Rencana Trenggono.

6 0 0
                                    


Selat Malaka...

Armada Portugis masih dalam perjalanan ke Sunda Kelapa, layar-layar putih dengan simbol salib merah terkembang.Meriam-meriam teracung kedepan, siap memuntahkan peluru-peluru yang mematikan.

Kapal utama Portugis....

Sang laksamana Portugis, Francisco De Sa sudah memakai baju besi dan juga topi baja, pedang tersemat di pinggangnya.Di sebelahnya berdiri seorang prajurit yang juga berbaju besi dan bertopi baja dengan membawa senapan.

"Berapa lama lagi kita akan sampai ke Sunda Kelapa, komandan? tanya si prajurit.

"Sebentar lagi, Kita harus bergabung dengan Pasukan Padjajaran sebelum Pasukan Demak sempat menjalin kerjasama dengan Cirebon dan bergerak ke Sunda Kelapa.Rencananya, Prabu Surawisesa juga bergerak dari Pakuan dengan pasukan yang sangat besar.Jadi kita berharap kita bisa bersama-sama mereka memukul mundur musuh"jawab Francisco De Sa.

Halaman Masjid Agung Demak....

Latihan sedang dimulai, setiap regu, antara lain regu Arjuna, Yudhistira,Nakula,Sadewa, dan Bima sedang berkumpul bersama pembinanya masing-masing untuk latihan.

Regu Yudhistira....

Regu itu diisi oleh prajurit-prajurit muda.Dan pembinanya adalah Raden Husain.Hari itu, latihannya adalah memecahkan botol-botol kaca dengan pedang.

Raden Husain membuat tumpukan botol kaca yang cukup tinggi.Lalu memberikan instruksinya.

"Saudara, silakan saudara pecahkan botol-botol ini dengan penuh kesungguhan, setiap hancur 1 tumpukan, ganti yang lain dan akan gantian dengan anggota lainnya,paham? perintah Raden Husain.

"Pahaam"jawab para prajurit serentak.

"Pertama, saudara Joko, silakan pecahkan"perintah Raden Husain.

Joko yang gemuk dan tinggi itu mengambil ancang-ancang hendak mengayunkan pedangnya untuk memecahkan tumpukan botol dan....

SRAKKKK!!!!! hanya dua botol yang pecah oleh tebasan pedang Joko, Joko pun begitu terengah-engah.

"Selanjutnya, saudara Kumar! perintah Raden Husain.

Kumar, seorang jawara keturunan india yang berbadan tinggi dengan kumis hitam lebat itupun maju dengan pedangnya, dan...

CSARRRKKKK!!!! ternyata hanya tiga botol yang pecah.

Satu persatu berupaya memecahkan botol-botol itu, tapi tidak banyak yang pecah.Paling hanya sedikit.

"Wadohh, Iki piye toh, kok mek titik wae sing pecah, gak onok ta sing kuat*" omel Raden Husain dengan logat Jawa Timur nya.

"Selanjutnya, Gagak Lumayung, silakan maju"perintah Raden Husain.

Tawa pecah di kompi prajurit itu, mengingat badan Arkian tidak begitu besar.Akankah ia kuat memecahkan tumpukan botol kaca itu. Yang lain saja hanya pecah satu atau dua dan tumpukan itu begitu tinggi.

Namun, Arkian tetap percaya diri.Ia menatap tajam tumpukan botol tersebut,

POV Arkian:
"Bismillahirahmanirahim, aku pasti bisa memecahkan botol botol ini"

SRAKKKKK!!!!! Arkian mengayunkan pedangnya, sekali tebas saja botol-botol itu pecah semuanya, disambut iringan tepuk tangan yang begitu meriah dari prajurit-prajurit lainnya.

POV Raden Husain:

"Sakti mandraguna, ia mampu memecahkan botol-botol ini sekali tebas saja, ia dari suku mana ya?

Balairung Sultan Demak....

Ruangan balairung itu lantainya terbuat dari keramik dengan tembok bercat putih dan tiang-tiang kayu.Sultan Trenggono duduk di singgasana berundak enam dengan memakai jubah hitam dan serban hitam yang melingkari kepalanya, Fatahillah berdiri di hadapan singgasana itu seraya menundukkan kepala dengan takzim pada sultan.

"Menantuku Fatahillah, bagaimana persiapan mu untuk menyerang Sunda Kelapa, sudah siapkan semua? tanya Sultan Trenggono.

"Sudah, Ayahanda, Ananda sudah melatih para pasukan untuk berperang dan memerintahkan Khoje Zainal untuk mempersiapkan meriam-meriam kita, Ananda yakin Insya Allah kita akan menang dalam pertempuran"jawab Fatahillah.

"Nak, Ayahanda mungkin tidak ikut berperang di Sunda Kelapa karena ada urusan negara.Hendaknya kau laksanakan strategi ayahanda, pisahkan Pasukan Padjajaran dan Portugis terlebih dahulu.Ayah yakin Prabu Surawisesa dan Pasukan Padjajaran terlebih dahulu sampai di Sunda Kelapa karena jarak antara Pakuan-Sunda Kelapa lebih dekat dari jarak Malaka-Sunda Kelapa, jadi hadapi mereka dulu.Dan ketika Portugis sampai, Portugis telah kehilangan sekutu dan mereka lebih mudah dikalahkan"ujar Sultan Trenggono.

"Siap, perintah Ayahanda akan Ananda laksanakan sebaik-baiknya"jawab Fatahillah.

"Dan jangan lupa, jangan tunggu Portugis membuat kubu pertahanan dulu baru menyerang mereka.Pendahulu ayah, Pati Unus, gugur dalam Pertempuran melawan Portugis di Malaka karena berhadapan dengan Benteng Farmosa yang dibangun Portugis disana.Dengan benteng, Portugis akan lebih kuat.Ketika Pati Unus berupaya menjebol benteng itu.Peluru meriam Portugis malah menghujaninya dan membuat kapalnya tenggelam"jelas Sultan Trenggono.

"Ini kesempatan, ayah, kita akan beri pelajaran pada Portugis supaya mereka tidak menjajah Pulau Jawa, mereka pasti bernafsu menjajah Pulau Jawa karena ketakutan mereka akan serangan Pati Unus ke pusat pertahanan mereka di Malaka beberapa tahun sebelumnya, maka aku harus menghadang mereka" Fatahillah mengepalkan tangannya.

"Bagus, Ayahanda bangga punya menantu sepertimu, semoga Allah bersamamu"Sultan Trenggono tersenyum.

*Bahasa Jawa: wah ini, ada bagaimana, apa tidak ada yang kuat?


Mahapasundan-Kemelut di Sunda KelapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang