6. Perasaan

445 51 21
                                    

Empat kali taruhan dan Yoongi masih memegang permainan. Ji Eun nampak begitu senang melihat kemenangan Tuannya itu.

"Cukup... Aku sudah bosan" ujar Yoongi

"Tuan kau takut? Kau takut jika kalah dengan taruhan yang lebih besar?" ledek pria yang menjadi lawan mainnya itu. Tapi Yoongi tak menggubrisnya dan tetap melangkah meninggalkan meja judi itu.

"Tuan kenapa kau tidak menanggapinya?" tanya Ji Eun

"Aku kemari hanya untuk bersenang senang" ujar pria ini tersenyum

"Entahlah aku merasa tuan sangat menawan saat tersenyum" batin Ji Eun menatap bibir merah muda dari Tuannya itu.

"Apa kita akan kembali ke mansion sekarang?" tanya Ji Eun sedikit berlari untuk menyamakan langkahnya dengan Yoongi

"Kita akan menginap di sini malam ini" jawab tuan muda ini

"Apa itu artinya tuan muda akan melakukannya lagi?" batin Ji Eun dengan wajah bersemu merah

Dua orang pegawai di sana menekan tombol lift dan menggunakan kartu access untuk sampai di lantai paling atas gedung mewah itu. Saat pintu itu terbuka, mata Ji Eun terperanga pada pemandangan ruangan itu yang hanya bertutupkan kaca. Seluruh gedung tinggi, lampu jalanan hingga gemerlap lampu mobil semua terlihat dari kamar itu. Tak lama salah satu pegawai Room service datang membawakan wine kesukaan Yoongi.

Ji Eun duduk di ranjang kamar itu sembari menikmati wine yang Yoongi tuangkan untuknya. Ia meminumnya teguk demi teguk.

"Aku gerah... Aku akan mandi" ujar Yoongi menaruh gelas winenya.

"Tuan akan mandi dimana?" tanya Ji Eun dengan polosnya kerna seluruh ruangan itu hanya di sekat oleh kaca transparan.

"Tentu saja di kamar mandi" ujar pria ini

Yaaa... Entah apa konsep ruangan itu dimana seluruh bagiannya hanya di sekat kaca transparan. Ji Eun meneguk Slavina nya, saat menatap Tuannya itu tanpa sehelai benang pun dengan tubuh basah. Kulit putih pucat kemerahan itu tampak membiusnya. Tubuh tegapnya yang tampak begitu padat dan kokoh. Rambut panjang yang menutupi wajah tampannya, membuat pemandangan itu terasa begitu panas. Terlebih benda tumpul yang bergelantungan karna tengah tidur itu. Membuat Ji Eun berulang kali menenguk air liurnya sendiri.

"Aku pasti sudah gila" Ujarnya menatap pemandangan itu.

Saat sabun itu menghilang dari tubuhnya. Ia kibaskan rambut itu ke atas sambil mengusap kepalanya lalu mematikan Shower dan menggunakan kembali bathrobe putih yang memang sudah di siapkan. Ji Eun menghela nafas dalam lalu menatap ke arah lain sambil meneguk habis wine itu.

"Kau menyukai winenya?" Tanya Yoongi yang baru saja masuk

"Maaf" ujar Ji Eun menyadari ia telah menghabiskan seluruh isi botol wine itu

"Wajahmu merah... Apa yang kau pikirkan Lee?" tanya Yoongi menatap Ji Eun dari dekat. Ji Eun meneguk slavinanya, yang memancing senyum di bibir Yoongi.

"kau menginginkanku?" ujar Yoongi yang langsung di balas anggukan oleh Ji Eun.

Yoongi langsung menarik Ji Eun ke arahnya. Ia mulai membuka atasan putih yang Ji Eun gunakan untuk menutupi gaun tanpa lengan yang ia gunakan. Pria itu memulainya dengan kecupan ringan di leher Ji Eun beralih ke bibir. Yoongi lalu beralih ke telinga wanita itu

"lakukan dengan benar" bisiknya dengan nada rendah yang terdengar sensual di telinga Ji Eun

Ia kembali melumat bibir Ji Eun yang merah seperti warna mawar itu. Lidah mereka bertemu dan Yoongi mulai menarik pinggang wanitanya, untuk lebih dekat dengannya. Ia membuka satu persatu tali yang mengikat gaun itu. Tangannya mulai mengusap punggung Wanitanya itu perlahan, masih dalam keadaan berdiri gaun itu turun, hingga memunculkan bra merah yang tadi wanita itu gunakan. Kulit putih Ji Eun nampak kontras dengan warna itu. Yoongi mulai meremas benda kenyal itu.

Ciuman itu terlepas dan Yoongi mengangkat salah satu kaki wanita yang masih menggunakan heels itu. Sentuhan lembut itu mendekati area sensitif Ji Eun. Yoongi tersenyum karna area itu sudah begitu basah. Ia gendong wanita itu ke ranjang dan melepas gaun yang masih menggantung dan menyisakan tubuh polos Ji Eun dengan bra merah dan pakaian dalam senada yang membuat Yoongi tersenyum. Ia mulai memcium leher, turun ke payudara, hingga ke perut yang berhasil membuat wanita itu menggeliat tak karuan.

Ia kembali meremas salah satu gundukan sembari bermain dengan lidahnya di sisi lainnya. Tangan pria itu mengelus lurus dari perut hingga menyentuh klitoris lawan mainnya ini.
Lenguhan demi lenguhan terdengar di telinga Yoongi. Ia mulai memasukan satu jarinya dan bermain pelan disana. Dengan sentuhan lembut ia meraba titik g Spot Ji Eun. Saat jari handal itu berhasil menyentuhnya Ji Eun menggeliat dan tubuhnya sedikit bergetar.

"Ada apa?" tanya Yoongi

"Ini membuatku gila tuan" ujar wanita ini yang nampak tengah merasa geli namun sekaligus nikmat.

Sentuhan jari pria itu tidak kasar, hanya sentuhan lembut yang menyentuh titik paling sensitif Ji Eun. Tak butuh waktu lama, Ji Eun mencapai orgasmenya. Nafasnya terengah namun terasa begitu lega.

"aku benar benar menemukannya" ujar pria ini menaikan tangannya yang terlihat basah

Lenguhan dan tubuh polos Ji Eun benar benar memuat Yoongi terangsang. Benda tumpul yang ada di balik bathrobe putihnya itu telah berdiri tegak. Tanpa menunggu Ji Eun mengembalikan tenaganya, ia kembal melesakan benda itu sekali hentakan yang berhasil membuat Ji Eun kembali meremas sprai putih itu dengan mata terpejam. Rasanya sedikit sesak namun juga nikmat. Tidak sakit seperti pertama kali mereka melakukan itu. Mungkin karna memang mereka melakukan pemanasan dengan cara yang tepat.

Yoongi mendorong miliknya perlahan. Ia merasakan nikmat saat miliknya terasa di pijat dari sana. Agak sulit di gerakan karna memang miliknya sudah ada di ukuran maximalnya saat ia memasuki milik wanitanya itu. Setiap hentakan itu membuat Ji Eun melenguh yang membuat Yoongi semakin terangsang.
Kini ia menarik wanitanya itu untuk melakukannya sambil duduk agar Yoongi bisa kembali melumat bibir merah itu.

Kini Yoongi membantu Ji Eun untuk bergerak di pangkuannya. Tangan nakal pria itu meraba punggung Ji Eun dan melepas kaitan bra merah itu. Ia menarik bra itu, dan dua benda kenyal yang tadi masih tertutup, kini bebas bergerak mengikuti gerakan tubuh Ji Eun. Yoongi mulai menyusu seperti bayi dan membuat Ji Eun mendongak dengan rambut panjang yang sudah berantakan dan keringat di tubuhnya.

Hentakan demi hentakan, organsme demi organsme. Entah sudah berapa kali Yoongi mengeluarkan spermanya di dalam sana. Mereka melakukannya tanpa pengaman. Yoongi tidak berfikir panjang bagaimana Jika Ji Eun hamil, ia hanya mengikuti insting dan nafsunya yang masih menggebu walau kini sudah lebih dari satu jam mereka melakukannya.

Ji Eun bahkan sudah merasa perih di bawah sana tapi Yoongi masih belum melepasakannya.

 ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang