Bombardir

5 0 0
                                    

Fatahillah cepat-cepat memacu kudanya kembali ke perkemahan dan menemui Raden Husain,

"Raden Husain, tiup terompet perang dan pastikan para prajurit terbangun, karena Portugis sudah datang"!!!! teriak Fatahillah.

"SIAPP!!! jawab Raden Husain.

Raden Husain mengambil terompet perang, meniupnya dan....

"TREEEETTTTTT!!!!!!suara terompet perang terdengar melengking memenuhi perkemahan dan membangunkan para prajurit.

"1.....2....3!!!! Raden Husain meneriakkan hitungan, para prajurit terbangun kembali dan bersiap-siap  mengenakan seragam serta menyandang senjata.

Arkian bangun dengan tergopoh-gopoh, mengenakan kembali seragam dan serbannya serta menghunus kujangnya.Ia berupaya mengabaikan rasa sakit yang menjalar di dadanya, bersama ribuan prajurit lain berlomba  berlari merapatkan barisan.

Para Prajurit Demak sudah bersiap dalam barisan yang kokoh dan rapi, Dalam waktu singkat, semuanya sudah berkumpul.Fatahillah memacu kudanya ke arah barisan-barisan pasukan yang sudah berbaris dengan tombak, pedang, dan keris terhunus.

"SYARIF HIDAYATULLAH, TUGAS KAU ADALAH BERSAMAKU MENGHADAPI PORTUGIS DENGAN PASUKANMU, KHOJA ZAINAL, PASTIKAN PARA PENEMBAK MERIAMMU TERUS MEMBALAS TEMBAKAN MEREKA DAN JANGAN BERHENTI, SEDANG KAU RADEN HUSAIN, ARAHKAN PARA PRAJURIT MUDAMU UNTUK MENGEVAKUASI WARGA DAN KAU, TAN ENG HOAT, KERAHKAN PASUKAN BERKUDA CIREBON UNTUK MENGHADANG PARA PASUKAN PORTUGIS YANG MENDARAT!!teriak Fatahillah.

"JDUARRR!!!!JDUARRRRR!!!!! tanpa aba-aba, peluru-peluru meriam melesat dari atas dek kapal-kapal Portugis, setiap peluru yang meledak mengeluarkan asap hitam yang memenuhi udara.Pasukan Demak terdesak, banyak yang berjatuhan.

Pasukan penembak meriam Demak yang terdiri dari bangsa Turki, Spanyol, maupun Orang Portugis yang telah masuk Islam dipimpin oleh Khoja Zainal, mereka bersiap membalas tembakan-tembakan Pasukan Portugis, sumbu meriam telah disulut dan..

"JDUARRRR!!!!JDUARRRR!!!! Pihak Demak balas menembakkan meriam ke kapal-kapal Portugis dan adu tembak pecah.

Di tengah-tengah kericuhan itu...

Arkian bersama beberapa prajurit muda lainnya sibuk mengevakuasi warga di pemukiman kali ini mereka tidak bertempur karena pertempuran akan ditangani prajurit-prajurit senior yang lebih handal, peluru Portugis juga berjatuhan di pemukiman dan membuat banyak warga berlari ketakutan.

"CEPAT, KESANA!KE TEMPAT YANG AMAN!Arkian berteriak-teriak seraya mengacungkan jarinya ke arah pinggiran daerah yang tidak terkena bombardir, para prajurit muda lainnya sibuk menggotong korban-korban yang terluka.

"JDARRR!!!!JDARRRR!!!!!! peluru-peluru yang mendarat merobohkan rumah-rumah kayu milik penduduk dan membuat kebakaran besar yang menyebabkan udara dipenuhi asap hitam.

Arkian terbelalak melihat hal itu, jantungnya berdegup kencang.Tangan kirinya pun masih memegang dadanya yang terasa nyeri, dadanya semakin sesak karena asap hitam yang memenuhi udara, tiba-tiba...

"RAYIIIIH, YUNDA DISINIIIIIIIII!!!!! terdengar suara teriakan yang sangat ia kenali, yah itu suara Agni.Agni terlihat di tengah para warga yang berlarian, memakai baju panjang kuning, kain batik di pinggang serta celana hitam panjang dengan rambut disanggul.

Agni berupaya mencari sang adik  di tengah hebatnya kericuhan tersebut.Namun...

Rupanya sekelompok Tentara Portugis turun dan menyerbu perkampungan warga, menghalangi Agni mencari si adik,Tentara Portugis menghunus pedang dan membantai warga yang lari.

Satu persatu warga tak bersalah berjatuhan di pedang-pedang Tentara Portugis, dan...

Agni mengambil golok yang tergeletak di tengah tumpukan mayat-mayat warga, kemudian meloncat menerjang Tentara Portugis yang membantai secara kalap, Ia meloncat dan berhasil menancapkan goloknya ke leher salah satu Tentara Portugis, Tentara itu terjatuh ke tanah dan kehilangan nyawanya, kemudian seorang tentara lain menyerangnya, Agni bangkit dan menusukkan golok ke perut Tentara Portugis tersebut hingga jatuh tersungkur, namun...

SRAKKKK!!!! seorang Tentara Portugis menebaskan pedangnya ke pundak Agni, Agni terluka, darah mengalir dari pundaknya.

Sementara itu...

Mendadak, Arkian berhadapan dengan seorang bertopeng dan bertudung hitam yang menghunus pedang panjang.Tiba-tiba saja orang misterius ini muncul di tengah peperangan, 

"HEAAAAA!!!!!!! orang misterius itu  meloncat dengan pedang terhunus dan menyerang Arkian, Arkian berupaya menangkis dengan kujangnya, akan tetapi...

SRAKKKKK!!!!! orang itu mendaratkan tendangan di lengan kiri Arkian, refleks, tangan kanan Arkian memegang lengan kirinya yang terkilir, seraya meringis kesakitan,dan...

BRAKKKK!!!! dengan gagang pedangnya, orang itu menetak hidung Arkian, darah mengalir dari hidung Arkian, Arkian terjatuh ke tanah, kepalanya mulai terasa pening, matanya mulai berkunang-kunang dan...

Agni berlari mendekati Arkian, memegang punggungnya, luka di pundak Agni terasa perih, namun hatinya lebih perih melihat adiknya itu harus sekarat didepan matanya,

"Bangunlah Rayih, jangan tutup matamu sekarang, kita cari tempat istirahat"jerit Agni.

"A..aku sudah tak kuat, Yunda..."ucap Arkian perlahan, matanya mulai tertutup.

"RAYIIIIIIIHHHHHH!!!!!Agni menepuk pelan kedua pipi adiknya itu seraya menjerit melihat kesadaran sang adik terkuras.


Mahapasundan-Kemelut di Sunda KelapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang