membawa nampan kosong ditangannya.

“Siapa?” dahinya berkerut menoleh pada ibunya. Ini masih terlalu pagi, bahkan kue yang dibuat baru setengah yang sudah jadi. Rynata tidak mungkin, karena dia baru saja menghubunginya. Apa mungkin itu Yeva?

“Itu loh yang pernah kesini juga. Kok kamu lupa sih, katanya tadi mau kasih temen-temen kamu menu kue baru,” ucapnya.

Cheryl yang penasaran melangkah keluar dan melihat siapa yang datang di sana, bahkan toko ini pun belum buka. Dia membelalak melihat siapa yang datang di sana dengan pakaian yang begitu modis, dia membuka kacamata hitamnya dan juga topi yang dipakai olehnya.

“Yumna?” panggilnya ragu sambil melangkah mendekat.

Karena di toko ini baru ada dirinya, dia yang dipanggil itu menoleh pada sumber suara dengan senyuman yang merekah di wajahnya.

“Hai Cheryl,” sapanya.

Cheryl menoleh kesekitarnya, kemarin dia datang bersama Rynata. Jadi dia berpikir kalau Rynata juga datang bersama sekarang.

“Gua sendiri gak sama Ryn,” ucapnya karena tau pandangan Cheryl seolah mencari seseorang.

Cheryl menganggukkan kepalanya. “Oh, kok dateng pagi banget. Maaf tapi ini bahkan belum buka.”

“Iya gua gak tau ini bukannya kapan, jadi dateng aja sekarang. Kuenya pada belum siap ya?” tanyanya sambil melihat beberapa kue yang di tata di depan.

Cheryl menoleh dan melihat kue di sana. “Beberapa ada yang udah jadi, mau yang mana?” tanyanya.

“Yang mana aja, gua belum sarapan soalnya,” katanya.

“Ok, tunggu sebentar ya.” Cheryl melangkah untuk mengambil dua potong kue yang cukup besar dan melangkah untuk memberikan pada pelanggan tercepat selama ini. Bahkan belum buka saja sudah datang seperti ini.

The Tinted FatesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang