11. Peringatan

309 43 14
                                    

Seharian penuh Yoongi menikmati waktunya bersama Ji Eun. Mereka menikmati suasana pantai. Berlarian di sana. Menikmati mata hari terbenam sambil bicara dari hati ke hati.

"Tuan kenapa anda menolak nona Suran?" tanya Ji Eun

"Karna aku tidak menyukainya" Ujar Yoongi

"Kenapa bukankah dia gadis yang cantik, dari kalangan atas dan tuan sudah mengenalnya sejak lama"

"Jujur saja aku bertemu banyak wanita cantik, dari kalangan atas, hanya saja mereka tidak bisa membuatku tertarik, dan aku tidak menghabiskan waktu dengan wanita yang tidak aku sukai"

"Tuan menghabiskan waktu denganku.... apa tuan menyukaiku?" tanya Ji Eun

"Hmmm... Bukankah aku sering bilang"

"Nee... Tapi itu di ranjang.. Bukankah semua pria mengatakan itu saat di ranjang?"

"Berapa pria yang kamu tiduri?" Ujar Yoongi

"Hanya tuan"

"Jadi kamu tau dari mana?"

"Aku pikir begitu..." Ujar Ji Eun menekuk bibirnya

"lalu kenapa tuan tidak ingin menikahi ku?" Tanya Ji Eun lagi menatap Yoongi

"Karna aku tidak mencintaimu, dan aku tidak punya alasan untuk menikah saat ini" Jawab Yoongi gamblang

Ji Eun terdiam....

"Tuan boleh aku tau tentang keluargamu?"

"Kamu ingin tau apa?"

"Apa tuan menyukai ayah tuan? Berapa banyak saudara yang tuan sukai? Mana yang lebih tuan sukai ibu atah ayah?"

"Aku tidak menyukai satupun dari mereka, tapi aku menghormati mereka"
Ujar Yoongi Singkat

"Saudara?" tanya wanita ini lagi

"Aku punya tiga kakak laki laki" Ujar Yoongi tanpa menatap Ji Eun

"Apa mereka sebaik tuan?"

"Aku sarankan kamu lari saat bertemu mereka" ujar Yoongi menakut nakuti Ji Eun. Tapi juga bukan hal yang salah.

"Wae...?" saut Ji Eun

"Mereka berbahaya, tapi yang paling berbahaya adalah ayahku" Ujar Yoongi tersenyum menatap wajah ketakutan wanita itu

"Aku juga bukan orang baik... Kau ingat di club.. Apa ada orang baik yang menembak orang lain dengan pistol tanpa ragu" Ujar Yoongi menatap Ji Eun seduktif

Wajah Ji Eun nampak pucat, nafasnya tercekat saat wajah tuannya ini tepat depan wajahnya.

"Kau tidak perlu takut, aku tidak membunuh orang tanpa alasan, dan aku tidak menyakiti orang yang aku sukai" Ujar Yoongi menjauhkan wajahnya

"Aku ingin tau sesuatu..." ujar Yoongi yang mendapat tatapan dalam dari Ji Eun

"Kenapa kau ada di club itu?" tanya Yoongi

"Appaku... dia... Memiliki banyak hutang, orang orang itu ingin membunuh dan menjual organnya ke pasar gelap, tapi saat mereka melihatku... Mereka berubah fikiran, mereka menawarkan aku untuk menggantikan appaku.. dengan menjual diriku pada mereka, Aku menolak tapi aku ingat semua hal yang sudah ayahku lakukan dan akhirnya aku menyetujuinya"

"Awalnya aku sudah di pesan oleh seseorang, tapi pemilik club itu membawaku ke kamar tuan" Ujar Ji Eun dengan tatapan kosong

"Kau punya ayah yang buruk" Ujar Yoongi tanpa menatap Ji Eun

"Tuan juga tidak punya ayah yang baik" ujar Ji Eun

"Setidaknya dia merawatku dan tidak menjualku saut Yoongi yang

Perlahan senja berwarna jingga itu mulai memerah dan matahari semakin tenggelam. Udara di sana mulai dingin, dan kulit Ji Eun yang masih terbuka terlihat agak mengigil. Yoongi melepas jasnya dan menaruhnya di pundak Ji Eun. Kaki keduanya terus menyusuri tepian pantai berpasir putih itu tanpa alas kaki. Percikan dari deburan obak sedikit membasahi gaun merah ketat yang Ji Eun gunakan. Wanita itu menatap Yoongi yang nampak tenang mendengarkan deburan ombak itu sembari mengenggam tangannya.

"Tuan..." ujar Ji Eun berhenti melangkahkan kakinya. Yoongi pun ikut terhenti lalu metap mata Ji Eun yang semakin cantik dengan cahaya terakhir matahari hari itu.

"Ada apa?" tanya Yoongi

"Aku mencintai tuan... Bolehkah aku berharap sedikit saja, Tuan akan membalasnya?" Ujar wanita ini yang membuat Yoongi menatapnya dan terdiam sejenak

"Maukah tuan memberiku sedikit kesempatan?" tanya Ji Eun

"Aku tau ini terlalu lancang untukku, tapi aku tidak bisa menahan diriku, setiap kali aku bersama Tuan...." Ujar Ji Eun terpotong saat Yoongi tiba tiba menciumnya. Bibir itu memaksa masuk dan bermain dengan lidah Ji Eun. Entah apa maksud dari respon ini yang pasti kini Ji Eun telah mengalungkan tangan nya di leher pria itu

Perlahan Ji Eun mulai ke habisan nafas dan memukul dada pria yang ia cintai itu. Yoongi melepas pautan itu dan menatao wajah Ji Eun yang memerah.

"Tuan...."

"Jangan berharap banyak padaku" ujar Yoongi mengusap bibir Ji Eun yang memerah

"Bolehkah aku mencobanya" Ujar Ji Eun

Saat ini Ji Eun dan Yoongi telah ada di kamar. Desahan berat Yoongi terdengar saat kini Ji Eun ada diatasnya. Mata pria itu terpejam saat tadi ia mengizinkan wanita itu mendominasi dirinya. Wajah cantik Ji Eun kini di penuhi keringat. Ji Eun menyibak rambutnya lalu kembali menyatukan bibirnya dengan milik tuannya itu. Desahan demi desahan silih berganti bersautan. Tubuh Ji Eun bergetar saat ia sampai dan ia mulai melambat. Yoongi mengambil alih permainan.

"Kau puas bermain sayang" Bisik Yoongi Sensual sambil terus menggerakan pinggulnya untuk bisa sampai

"Ahhh... Tuan... Aku..." Ujar Ji Eun namun Yoongi kembali menutup mulutnya

Semakin lama dorongan itu semakin lambat dan dalam. Hingga Ji Eun merasakan cairan hangat itu memenuhi rahimnya.

"Berikan aku seorang putra... ayahku mungkin akan berubah fikiran" Bisik pria ini saat ia melepas miliknya kemudian berbaring di samping Ji Eun.

Malam itu keduanya nampak kelelahan dan tertidur tanpa membersihkan diri.

Keesokan paginya, Ji Eun mulai membuka matanya. Ia menyadari dirinya kini masih dalam kondisi yang sama seperti tadi malam. Bedanya kali ini ia tak melihat Yoongi di sampingnya. Tak lama Ji Eun mendengar ketukan pintu kamarnya. Dengan suara seraknya di balik selimut Ji Eun mengizinkan pemilik suara itu masuk.

"Maaf nona... Tuan Muda memintaku membawakan ini untuk nona" Ujar maid itu

"Dimana Tuan Muda?" tanya Ji Eun

"Tuan sudah kembali nona...Tuan Min memanggil Tuan Muda pagi ini" Jawab maid itu.

"Keluarlah aku akan bersiap" Ujar Ji Eun

Dengan menahan rasa nyeri di area intimnya Ji Eun bangkit dari tempat tidur itu. Ia mengenakan bathrobe putih yang ada di sampingnya. Ia masuk ke kamar mandi dan mulai berendam di bath up yang di siapkan oleh maid tadi. Air hangat itu membuat Ji Eun sedikit tenang. Ia memejamkan matanya dan bayangan kegiatannya semalam terlintas di benaknya.

"Seorang putra" Ujar Ji Eun mengusap perutnya.

Sementara di tempat lain, Yoongi kini telah sampai di mansion Tuan Min. Langkah tegapnya di sambut oleh beberapa maid hingga ia sampai ke meja makan mansion itu.

"Duduklah" Ujar Tuan Min

 ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang