POV Diky:
Perkenalkan, nama ku Diky, anak kedua dari 3 bersaudara..
Aku anak dengan postur badan kecil berusia 12 tahun.
Keseharian ku hanyalah belajar, dan sesekali membantu ayah dan saudaraku ke sawah.
Hari ini aku sedang menuju bandara bersama dengan ayahku.
Ya, aku akan melanjutkan sekolah ku di Ibukota.. masa-masa yang aku pun tidak tahu harus seperti apa nantinya akan aku lalui disana.
Setibanya di bandara ayahku berhenti di pintu masuk untuk memberangkatkan ku, karena sampai disanalah batas ayahku dapat menghantarkan ku.
Aku berpamitan dengan ayahku, dan aku memeluk ayah ku..
Aku tahu mungkin akan bertemu dengan ayah ku 3 tahun lagi selepas aku lulus dari sekolah ku.
Ayahku tak kuasa menahan kepergian ku, dapat kulihat dari raut wajah nya dan matanya yang berbinar untuk melepas kepergian ku.
Tak lupa ayah ku memberikan nasehat-nasehat pada ku, agar kelak menjadi anak yang rajin belajar, selalu semangat, tidak membuat onar, dan yag terpenting jaga sikap di tempat saudaranya nanti.
Ayahku tak khawatir dengan keberangkatanku seorang diri, disamping karena keuangan yang tidak ada untuk keikutsertaan ayah ke jakarta, tetapi dia percaya bahwa aku akan sampai di bandara dan bertemu dengan Om ku nantinya, yang terpenting jangan ragu untuk bertanya jika tidak tahu. Itulah pesan ayah ku sembari dia memberikan nama dan foto Om ku yang akan menjemputku nantinya.
2 jam kurang 5 menit akhirnya aku sampai di bandara Soekarno Hatta, aku harus turun dan menunggu di pengambilan bagasi karena aku membawa pakaian ya walau tidak banyak, tapi cukup berat mengingat badan ku yang cukup kecil.
Setibanya di pintu keluar aku mencari-cari yang mana Om ku, sambil mengangkat keatas secarik kertas yang bertuliskan Om Prakash. Tidak jauh dari pintu keluar aku melihat kertas yang bertuliskan nama ku. Tetapi Om Prakash terlebih dahulu menyambut ku dengan menyebutkan nama ku.
"Nak Diky yah, anak nya pak Wira dari Bali"
"Iyah Om, Saya Diky anak pak Wira", Sahutku
"Ayok sini, Mari Om bantu angkat Tas mu ke dalam Mobil"
aku melihat tubuh yang tegap dan besar di ssok om prakash,
"Ini Istri Om, namanya Sari" sahut Om Prakash yang ternyata membawa Istrinya ke bandara
"Halo Tante, aku Diky" sahutku.
"Halo Diky" balas Tante Sari.
"Hebat lo Pah Diky sudah berani naik pesawat sendiri masih remaja begini" ketus Istri pak Prakash
"yasudah kita masuk ke mobil, kita ngobrol di dalam saja sekalian jalan pulang" sambung Om Prakash.
Di dalam mobil Om Prakash menelpon Ayah dan memberi kabar bahwasanya saya sudah bertemu dan bersama om Prakash.
"Nih Ayah mu mau ngomong" om prakash lalu memberikan HP nya ke saya,
"Ayah aku sudah bersama om dan tante yah" sambungku
"jaga diri baik-baik ya nak, ingat pesan ayah, jangan nakal, hormat sama om dan tante mu, sama anak-anaknya om mu juga" kata ayah dari balik telepon,
"Sudah ya, ayah tutup Telpon nya" sambung ayah
"Baik yah, ayah juga jaga diri baik-baik disana, salam sama bang Barata dan dek Nakula ya yah"
Kudengar suara telpon sudah di akhiri, dan aku memberkan HP nya kembali Ke Om ku.
Perjalanan ke Rumah Om Prakash juga lumayan Jauh, mungkin karena macet juga jadi terasa lama bagi ku.
Di dalam mobil banyak sekali yang kami obrolin, dan om prakash juga memberitahu jalanan serta gedung-gedung yang kami lewati.
aku lihat Om Prakash sepertinya orang yang suka mengobrol. Pantas saja jika bertelepon dengan ayah suka lupa waktu, bisa sampai larut malam, entah apa saja yang di obrolin..
Tak terasa akhirnya sampai juga di rumah Om Prakash..
Aku turun dari mobil dan seketika terkesima dengan rumah om Prakash.
Bagi orang desa sepertiku, rumah om Prakash sangatlah mewah, tingkat 2, dan punya pekarangan yang luas.
"Diky ayok masuk, jangan bengong saja, panas lo di luar" sahut tante Sari.
"Tas kamu biar Om mu yang bawain" sambung nya.
"Baik tante" sahut ku.
Ku lihat Om Prakash membawakan tas ku ke dalam rumah..
Aku sangat Terkesima melihat Isi rumah Om Prakash.. begitu mewah..
Masuk ke ruang keluarga, aku melihat banyak foto-foto keluarga om prakash.
Aku jadi penasaran dengan keluarga ini..
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehidupan Anak Desa
FantasyKisah seorang anak desa yang beranjak remaja yang harus tinggal di kota bersama dengan saudara nya dan melanjutkan sekolah Cerita ini hanya fiksi, seorang anak remaja yang mengagumi lekuk tubuh orang-orang dewasa.. begitu juga sebaliknya, ada cerit...