Penyerbuan

7 0 0
                                    

Sunda Kelapa....

Wak Item dan segelintir pasukannya sudah bersiap diatas tembok-tembok benteng dengan panah-panah dan juga meriam-meriam kecil untuk mempertahankan kota pelabuhan itu dari serangan Pasukan Demak dan Cirebon.

Sementara itu...

Dari Pelabuhan Muara Jati, Armada Demak bersiap-siap melancarkan serangan dan meriam-meriam telah dipasang di atas geladak kapal, kapal-kapal Demak pun sudah siap untuk berlayar.

Geladak kapal komando...

Arkian berdiri dengan gagah menatap samudra, ia sudah sembuh dari mabuk lautnya.Mata tajamnya menatap setiap jengkal lautan biru itu.Kedua tangannya terlipat di dada.

POV Arkian:

"Jangan-jangan  Yunda Agni ada diSunda Kelapa, jika ya, maka aku harus menyelamatkannya"

Fatahillah berdiri di samping Arkian, tangan kanannya menyentuh bahu Arkian,

"Nak, kuatkan dirimu.Ini adalah peperangan pertamamu, mungkin dalam hatimu ada rasa takut, tapi yakinlah bahwa Allah bersamamu"ujar Fatahillah.

"Siap paman, aku tidak takut apapun, aku hanya berharap aku bisa menemukan kakakku di sana"jawab Arkian mantab.

"Baiklah Arkian, aku akan mengangkatmu menjadi pembawa panji, peganglah panji  kebesaran Demak ini, Panji Estergon.Dan jangan sampai terjatuh"Fatahillah menyerahkan panji Estergon yang berwarna hitam pada Arkian, panji itu merupakan simbol kebesaran Demak.

Dengan khidmat, Arkian menerima panji itu dengan kedua tangannya.Panji itulah yang harus berkibar sepanjang pertempuran berlangsung dan bahkan jika bisa diusahakan berkibar di benteng musuh.

Akhirnya...

Kapal-kapal Demak menepi di Sunda Kelapa, di belakang sudah terbentang  tembok benteng pelabuhan yang dipenuhi Pasukan Padjajaran di atasnya, pasukan Padjajaran siap menghujani Pasukan Demak dengan anak panah dan meriam kecil.

Pasukan Demak mendarat satu persatu dari kapal-kapal mereka, meriam-meriam diturunkan dengan hati-hati, siap menghujam tembok kota pelabuhan terkuat di Tanah Sunda tersebut.

Sebagai pembawa panji, Arkian berdiri di barisan depan.Pasukan Demak berbaris dengan sangat rapi dengan tombak-tombak teracung ke langit, pedang-pedang dihunus dan cahayanya menutupi sinar matahari.Fatahillah turun dari kapal dengan menunggang kudanya, ia memacu kudanya ke tengah-tengah barisan pasukan dan menyemangati mereka,

"Pasukan, seranglah benteng itu dan jangan takut, sesungguhnya Allah bersama kalian, ALLAHUAKBAR!!!!Fatahillah menghunus pedangnya yang tajam dan kaki depan kudanya terangkat.

"Operator meriam, bersiap"!teriak Fatahillah.

Para operator meriam Pasukan Demak bersiap-siap menyulut sumbu meriam, dan...

JDUARRR!!!!JDUARRR!!!! peluru-peluru meriam meluncur dari moncong-moncong mengerikan itu, menghantam tembok-tembok Sunda Kelapa dan membuat banyak Pasukan Padjajaran terpental.

"SERANG BALIK!!!! teriak Wak Item.

Pasukan Padjajaran memasang anak panah pada busur mereka dan bersiap membidik, sementara itu...

"MAJUUUU!!!!! teriak Fatahillah seraya mengacungkan pedangnya ke depan.

Pasukan Demak maju  berhamburan menuju benteng, Arkian berlari dengan kencang demi menancapkan bendera kebesaran Demak di puncak benteng Sunda Kelapa, Pasukan Demak yang sampai lebih dahulu memasang tangga-tangga untuk memanjat benteng.Dan...

SRAKKK!!!!SRAKKKK!!! panah-panah musuh berluncuran, barisan depan Pasukan Demak berjatuhan, banyak yang syahid terkena panah-panah musuh.Namun barisan-barisan lain segera menyusul.

Mahapasundan-Kemelut di Sunda KelapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang