Berangkat Ke Cibubur.

17 1 0
                                    


Esok harinya, sabtu pagi....

Kamar Agni....

Arkian dan Agni sedang berkemas, bersiap berangkat ke Hutan Cibubur, Jakarta, untuk syuting, tas mereka siapkan.Tak ketinggalan pula bekal makanan.Karena mereka baru akan pulang ke Tangerang hari ahad.

Diluar pintu...

Mobil pribadi Keluarga Ustadz Suep yang disetirkan supirnya Pak Ucok sudah menunggu, mobil tersebut adalah mobil sedan abu-abu  yang tidak terlalu besar.

Setelah selesai berkemas...

Arkian dan Agni menemui Pak Suep dan Ibu Ningsih di ruang tamu, sepasang suami istri tersebut sedang duduk di sofa sambil berangkulan dan menikmati teh panas.

"Mau syuting lagi nak? tanya Pak Suep.

"Iya, Ayah, kami mau syuting di Cibubur, pamit yah, Assalamualaikum"ucap Agni.

"Hati-hati di jalan nak"Ibu Ningsih memeluk keduanya.

"Baik,bu"jawab Agni.

Keduanya segera masuk ke mobil dengan menggendong tas ransel, Pak Ucok sudah siap menyetir, supir berkepala botak dengan wajah garang dan kumis hitam panjang itu tampak ramah, ia memakai seragam biru dan celana hitam.

Mobil pun melaju.Mereka berangkat ke Cibubur.Sepanjang perjalanan mereka mengobrol.

"Agni, kamu tahu nggak ada lho yang meragukan kebenaran berita Pembebasan Sunda Kelapa yang lalu namanya diubah menjadi Jayakarta oleh Fatahillah"pancing Pak Ucok.

"Masa, bukannya itu sudah dicantum di banyak refrensi? bantah Agni.

"Iyha, tapi ada yang mengatakan bahwa Fatahillah itu aslinya Orang Yahudi yang datang ke Sunda Kelapa untuk membantai Orang Betawi, percaya atau nggak urusan kamu sih, tapi coba baca dulu artikelnya, ini Om kirimkan"jawab Pak Ucok sambil mengirimkan sebuah artikel ke WA Agni.

Agni mengambil ponselnya dan dan membuka kiriman artikel tersebut:

"Aya-aya Bae, Om, ini mah artikel sampah, masa katanya Fatahillah itu Orang Yahudi yang membakar Sunda Kelapa dulu, ini mah ngawur namanya"bantah Agni

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aya-aya Bae, Om, ini mah artikel sampah, masa katanya Fatahillah itu Orang Yahudi yang membakar Sunda Kelapa dulu, ini mah ngawur namanya"bantah Agni.

"Kamu kan belum menyelidiki, selidiki aja dulu, mau tanya caranya gimana? pancing  Pak Ucok.

"Gimana? Agni penasaran dong" mata Agni mulai berbinar.

"Jadi di Cibubur itu kan ada pohon beringin besar dan berlubang yang katanya orang-orang itu lorong waktu, kamu masuk aja ke sana,siapa tahu bisa ke zamannya Fatahillah, terus nanti kamu selidiki benar atau tidak ucapan Om, kalau salah ya bilang aja salah"lanjut Pak Ucok.

"Fatahillah itu kan setahuku Muslim Pasai yang pindah ke Demak karena negerinya dijajah Portugis lalu turut memimpin Pasukan Demak melawan Portugis kan? aku baca di bukunya Joao De Barros Decadas Das Asia, aku punya kok bukunya di rumah, Om mau pinjam? tawar Arkian.

"Penelitian sejarah itu kan terus berkembang, bisa jadi pendapat ahli sejarah dulu ama sekarang berbeda, kagak bisa disama-samain kaya gitu"bantah Pak Ucok.

Setelah 1 Jam 12 menit...

Sampai juga mereka di Cibubur, tepatnya di penginapan para aktor sinetron, Villa Haifa.

Villa itu cukup besar dan bercat krem dengan atap batu bata merah dan dinding luarnya dihiasi batu sungai, jendela kacanya sangat jernih dengan korden putih, pintunya terbuat dari kayu jati, tingkatnya ada tiga.

Di gerbang villa yang berwarna hitam...

Arkian dan Agni turun,  seorang satpam berseragam putih dan bercelana hitam membukakan gerbang, mereka segera masuk dan mengetuk pintu, kala itu masih jam 8.00 siang.

"Tok..tok..tok"Asalamualaikum...Agni mengetuk pintu villa.

"Waalaikum salam warahmatullahiwabarakatuh"Ratih yang sudah sampai duluan membukakan pintu, Ratih memakai jaket abu-abu, kaus hitam, dan hijab berwarna hijau dengan celana jins lebar,kulitnya cerah dengan mata berwarna hijau.

"Ayo  Arkian,sini ngobrol dulu, masih sepi nih, yang lain belum pada datang, soalnya syuting rencananya mau dimulai besok sore, sutradaranya, Bu Haifa juga masih di Cirebon dan belum datang"ajak Ratih.

Ruang tamu villa bercat putih dengan lantai keramik warna krem dan karpet biru,juga sofa merah.

Agni masih sibuk membuka-buka ponsel dan melihat Stories Instagram teman-temannya, sementara Arkian dan Ratih asyik mengobrol.

"Arkian, selama sepekan ini, kamu udah latihan belum? besok tuh episode spesial lho" pancing Ratih.

"Udah sih, cuma tugas sekolah lagi banyak aja, jadi aku harus bagi-bagi waktu juga" jawab Arkian.

"Kabarnya anaknya Bu Haifa tidak main lagi di sinetron ini karena mau lanjut kuliah ke  Turki, kamu tahu nggak? tanya Ratih.

"Yang mana? Arkian bingung.

"Itu lho si Daffa, yang waktu itu memerankan Gagak Ngampar itu lho, ingat nggak pas adegan kamu jadi Kian Santang dan dia jadi Gagak Ngampar dan waktu itu kalian bertarung melawan Pasukan Nusakambangan? pancing Ratih.

"Iya sih, terus yang menggantikan perannya siapa? tanya Arkian.

"Kagak tahu sih, soalnya susah cari penggantinya kata kru film yang bisa menggantikan dia memerankan Raden Gagak Ngampar"jawab Ratih.

Kamus Bahasa Sunda:

Aya-aya Bae: ada-ada saja

Mahapasundan-Kemelut di Sunda KelapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang