Part 23 [Ada apa?]

52 7 0
                                    

“Hai cantik, lagi ngapain nih sendirian aja.”

Rynata yang tengah menenggak minuman ditangannya itu menoleh pada pria yang memang selalu saja menggoda para wanita. “Ngapain sih Ricky?”

“Tumben gak ikut balapan nih?” tanyanya sambil duduk di samping Rynata yang duduk seorang diri.

“Lagi mau ujian nanti, jadi mau fokus belajar,” ucapnya yang sebenarnya tidak begitu menyukai belajar.

Ricky yang mendengar itu tertawa. “Kalo mau fokus belajar kenapa di sini nonton balapan?”

“Healing,” balas Rynata asal saja sambil melihat Johan yang kini memenangkan pertandingan. Terdengar teriakan histeris membludak memanggil nama pemenang pertandingan yang didominasi oleh perempuan.

“Kalo gak ada gue, denger teriakan yang nonton aja udah ketauan siapa yang menang,” kata Ricky dengan menampilkan senyuman yang selalu terpasang di wajahnya itu.

Rynata menganggukkan kepalanya setuju. “Terus lo kenapa gak ikut balapan sekarang?”

“Sama kaya lo, mau ujian.”

“Ngikutin aja lo,” ucap Rynata sambil menggelengkan kepalanya.

Haidar yang tengah membeli camilan serta minuman lainnya itu melangkah dengan cepat menghampiri temannya itu tengah duduk bersama dengan pria genit.

Dan saat Haidar sudah berada di hadapan mereka, Ricky melihat dan menatapnya seraya berdiri  tanpa mengucapkan sepatah kata pun lalu melangkah pergi dari sana.

“Ngapain sama dia?” tanya Haidar yang duduk di samping Rynata menggantikan pria genit itu.

“Ngobrol dikit doang kenapa gak ikut balapan,” jawab Rynata sambil melihat apa yang sudah dibeli oleh temannya itu.

Haidar dan Ricky saling melirik satu sama lain lalu kembali berpaling.

Rynata melihat itu namun dia memilih untuk diam saja. Sebenarnya cukup membuatnya penasaran, selama ini dia jarang sekali melihat Ricky bersama Haidar. Bahkan hampir tidak pernah, memang mereka bukan teman, tapi kenapa tidak pernah bertegur sapa sesekali. Dengan begitu justru semakin membuat Rynata bertanya-tanya apa yang terjadi, apa mereka bermusuhan, atau mereka memiliki masalah yang dia tidak tau atau lainnya.

“Mikirin apa lo?” Haidar menyentil kening Rynata membuatnya mengaduh.

“Ya mikirin apa ajalah, namanya juga punya otak. Emang lo gak punya otak, jadi orang punya pikiran heran gitu,” sahut Rynata sambil mengejeknya.

Haidar menatapnya dengan kesal namun tertawa kemudian. “Sialan lo.”

“Eh ada Ryn, kok gak ikut balapan?” tanya Johan seraya membuka jaket yang dikenakannya itu, dia memang seperti itu selalu tebar pesona di mana pun berada. Bahkan dia lebih buruk dari Ricky yang hanya menggoda dengan ucapan saja.

“Enggak dulu, mau ujian,” jawab Rynata sambil melemparkan sekaleng cola pada Johan yang dengan cepat ditangkap olehnya.

“Bisa gak sih lo kalo pake baju yang longgar dikit gitu. Sombong banget pamer-pamer badan begitu,” kata Haidar pada pria bertubuh besar dan bertato itu.

Johan tertawa dan mendekat Haidar. “Duh terdengar kesirikan dari orang yang gak punya abs kaya gue gini ya.” Dia sengaja membuka pakaiannya untuk menunjukkan betapa terbentuk sempurnanya perutnya itu. “Susah sih kalo rotiboy tuh emang suka iri sama roti sobek.”

Rynata yang mendengar itu terbahak, apalagi Haidar mendengus kesal mendengar itu.

“Gue punya abs ya!” ucapnya yang tidak terima akan hinaan pria bertato.

The Tinted FatesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang