POV Diky:
Minggu, cahaya masuk dari sela-sela jendela kamar menandakan hari sudah pagi, aku melihat bang ghandi sudah tidak ada di kasur, perlahan ku dengar suara keran dari kamar mandi. Yah bang ghandi sedang mandi pikir ku, sembari aku membereskan tempat tidur yang berantakan, aku lihat AC masih menyala, tapi tak berani ku matikan, karena mungkin memang bang ghandi sengaja menghidupkan AC nya supaya suhu ruangan tetap adem.
Ku dengar pintu kamar mandi terbuka, dan bang ghandi sudah selesai mandi dengan hanya melilitkan handuk di pinggang nya.. seketika ku melihat badannya yang penuh bulu dari dada sampai ke perutnya. Dengan dada yang bidang, aku kagum. Dalam hati kapan aku punya badan dan bulu-bulu halus seperti bang ghandi, aku selalu berkeinginan punya tubuh seperti itu,,
Seketika lamunan ku tersadar karena suara bang ghandi yang memanggil nama ku.
"udah bangun dik, ayo mandi buruan biar kita langsung sarapan" sahut bang ghandi
"Ini AC nya matiin aja klu sudah bangun, buka jendelanya sebentar biar udara nya masuk dan berganti dengan udara AC sebelumnya. Biar tetap sehat.." sambungnya
"Oh iya bang, maaf di rumah gak ada AC, jadi Diky tidak tau" balas ku..
"Yaudah gpp, sekarang kamu mandi, nanti langsung turun yah, kita sarapan sama yang lain" kata bang ghandi,
"oke, siap baaang" jawab ku.
Tak lama aku pun turun, ku lihat disana ada satu orang laki-laki, yah dia adalah bang indra, anak kedua nya om prakash.
Dia langsung menyapa ku,
"halo dek diky, saya indra, yang paling ganteng di rumah ini, maaf kalau baru nyapa sekarang, karena semalam abang pulangnya kemalaman, hehehe" sahut bang indra.
"iyah gpp kok bang, aku diky" jawab ku.
"yaudah kita sarapan dulu yuk, om sudah lapar" sambung om prakash..
Kami pun semua makan bersama..
Setelah selesai makan, kami banyak ngobrol di ruang keluarga..
Dan tak lama bang indra sudah siap-siap untuk pergi keluar,
"pah, mah indra pergi dulu yah, udah ada janji sama temen-temen indra"
"woy gk sopan lu ada tamu juga pergi-pergi mulu" sahut bang ghandi
"udah keburu janji bang, lagian diky juga bakal tinggal disini kan, nanti juga bisa diajak main kapan-kapan, dah ya indra pergi dulu" jawab nya sambil berlalu.
"udah gpp bang, diky di rumah juga gpp sama om dan tante" sahut ku..
"kamu ajak pergi gih nak diky, biar gak bosan dia di rumah" pinta tante sari ke bang ghandi..
"yaudah kita pergi keluar yuk dik, cari lemari buat pakaian kamu, karena lemari abang sudah tidak muat lagi. Sekalian kita cari seragam dan perlengkapan sekolah mu nanti." Sambung bang ghandi.
Iyah, tujuan aku datang ke jakarta adalah untuk melanjutkan sekolah ku, itu sudah dibicarakan antara om prakash dan ayah, sebelum aku berangkat ke jakarta.. om prakash yang meminta untuk aku melanjutkan sekolah disini, semua biaya sekolah ku nantinya akan di tanggung oleh om prakash, termasuk perlengkapan sekolah, buku-buku juga. Jadi aku hanya mendapatkan uang saku dari kampung.
Makanya ketika sampai di jakarta aku tidak membawa apa-apa, hanya baju sehari-hari dan beberapa baju untuk berpergian..
Aku dan bang ghandi pun akhirnya pergi ke mall untu membeli kebutuhan dan perlengkapan ku..
Semua di penuhi oleh bang ghandi, dari mulai masuk ke perlengkapan sekolah, toko perabot untuk melihat lemari pakaian dan meja belajar, sampai kami berhenti di sebuah counter HP.
Ya bang ghandi berniat untuk membelikan ku sebuah HP, agar aku bisa berkomunikasi ke kampung..
Aku sangat terkesima dengan kebaikan bang ghandi, tak tau seperti apa nanti nya aku membalasnya.
Aku diminta untuk melihat-lihat sebuah HP, type seperti apa yang aku mau.
Aku tak tau, semua ku serahkan ke bang ghandi..
"yaudah kalau begitu kita pilih ini aja yah," kata bang ghandi,
Aku pun melihat harga HP tersebut,
"ini mahal banget bang," kata ku sambil melihat angka Rp.2.999.000 di bawah nya.
"udah gpp, biar fungsi HP nya juga sedikit lebih baik, dan kamu bisa PD nanti ketika di bawa ke sekolah" kata bang ghandi.
Mata ku berbinar, tak kuasa ingin menangis dan memeluk bang ghandi. Ku ucapkan terimakasih padanya..
"yasudah, yang peting kamu bisa komunikasi ke kampung, buat belajar juga, digunakan sebaik mungkin" sambung nya.
Dan kami pun pulang ke rumah..
Melihat itu semua, om prakash pun berpesan supaya HP nya di jaga dan digunakan dengan baik.
"kalau kamu kehabisan pulsa dan kuota, minta sama bang ghandi, karena dia yang belikan kamu HP yah, jangan minta ke ayah mu" sambung om prakash..
Dan aku melihat bang ghandi yang tertawa kencang..
Sore hari, tak lama lemari yang di pesan bang ghandi pun datang..
Aku sangat senang, om prakash dan bang ghandi membantu untuk mengangkat lemari tersebut ke dalam kamar. Yah lemarinya tidak terlalu besar karena lemari yang kami beli sudah satu dengan meja belajar, alasannya supaya tidak memakan tempat di kamar..
Seminggu sudah berlalu, dan akhirnya aku memasuki masa-masa sekolah di jakarta..
Bersambug...
KAMU SEDANG MEMBACA
Kehidupan Anak Desa
FantasíaKisah seorang anak desa yang beranjak remaja yang harus tinggal di kota bersama dengan saudara nya dan melanjutkan sekolah Cerita ini hanya fiksi, seorang anak remaja yang mengagumi lekuk tubuh orang-orang dewasa.. begitu juga sebaliknya, ada cerit...