13. Penyelamatan

255 49 4
                                    

Beberapa orang berbadan besar itu menelusuri satu persatu wilayah bahkan rumah di pulau itu. Sementara Ji Eun dan maid itu masih bersembunyi di arah selatan pulau itu.

"Bagaimana mereka bisa tau kita disini..." Ujar Ji Eun dengan nafas yang terengah engah.

"Aku tidak tau nona... saat aku ke pantai aku melihat orang orang Tuan Min aku mengenali mereka karena salah satu dari mereka adalah ajudan Tn. Min yang selalu mengirimkan pesan untuk Tuan muda" Ujar Maid itu

"Nona wajahmu pucat... " Ujarnya lagi

"Aku baik baik saja... Aku hanya kelelahan berlari sejauh ini" Ujar Ji Eun

Ternyata perkiraan keduanya tidak tepat. Salah seorang dari orang orang Tn. Min itu menembak maid yang menolong Ji Eun. Pria itu mendekat, sementara Ji Eun menahan sakit di area perutnya. Tangannya gemetar melihat pria itu mengarahkan pistol itu padanya. Ji Eun memejamkan matanya. Jantungnya berdegup kencang.

"Apa aku akan berakhir hari ini.. Tn. Min terimakasih untuk perasaan singkat ini... Aku mencintaimu" dan suara tembakan terdengar jelas di telinganya

Perlahan Ji Eun membuka matanya. Sosok yang tadi ia sebut namanya di dalam hati. Ia berlari ke arah Ji Eun. Dan mata Ji Eun beralih pada pria besar yang tadi menodongkan pistol padanya. Yaa... Tembakan itu bukan mengenainya tapi pria itu. Ji Eun kembali bernafas dan pandangannya mulai kabur.

Perlahan Ji Eun membuka matanya. Ia terbangun di ruangan nyaman yang selama ini ia tinggalkan. Tangannya kini terpasang infus dan tubuhnya terasa remuk. Perlahab ingatan tentang penembakan itu terlintas di benaknya. Ji Eun mencoba bangkit dari tempat tidur itu.

"Istirahatlah.. Kau ingin kemana lagi? Ingin kabur lagi?" tanya Yoongi dengan nada tegas

"Tuan dimana Yunji? Apa dia baik baik saja?" tanya Ji Eun

"Bagus..  Kau sangat peduli pada maid tapi tidak peduli pada anakku" ujar Yoongi yang langsung membuat Ji Eun tertegun

"Tuan punya anak..." ujarnya menatap tajam pada Yoongi lalu memalingkan wajahnya

"Nee... dan kau hampir melenyapkannya" ujar Yoongi

"Aku... Aku bahkan belum bertemu dengannya... Bagaimana mungkin..." saut Ji Eun

"Dia ada disini dan kau hampir mati konyol karna sifat keras kepalamu itu" ujar Yoongi menaruh tangannya di perut Ji Eun yang masih rata. Ji Eun menatap Yoongi seolah bertanya apakah dia tengah hamil. Dan Yoongi menganggukan kepalanya.

Ji Eun tersenyum dan Yoongi pun memeluknya.

"Gomawoo... mulai hari ini aku akan menjagamu... Aku tidak akan membiarkan siapapun termasuk ayahku menyakitimu" ujar Yoongi

"Apa jika bayi ini laki laki Tuan muda akan menikahiku?" tanya Ji Eun dalam pelukan pria itu.

"Nee..." ujar pria ini

Satu minggu kemudian....

Seluruh keluarga Min berkumpul di mansion Tuan Min. Semua orang masih belum memulai makan malam mereka. Tn. Min masih menunggu putra bungsunya datang. Sementara di luar mansion, Sebuah helikopter baru saja mendarat. Yoongi turun dari sana, lalu  menyambut tangan Ji Eun. Keduanya turun dari helikopter itu dengan pengawalan ketat.

"Tuan... Aku sangat takut" ujar Ji Eun

"Tidak ada yang bisa menyakitimu, selama aku di samping mu" bisik Yoongi sembari menggandeng tangan Ji Eun memasuki mansion itu.

"Beraninya kau membawa jalang itu ke mansionku" ujar Tn. Min dengan wajah merah padam menatap kedatangan putra yang ia tunggu

"Dia bukan jalang... dia istriku... dan sekarang dia sedang mengandung putraku" ujar Yoongi yang membuat Ji Eun merasa tidak tenang.

"Bagaimana jika yang aku lahirkan bukan seorang putra" batin Ji Eun

"Kau benar benar sudah di luar batas Min Yoongi" ujar Tn. Min

"Appa lah yang memprovokasi ku" ujar Yoongi

Tn. Min bangkit dan meninggalkan meja makan. Begitu pula ketiga wanita Tn. Min dan dua saudara Yoongi pun ikut bangkit dan meninggalkan meja makan. Menyisakan putra tertua rumah itu.

"Pahamilah... Appa pasti kecewa dengan keputusanmu Yoongi-ah... Kau putra kesayangannya keputusanmu pasti melukainya.

"Aku datang untuk memberitahukan statusku dan Ji Eun saja... Bukan meminta izin...." ujar Yoongi lalu membawa Ji Eun keluar dari mansion itu.

Malam itu Ji Eun berdiri di dapan jendela kamarnya dan Yoongi. Ia berdiri di sana sambil melamun menatap hujan malam itu. Tiba tiba saja kedua lengan Yoongi merangkulnya dari belakang. Pelukan itu membuyarkan lamunan Ji Eun.

"Ada apa?" bisiknya yang kini menyandarkan dagunya di leher istrinya itu

"Tuan muda.... " saut Ji Eun meletakan tangannya di atas tangan suaminya yang tengah merangkulnya

"Perlakuan keluargaku membuatmu sedih...?" tanya Yoongi dan Ji Eun menggeleng

"Aku tau reaksi mereka akan seperti itu" ujar Ji Eun

"Lalu apa masalahnya" ujar Yoongi memutar tubuh Ji Eun menghadapnya

"Cintamu Tuan..." ujar Ji Eun

"Aku belum berhasil mengisi hatimu" tambahnya lagi

"Maaf aku terlalu egois.. dan serakah.
Tapi bagiku selagi aku belum menguasai hatimu... Tuan akan dengan mudah membuang ku saat tuan bosan denganku" ujar Ji Eun yang membuat Yoongi tersenyum remeh

"Kau punya putraku disini" Ujar Yoongi menunjuk perut Ji Eun

"Bagaimana jika dia bukan seorang putra?" ujar Ji Eun

"Kau punya status sebagai istriku" ujar Yoongi lalu mendaratkan sebuah ciuman di bibir Ji Eun

"Turunlah... Makan malamnya sudah siap... Kita belum makan malam" Ujar Yoongi lalu meninggalkan Ji Eun

"Tuan... Kau membuatku bingung..." Batin Ji Eun

Saat ini keduanya duduk di meja makan. Yoongi baru saja memotong ayam itu untuk Ji Eun.

"Makanlah..." Ujar Yoongi menaruh piring Ji Eun kembali

"Tuan ... terimakasih" Ujar Ji Eun tersenyum

"Makanlah yang banyak... Bayi kita putuh nutrisi" ujar Yoongi

Seperti biasa Seolah sudah menjadi ke biasaan Yoongi selalu membantu Ji Eun tanpa ia sadari.

"Besok kita pindah ke apartemenku di Seoul" Ujar Yoongi

"Apa Tuan Min mengusir kita?" Tanya Ji Eun

"Aniya... Tapi tempat ini punya akses yang jauh dari rumah sakit..." Ujar Yoongi

"Baiklah... Aku akan menyiapkan barang barangku malam ini" Ujar Ji Eun

"Tidak perlu.. Biarkan yang sudah disini tetap disini, aku sudah mengisi apartemen itu dengan keperluan kita nanti." ujar Yoongi

"Malam ini... Apa tuan tidak ingin menghabiskannya denganku sebelum kita meninggalkan tempat ini?" tanya Ji Eun yang membuat Yoongi kaget dan tersedak

"Maafkan aku Tuan" ujar Ji Eun memberikan air minum untuk Yoongi

"Kau menginginkanku?" tanya Yoongi

"Nee..." Jawab Ji Eun

"Tunggu aku di kamar... Aku harus menyelesaikan beberapa pekerjaanku yang tertunda" Ujar Yoongi melanjutkan makan tanpa menatap Ji Eun.

"Apa aku di tolak ? Kenapa ekspresi Tuan muda begitu?" batin Ji Eun

Setelah selesai makan malam....
Yoongi masih duduk di meja kerjanya. Tak lama asisten pribadinya datang.

"Tuan Muda... Semuanya sudah siap... Kemanan tempat itu adalah yang terbaik di Seoul anda tidak perlu khawatir lagi, terlebih hanya anda dan Nyonya Muda yang memiliki akses masuk kesana" Jelas pria itu

"Apa appa ... Benar benar menarik investasinya?" tanya Yoongi

"Pergerakan Tn. Min masih masif ... Belum ada tindakan apapun... Tapi Tuan Muda tenang saja... Kondisi perusahaan kita semuanya dalam keadaan siap" Ujar pria itu.

 ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang