Armada Portugis

5 0 0
                                    

Selat Sunda....

Kapal-kapal Portugis masih berlayar, dengan layar putih dan logo salib merah ditengah-tengahnya, meriam-meriam telah teracung kedepan.Mereka mengira  Sunda Kelapa masih dikuasai oleh Padjajaran.

Istana Sri Bima, Pakuan Padjajaran....

Prabu Surawisesa duduk di singgasananya seraya bertopang dagu, didepannya seorang prajurit menundukkan kepalanya,

"Ada apa kisanak? tanya Prabu Surawisesa.

"Ampun Gusti Prabu, Sunda Kelapa telah jatuh ke tangan Demak dan saat ini Armada Portugis sedang menuju kesana untuk merebutnya dari Demak, Pasukan Cirebon juga telah bergabung dengan Pasukan Demak"ujar si prajurit.

"KURANG AJAR!!! AYO KERAHKAN PASUKAN KITA  UNTUK MEREBUT SUNDA KELAPA KEMBALI!!! teriak Prabu Surawisesa.

"Ampun Gusti Prabu, Pangeran Cakrabuana sedang menuju Galuh dengan pasukan yang sangat besar.Kita harus menghadang mereka terlebih dahulu, biarkan Portugis yang merebut Sunda Kelapa"jawab  si prajurit.

"Kau pikir Portugis bakal menyerahkan kembali Sunda Kelapa kepada kita?Mereka sangat serakah, bisa-bisa kita dijajah nanti"omel Prabu Surawisesa.

"Tidak ada waktu lagi Gusti Prabu, Pangeran Cakrabuana dan Prabu Kian Santang sedang bersiap merebut Galuh dari tangan kita, bantulah Galuh terlebih dahulu"pinta si prajurit.

Armada Portugis dibawah pimpinan Francisco De Sa mendekat ke Pantai utara Sunda, pasir putih pantai sudah terlihat.

Francisco De Sa berdiri di geladak kapal komando dengan gagahnya, pedang tersemat di pinggangnya dan baju besi melapisi tubuh kekarnya, kepalanya ditutupi topi besi.Ia memandang Pantai utara Sunda yang berkilau disinari sinar mentari.

Seorang ajudan dengan baju besi dan topi bundar serta kumis panjang berdiri di sampingnya.

"Komandan, Kita harus merebut Banten terlebih dahulu karena Syarif Hidayatullah sedang tidak ada disana, aku rasa ini jauh lebih mudah.Lalu kita akan menyerang Pasukan Demak-Cirebon yang berkumpul di Sunda Kelapa dengan dukungan Pasukan Padjajaran, sehingga Pasukan Demak-Cirebon akan terdesak ke timur dan mengalami kekalahan telak, lalu kita bisa merebut Demak"usul si ajudan.

"Tidak, Pasukan Demak bisa saja menyerang Pakuan Padjajaran sehingga kita kehilangan dukungan jika kita berlama-lama menyerang Banten.Biarkan Banten, Lalu kita akan menyerang Sunda Kelapa dan menghancurkan musuh disana, itu yang kuinginkan"Francisco mengepalkan tangan.

Armada Portugis berlayar ke Sunda Kelapa dan sampai pada malam hari, akan tetapi...

Malam telah melabuhkan tirainya, sementara itu prajurit-prajurit Padjajaran bergelimpangan di pantai dan reruntuhan benteng.Kemah-kemah Pasukan Demak bertebaran dan panji Estergon berkibar di atas benteng.

Francisco melongo memandang itu semua,matanya terbelalak dan mulutnya terbuka lebar,

POV Francico:

"Ternyata kita terlambat,  Sunda Kelapa telah jatuh ke tangan musuh, KURANG AJAR"!!!

Perkemahan Tentara Demak....

Bergantian tabib mengobati prajurit yang terluka, ribuan prajurit mengalami luka parah dan mereka berdesak-desakan mengantri ke tenda pengobatan, Arkian berada di antrian paling belakang.Terdesak oleh badan-badan prajurit lain yang lebih besar, karena badannya kecil, Arkian berhimpitan dengan mereka.

Seraya memegangi dadanya yang nyeri, Arkian berupaya tetap berdiri tegak walau harus berdesakan, ia mendesis kesakitan.Duh baru kali ini ia merasakan nyeri yang sangat mengikat seperti ini, napasnya sampai tersendat-sendat.Dadanya serasa dipukul berkali-kali, ditambah lagi ia harus berdesakan dengan para prajurit lain yang terluka lebih parah dan juga harus diobati.

POV Arkian:
"Duh, enak hidup di zaman sekarang.Dulu setiap aku syuting dan cedera, pasti boleh istirahat di kamar  villa dan diteleponkan supir yang bisa mengantarku pulang, sekarang...

Tak kuat menahan nyeri, Arkian terjatuh ke tanah, terduduk lemas, ia bertumpu dengan tangan kiri dan kedua lututnya sementara tangan kanannya masih memegangi dadanya yang nyeri, mendadak...

"HAH BEGITU SAJA KAU TAK KUAT, DASAR LEMAH, BESOK PORTUGIS AKAN DATANG DAN KITA AKAN BERTEMPUR MELAWAN MEREKA, LALU KAU AKAN DIAM SAJA DI TENDA HANYA KARENA LUKA RINGANMU ITU, HA?DASAR PENDEKAR ABAL-ABAL"!terdengar sebuah ejekan, Arkian memalingkan kepalanya dan ternyata itu Raden Husain yang berdiri di sebelahnya.

Dengan tangan kekarnya, Raden Husain menjewer telinga Arkian.

"HALAH, CUMA LUKA RINGAN SAJA UDAH LEBAY KAYA GITU, UDAH DIOBATINYA PAS PERANG SUDAH SELESAI, BESOK KITA MASIH HARUS BERTARUNG MELAWAN PORTUGIS!SANA KE TENDA DULU ISTIRAHAT, TUH LHO BANYAK PRAJURIT YANG LUKANYA LEBIH PARAH DARI KAMU, CEMEN HUH!!!bentak Raden Husain dengan nada tinggi.

Arkian masih meringis-ringis kesakitan seraya memegangi dadanya yang nyeri,

"CEPAT KE TENDA, BANYAK PRAJURIT YANG TERLUKA LEBIH PARAH DARI KAMU!CUMA NYERI GITU AJA UDAH CENGENG, MAKANYA KALAU MASIH BOCIL JANGAN IKUT PERANG KAYA GINI!!! ejekan Raden Husain makin menjadi.

Tertatih-tatih, Arkian berjalan menuju tenda untuk beristirahat, mencari tenda yang masih kosong, napasnya masih terengah-engah.Iapun menemukan satu tenda yang tidak begitu penuh, didalamya ada lima prajurit yang tertidur dan masih ada tempat buat ia beristirahat.

Arkian masuk ke tenda dan berupaya berbaring, tempat istirahatnya tidak senyaman kamarnya di masa modern.Bau keringat para prajurit menyengat  memenuhi  tenda, dan tidak ada kasur, hanya ada tanah yang dialasi dengan tikar tipis.

Arkian melepas pakaiannya dan serbannya, lalu pakaiannya ia jadikan alas tidur dan serbannya ia ikatkan ke dadanya yang cedera untuk mengurangi rasa sakit.Tempat tidurnya tidak begitu nyaman, tapi apa boleh buat.Arkian langsung terlelap, matanya terpejam.

Fatahillah masih berpatroli dengan menunggang kuda hitamnya, melihat Armada Portugis mendekat....

Kudanya ia pacu ke bibir pantai, Kapal-kapal Portugis mendekat dan Francisco turun dari kapalnya,

"Fatahillah, kau komandan Pasukan Demak bukan? tanya Francisco.

"Iya, akulah komandannya dan aku yang merebut tempat ini" jawab Fatahillah dengan tenang.

"SERAHKAN TEMPAT INI PADA KAMI ATAU KAMI AKAN MEREBUTNYA DENGAN MERIAM!!! teriak Francisco lantang.

"Aku tak takut ancamanmu, pasukanku akan menghadang armada kalian dan mengenyahkan para penjajah, lawan kami dulu" jawab Fatahillah.

"Yah sudah, aku akan membombardir tempat ini, dan kau tak kan sanggup melawan, hahahaha... Francisco tertawa jahat.



Mahapasundan-Kemelut di Sunda KelapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang