Pulang

8 0 0
                                    

"RAYIIIH, BANGUNLAH, MAAFKAN AKU SUDAH MEMBUATMU HARUS MENGALAMI INI"!!!! Agni menjerit seraya menggoyang-goyangkan tubuh Arkian yang sudah tak sadarkan diri.

Darah mengalir di bahu kanan Agni karena luka saat bertarung dengan Prajurit Portugis tadi, tetapi apa lah makna luka itu baginya.Hatinya jauh lebih perih melihat sang adik tergeletak tak sadarkan diri.

Agni mengangkat tubuh Arkian dan menggendongnya di bahu kirinya, berupaya mencari tempat yang aman di tengah peluru-peluru meriam yang berjatuhan.Sementara itu, di Sunda Kelapa...

"SERBUUUUU!!!!! teriak Fatahillah, Pasukan Demak-Cirebon bergerak mengepung Pasukan Portugis yang berhasil mendarat dan menyerang dengan tombak, pedang, maupun bedil.Pasukan Portugis kini terkepung dan pertempuran masih berkecamuk dengan sengitnya, gemerincing pedang beradu dan suara tembakan yang silih berganti memekakkan telinga.

Pasukan Demak mulai terdesak, satu persatu prajurit mereka berguguran karena berhadapan dengan Pasukan Portugis yang bersenjata lebih canggih, Fatahillah terlihat cemas melihat pasukan Demak yang semakin terdesak.Darah tumpah membasahi pasir putih pantai dan asap hitam memenuhi udara.Suara ledakan meriam silih berganti menghantam kedua pihak dan peluru-peluru meriam memenuhi udara.

Sementara itu....

Syarif Hidayatullah juga memacu kuda ke arah Fatahillah dan menunjuk medan pertempuran dengan cemas,

"KITA TERDESAK!LAKUKAN SESUATU!!!! teriak Syarif Hidayatullah.

"Khoje Zainal, tembak kapal Komando Portugis!!!teriak Fatahillah.

Khoje Zainal pun  berupaya menyulut meriam pusaka Demak, Ki Amuk yang berukuran sangat besar.Meriam ini merupakan meriam pusaka milik Kesultanan Demak, dan....

JDUARRRR!!!!!!!

Ledakan terdengar dan peluru meriam melesat meledakkan kapal komando Portugis dan menenggelamkannya,bersamaan dengan itu.Terbuka sebuah lubang besardi udara yang berwarna hitam, yah lorong waktu.

Di pemukiman warga....

Agni yang sedang menggendong Arkian di pundaknya tersedot oleh lubang besar misterius berwarna hitam itu, Hingga akhirnya...

Agni dan Arkian jatuh kembali di bawah pohon tempat lorong waktu tersebut.Kala itu sudah malam, Arkian belum saja tersadar dari pingsannya.

Agni dan Arkian sudah kembali tiba di zaman modern, segera saja Agni menggendong Arkian ke  villa tempat mereka bermalam sebelum tersedot ke ruang waktu, lecet di pundak kanan Agni memang terasa perih, tapi ia mengorbankan semua itu demi keselamatan sang adik.

Agni masuk ke villa setelah membuka pintunya, villa itu kosong rupanya dan lupa dikunci, lalu membaringkan Arkian di sofa ruang tamu, Lalu Agni mengambil ponsel di sakunya dan mencoba menghubungi Ibu:

Agni masuk ke villa setelah membuka pintunya, villa itu kosong rupanya dan lupa dikunci, lalu membaringkan Arkian di sofa ruang tamu, Lalu Agni mengambil ponsel di sakunya dan mencoba menghubungi Ibu:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agni kecewa mendengar jawaban tersebut.Sungguh tidak pantas  bagi seorang ibu yang anaknya terluka menjawab seperti itu.Agni lantas menghubungi Ibu Farhati, yang di masa lalu telah menyusui dirinya juga Arkian.Ibu Farhati jauh lebih peduli dibandingkan Ibu Ningsih.

Ibu Farhati jauh lebih peduli dibandingkan Ibu Ningsih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak lama kemudian...

Arkian sudah tersadar dari pingsannya.Matanya mulai terbuka, ia berupaya menegakkan kepalanya.

"Rayih, kamu sudah sadar, kah? mata Agni berbinar.

"Yundaa" jawab Arkian lemas.

"Iya, Rayih, maafkan Yunda sudah membuat mu terjebak di tempat yang penuh bahaya, Yunda minta maaf yah"Ujar Agni.


"Tidak apa-apa, Yunda,aku bersyukur masih bisa selamat, hufft" jawab Arkian.

"Apakah barang-barang kita masih disini, Yunda"? tanya Arkian.

"Sebentar, Yunda cari dulu"Agni bangkit dari duduknya, dan tak lama kemudian...

"Alhamdulilah, masih ada nih tas Yunda sama tas kamu, tadi Yunda nemu di belakang" ucap Agni.

"Kita nanti istirahat dimana, aku pengen dipijat" rengek Arkian.

"Nanti yah di rumah Ibu Farhati, Ibu dan Ayah sedang sibuk diluar negeri, jadi nanti kita ke rumah Ibu Farhati,Sepertinya mobil ojek yang akan mengantar kita kesana sudah tiba, ayo" ujar Agni.

Trivia:

Dalam sejarah aslinya, Meriam Ki Amuk dan Khoja Zainal itu benar-benar ada.Meriam Ki Amuk disebut juga sebagai Ki Jimat.Dan Khoja Zainal merupakan seorang mualaf yang menjadi teknisi meriam Kesultanan Demak.Penulis Portugis Duarte Barbosa mencatat bahwasannya pada abad ke-16 M, Orang Jawa sangat handal dalam membuat senjata api dan meriam.

Menurut Graaf dan Pigeaud, antara 1528-1529, Meriam Ki Jimat dihadiahkan pada Penguasa Banten  sebagai ucapan selamat atas kemenangannya melawan Kerajaan Galuh.

Meriam Ki Jimat ini berukuran 3,45 M panjangnya dan dapat dilihat di Kampung Karang Antu, Banten.Dibuat sekitar tahun 1527-1528 M.

Refrensi:Dibawah Panji Estergon, DR

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Refrensi:
Dibawah Panji Estergon, DR.Kasori Mujahid, Penerbit Istanbul,2022 M.

Mahapasundan-Kemelut di Sunda KelapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang